Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa

Monica Felicia - detikTravel
Minggu, 15 Nov 2015 09:45 WIB
loading...
Monica Felicia
Suasana pagi hari di Ranu Kumbolo
Oro Oro Ombo pada musim kemarau
Puncak Mahameru dari Pos Jambangan
Perjalanan menuju Puncak Mahameru jalur Arcopodo
Berhasil sampai di Puncak Mahameru
Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa
Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa
Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa
Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa
Perjuangan ke Puncak Mahameru yang Luar Biasa
Jakarta - Mendaki puncak tertinggi di Pulau Jawa yaitu Mahameru, tentunya menjadi tantangan bagi para pendaki. Banyak rintangan yang harus dihadapi sebelum menggapai puncak yang indah.Mahameru, begitulah sebutan bagi para pencinta alam khususnya mereka yang gemar mendaki gunung. Gunung ini merupakan gunung berapi yang masih aktif di Indonesia dan merupakan slaah satu puncak tertinggi di Indonesia.Banyak pendaki yang ingin mendaki ke gunung ini. Terlebih bagi yang tinggal dan lahir di Pulau Jawa, pastinya ingin sekali menikmati puncak tertinggi Pulau Jawa atau biasa disebut dengan Atap Pulau Jawa. Gunung yang masuk dalam Kabupaten Lumajang dan Malang di Jawa Timur ini merupakan primadona karena memberikan pengalaman dan pemandangan luar biasa.Beberapa waktu lalu, kami pun melakukan pendakian mencapai Mahameru. Bagi para pendaki dari Jakarta, bisa ke Malang dengan Kereta Matarmaja dari Stasiun Pasar Senen sampai Stasiun Malang Kota Baru. Naik kereta dapat menghemat perjalanan karena biayanya ramah untuk backpacker.Sesampainya di Malang, bisa naik angkutan umum ke Pasar Tumpang. Pada saat melakukan pendakian ke Mahameru, saya singgah di rumah Noer. Rumah Ibu Noer ini sangat sering terdengar di antara para pendaki karena dia menyediakan tempat singgah yang bersih dan transportasi bagi yang ingin ke Mahameru. Di rumah tersebut bisa istirahat sambil melengkapi surat-surat pendakian. Setelah semuanya selesai, kami langsung bergegas naik mobil truk yang biasa membawa pupuk atau ternak di daerah Pasar Tumpang. Jika naik jeep akan repot membawa banyak barang seperti carrier dan ramai.Dengan menggunakan truk juga akan lebih aman karena tidak akan terkena ranting-ranting pohon saat perjalanan menuju Ranu Pane. Selama kurang lebih 2 jam perjalanan, sampailah kami semua di basecamp Ranu Pane. Mengurus surat pendakian dengan ranger setempat lalu melakukan perjalanan menuju puncak Mahameru.Perjalanan awal kami disuguhi lahan pertanian warga, hingga tiba di bawah tiang bertulisan Selamat Datang Para Pendaki Gunung Semeru. Seperti biasa, kami foto untuk kenang-kenangan. Kami pun melanjutkan perjalanan.Jalanan mulai sedikt mengecil dan naik turun, namun kami tetap senang sambil tertawa di perjalanan ini. Kami akan menuju Ranu Kumbolo di mana harus melewati 4 pos untuk mencapai tempat kemping di sana. Di setiap pos kami berhenti sejenak untuk isitrahat dan minum.Tiap pos terkadang masih ada yang berjualan gorengan dan semangka. Semangka merupakan primadona buah di jalur pendakian tersebut, dikarenakan pada saat lelah dan haus dengan makan semangka rasanya langsung segar di tenggorokan. Tidak berlama-lama di pos kami terus melanjutkan perjalanan ke Ranu Kumbolo.Jalan menanjak dan gelap kami lewati semuanya hingga akhirnya melihat cahaya dari tenda yang bermalam di Ranu Kumbolo. Betapa senangnya saya dan teman-teman setelah melihat indahnya Ranu Kumbolo di malam hari, dengan disinari bulan dan bintang.Pos 4 pun kami lewati dan mulai turun ke wilayah Ranu Kumbolo. Sampai di Ranu Kumbolo kami langsung mengeluarkan peralatan kemping dan membuka tenda untuk istirahat. Teman saya, Jo, bertugas sebagai koki untuk membuat makan kami karena masakan dia sangat enak.Waktu berlalu kami pun tidur hingga menjelang sunrise. Saya pun bangun dan keluar tenda. Ya Tuhan terima kasih untuk pagi yang indah ini. Merinding saya melihat pemandangannya.Kami pun mulai mengeksplor Ranu Kumbolo dan mengambil foto untuk koleksi pribadi. Foto bersamalah kami semua di sana dengan baju tim. Setelah foto, sarapan dan beres-beres, kami lanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Langkah pertama kami adalah melewati tanjakan cinta yang konon pada saat menanjak jangan menoleh ke belakang agar orang yang disayang bisa menjadi jodohmu.Tidak seperti kelihatannya, ternyata pada saat didaki sangat melelahkan. Hingga puncak tanjakan cinta, kami melihat oro-oro ombo yang biasanya akan tumbuh lavender pada saat bulai Mei dan terlihat padang savana dihiasi warna ungu bunga tersebut.Perjalanan menuju Kalimati kurang lebih 4 jam. Jalanan menanjak dan udara panas yang sangat menyengat membuat kami mudah lelah dan haus. Namun kami terus berjuang hingga berada di Pos Jambangan. Di sana terlihat sudah bagaimana puncak Mahameru dan jalurnya yang akan kami daki esok subuh.Kami sangat beruntung saat melakukan pendakian di bulan tersebut karna tidak banyak pendaki yang ke Mahameru. Di camp Kalimati pun sangat sepi tenda yang berdiri di situ. Seperti biasa, kami berbagi tugas, ada yang membangun tenda, masak dan mencari air.Kami harus saling menjaga agar semua dapat mencapai puncak dan tetap selamat dari awal hingga akhir. Kami pun istirahat untuk mengisi tenaga sebelumΒ  pendakian ke puncak Mahameru. Jam 2 subuh kami bangun sambil sarapan dan melengkapi peralatan pendakian.Sebelumnya, kami berdoa bersama dan menyalakan headlamp. Jalan melewati hutan dan udara dingin yang menusuk tidak cepat menghentikan kami. Beberapa kali istirahat dan melewati jalur campuran debu dan pasir membuat lambat untuk berjalan.Kami terus lanjut hingga tibalah di Arcopodo, perbatasan antara hutan dan jalur menuju puncak. Setelah Arcopodo jalur semakin berat karena yang kami lewati adalah pasir sangat dalam. Lelah sekali untuk melangkah ditambah oksigen yang mulai menipis.Pelan-pelan kami terus melangkah hingga akhirnya matahari mulai terbit dihiasi awan menjadikan semuanya tampak indah. Tidak sekali kami mendengar pendaki di depan memepringatkan berhati-hati. Kami juga harus tetap waspada dengan jalur didepan kami karna sering kali ada batu yang jatuh.Kami sudah semakin melambat karna lelah yang tiada duanya. Membuat kami sedikit putus asa, seperti sudah tidak kuat lanjut ke puncak. Namun apa gunanya tim jika tidak saling mendukung dan menyemangati.Diperjalanan menuju puncak ini, saya merupakan wanita sendiri di tim ini. Jadi kami saling memotivasi kalau wanita dan laki-laki bisa mencapai bersama.Akhirnya kami tiba di Puncak. Kami semua menangis terharu betapa indahnya tempat ini, betapa berat perjuangan yang kami lalui, betapa kompaknya kami bisa bersama-sama di puncak ini.Segeralah kami berdoa kepada Tuhan untuk tidak lupa berterima kasih atas kelancaran perjalanan ini. Setelah itu, kami foto bersama dan saling bersalaman dan berkata jangan lupakan kenangan ini, tim ini dan cerita untuk masa depan bagi keluarga dan anak-anak kami.Banggalah saya dan teman-teman bisa berada di puncak tertinggi di Pulau Jawa dan salah satu yang tertinggi di Indonesia. Inilah cerita pendakianku, terima kasih Tuhan, kawan dan Indonesiaku.
Hide Ads