Gunung Batu Jonggol, Tempat Pelarian Sejenak dari Ibukota
Selasa, 29 Mar 2016 11:40 WIB

Ekoseptiyan
Jakarta - Gunung Batu Jonggol jadi destinasi yang tepat untuk menyepi dari hiruk pikuk ibukota. Di sini traveler bisa menikmati alam sambil bersantai melepas penat.Kerasnya tuntutan kehidupan ibukota dan macetnya jalanan di jam-jam sibuk kadang memberikan tekanan tersendiri bagi kita. Belum lagi, banyak hal dalam masalah pribadi yang menambah kerumitan. asmara contohnya, membuat kita butuh tempat pelarian sejenak.Cukup berkendara 2 jam menggunakan motor ke daerah Cariu, Jonggol maka kita sudah sampai ke Gunung Batu Jonggol. Sunrise yang indah, trek yang cukup terjal serta pemandangan dari puncak yang instagram-able dan akses yang cukup dekat dengan Jakarta menjadikan Gunung batu di daerah Jonggol sebagai tempat pelarian terbaik untuk menikmati alam.Gunung dengan ketinggian 875 mdpl ini didominasi pohon besar dan ilalang semak belukar. Trek menanjak yang di dominasi tanah liat dan bebatuan sebelum puncaknya menjadi tantangan tersendiri yang harus ditaklukan. Jalur pendakian di mulai dari pos pembayaran retribusi sebesar Rp 5000 per orang.Trek dengan kontur tanah merah dan pemandangan Gunung Gede Pangrango bakal menambah semangat kita untuk mendaki. Sampai akhirnya tiba di trek bebatuan dan harus menggunakan tali webbing untuk melewati trek bebatuan dengan kemiringan 60 derajat.Traveler harus ekstraΒ hati-hati menapak di bebatuan karena rapuh. Setelah melewati tempat untuk nge-camp dan 2 tanjakan terjal, maka kita akan tiba di puncak Gunung Batu Jonggol.Untuk mendapatkan sunsrise terbaik di sarankan nge-camp terlebih dahulu, dan mulai summit menjelang pagi hari. Selain menyuguhkan pemandangan indah nan hijau, puncak gunung batu juga menyimpan satu kisah yang memilukan tentang kematian pendaki yang tewas jatuh kedalam jurang dari puncak.Andri cahya nugraha, pemuda berusia 23 tahun dari komunitas GEPODAPALA, meninggal ketika sedang mendaki puncak bersama teman-teman dan kekasihnya. Ya kekasih yang dia cintai. Ini jadi pelajaran untuk kita bahwa yang paling dekat dengan manusia adalah kematian, dan faktor alam tak bisa kita hindari. Menjaga perkataan dan sikap jadi hal yang wajib di lakukan pendaki dimanapun berada. Serta yang tak kalah penting adalah menjaga kelestarian alam Indonesia untuk anak cucu kita dan jangan buang sampah sembarangan. Salam Lestari!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum