Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau

Ietha Arni Septiana - detikTravel
Rabu, 01 Jul 2015 10:31 WIB
loading...
Ietha Arni Septiana
Gunung Batok difoto dari Penanjakan
saat dalam perjalanan sunrise sudah mulai muncul
Terlihat asap Bromo, dengan kawah yang masih aktif
pemandangan dari Puncak Bromo
diantara Bromo, Gunung Batok dan lautan Pasir
Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau
Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau
Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau
Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau
Tanpa Sunrise, Bromo Indahnya Tetap Memukau
Jakarta - Pasti semua orang ingin melihat sunrise di Pananjakan saat liburan ke Bromo. Tapi kadang, tidak semua orang berkesempatan melihat sunrisenya. Tanpa sunrise, Bromo tetap indah dipandang!Rasanya mungkin seperti belum pernah ke Jawa Timur kalau belum menginjakkan kaki di gunung api yang keindahannya tidak dapat didustakan ini. Dengan memiliki ketinggian 2.392 mdpl gunung yang terletak di dalam empat wilayah, yakni Pasuruan, Probolinggo, Lumajang dan Kabupaten Malang ini ternyata terdapat satu suku yang tinggal di kawasan Gunung Bromo, suku itu adalah suku Tengger.Gunung Bromo ini memiliki beberapa point tempat wisata. Selain bisa berkuda, ada juga Pasir Berbisik, Bukit Teletubies, Padang Rumput Savana, Bukit Penanjakan, Bukit Cinta dan air terjun Madakaripura.Kali ini saya dan empat teman saya akan mengexplore keindahan Gunung Berapi yang masih aktif ini. Perjalanan kami mulai start dari Semarang karena domisili kami dari Semarang. Pukul 18.30 setelah sholat magrib tak lupa kami berdoa bersama agar perjalanan lancar dan dilindungi Tuhan YME.Tujuan kami adalah mengejar sunrise, harapan kami bisa menikmati sunrise di Penanjakan Gunung Bromo. Jalur yang kami pilih lewat Wonokitri, Desa Tosari, Pasuruan.Pukul 03.00 kami sudah memasuki wilayah Kabupaten Pasuruan. Dini hari yang sangat sepi, kami mencari jalan ke arah Desa Tosari dengan menggunakan bantuan google maps karena kami tidak menjumpai orang untuk bisa kami tanya mengenai informasi jalan ke Desa Tosari.Akhirnya kami menemukan petunjuk arah bertuliskan "Pendakian Gunung Bromo". Saat itu waktu menunjukkan pukul 04.05. Kami ikuti petunjuk arah tersebut. Jalan semakin sempit, menanjak dan berkelok. Suara ayam sudah mulai bersahutan dan suara adzan Subuh mulai terdengar.Saat perjalanan ke Wonokitri, terlihat semburat cahaya kuning mulai memancar. Kami sedikit kecewa karena kami belum bisa mengejar sunrise dan melihatnya di Penanjakan. Pukul 05.30 barulah kami sampai di Wonokitri, disambut penduduk sekitar yang ramah. Di situ kami mencari info untuk persewaan Jeep.Setelah mencari info, mobil yang kami pakai kami parkir dan kami langsung diantar menggunakan Jeep untuk meneruskan perjalanan ke Kawasan Gunung Bromo. Harga sewa jeep dari Wonokitri Rp 600.000, karcis masuk untuk kendaraan roda empat Rp 10.000 dan karcis masuk pengunjung Rp 32.500 per orang untuk hari libur.Dari Wonokitri ke Bromo masih membutuhkan waktu sekitar satu jam. Dalam perjalanan sopir Jeep tersebut menceritakan bahwa Bromo telah meletus sebanyak tiga kali. Letusan dasyat Bromo terjadi pada tahun 1974 dan letusan terakhir terjadi di tahun 2011 yang menyebabkan erupsi dan banjir lahar. Akan tetapi dengan berbagai peristiwa yang terjadi wisatawan yang berkunjung semakin banyak, wisatawan lokal maupun mancanegara.Keasyikan cerita, akhirnya kamipun sampai di Kawasan Gunung Bromo. Rasa takjub akan pesona keindahan Bromo tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Dikelilingi oleh pegunungan Tenger dan tampak Gunung Batok juga Semeru. Sungguh sangat menarik dan membuat aroma Gunung Bromo semakin sedap tercium walaupun kami tidak bisa menikmati sunrise di Bromo.
Hide Ads