Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang

Hardy Limiyanto - detikTravel
Selasa, 24 Nov 2015 13:28 WIB
loading...
Hardy Limiyanto
Parade Perahu Hias
Upacara Adat
Karnaval Baju Tradisional di atas Laut
Berbagai jenis pakaian
Theater musikal
Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang
Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang
Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang
Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang
Semangat Warga Bungku Selatan di Festival Bajo Pasakayyang
Jakarta - Festival Bajo Pasakayyang diadakan untuk mengenal lebih dekat tradisi Suku Bajo. Serta memperkenalkan Kepulauan Sombori sebagai kawasan wisata baru di Indonesia ke mata dunia.Ini adalah kali kedua saya mengikuti salah satu festival besar dari ratusan festival yang ada di Indonesia. Dan yang paling seru untuk festival kali ini adalah selain tempatnya yang terbilang tersembunyi, juga karena ini adalah hadiah jalan-jalan gratis dari detikTravel atas tulisan cerita perjalanan saya sebagai dTraveler.Untuk itu teman-teman traveler yang lain jangan ketinggalan untuk upload cerita serunya di sini. Kali saja bisa dapat kejutan seperti saya yang memenangkan hadiah untuk mengikuti Festival Bajo Pasakayyang pada 21 November 2015 yang diadakan di Pulau Kaleroang, Kecamatan Bungku Selatan.Lebih tepatnya di Kabupaten Morowali Sulawesi Tengah. Yang mana festival ini diadakan untuk mengenal lebih dekat tradisi Suku Bajo serta memperkenalkan Kepulauan Sombori sebagai kawasan wisata baru di Indonesia ke mata dunia.Nah, sejak pertama kali mengupload tentang daerah ini di media sosial, semua teman justru bertanya di mana lokasi itu. Saya sendiri yang ber-KTP Sulawesi Tengah saja belum pernah mendengar nama lokasi ini sebelumnya.Dengan minimnya informasi tentang daerah ini, tentunya menjadi hal yang lebih menarik lagi untuk dikunjungi. Untuk menuju Pulau Kaleroang ini bisa ditempuh dengan menggunakan jalur darat ataupun laut. Walau berada di Sulawesi Tengah, namun akses bandar udara terdekat saat ini adalah melalui Bandara Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara.Menurut panitia, Pulau Kaleroang dipilih sebagai lokasi acara dikarenakan selain sebagai kota terbesar di kecamatan Bungku Selatan, juga dikarenakan Kaleroang merupakan lokasi bersejarah serta memiliki posisi strategis yang sering dijadikan bandar untuk pulau-pulau atau kota disekitarnya.Saya yang tiba di Pulau Kaleroang pada 20 November 2015 malam cukup terkaget-kaget melihat antusiasme warga dalam perayaan festival ini. Padahal saat itu waktu menunjukkan pukul 23.30 WITA yang mana pada waktu seperti itu biasanya untuk warga di tempat terpencil biasanya sudah jarang terlihat aktifitas.Saya dan rekan dari detik travel menyempatkan diri mengelilingi dearah tersebut, sekedar ikut merasakan euphoria warga. Ada warga yang sedang mempesiapkan perahu yang akan diikutkan parade, ada pula warga yang masih bermain musik ataupun sekedar bercanda ria dengan warga yang lain.Keesokkan pagi harinya sejak pukul 06.00 pagi, satu persatu perahu dari warga kecamatan Bungku Selatan yang akan mengikuti parade perahu hias terlihat berkumpul di tepi Dermaga Kaleroang.Ribuan perahu menjadikan tepi dermaga tersebut terlihat sangat berwarna-warni. Hiasan yang digunakan mulai dari umbul-umbul, dagangan khas suku bajo, sampai electone atau band melengkapi hiburan pada perahu dan kapal mereka.Sungguh pemandangan luar biasa yang sayang sekali jika terlewatkan. Sekali lagi melihat semangat warga setempat sangat bisa diajungi jempol. Hebatnya, semangat tersebut membuahkan hasil yang mengembirakan.Ternyata mereka berhasil memecahkan rekor MURI parade perahu hias terbanyak dengan total 1.749 perahu hias dalam festival ini. Selain itu ada dilakukan pula upacara sedekah laut atau Ngangaidah serta pengibaran bendera ula-ula yang mana biasa dilakukan jika ada prosesi adat.Setelah itu di sore hari, warga yang terdiri dari anak-anak dan remaja terlihat tengah sibuk mempersiapkan diri untuk mengikuti karnaval fashion show di atas laut. Lebih tepatnya di atas jembatan yang menghubungkan Desa Bungingkela dengan Pulau Kaleroang.Pakaian yang ditampilkan mulai dari pakaian pramuka, pakaian adat Indonesia hingga pakaian dengan tema budaya lainnya. Bahkan pakaian yang digunakan ada yang didatangkan langsung dari Jakarta.Jika melihat fashion show tersebut, pasti siapa pun akan terkesima. Para model berjalan di atas 'catwalk' sepanjang 1,3 KM dari Desa Bungingkela ke Pulau Kaleroang dengan suasana langit yang sendu. Ditambah dengan matahari senja yang malu-malu untuk menampilkan sinarnya. Sungguh pemandangan yang menakjubkan.Malam harinya pun acara diisi dengan penampilan teater musikal yang diperankan oleh anak-anak suku bajo dengan tema 'hilangnya putri paku.' Ini merupakan drama musik kolosal tentang asal usul Suku Bajo.Walau bukan pemain teater profesional, tapi anak-anak tersebut bisa berakting seperti artis profesional. Padahal menurut info, mereka hanya berlatih dalam waktu 10 hari saja.Setelah itu acara dilanjutkan dengan ceramah singkat, penyerahan piagam Muri dan penyerahan hadiah untuk pemenang lomba fotografi dan menulis blog serta ditutup dengan penampilan dari artis Ibukota.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads