Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari

Joe Tono - detikTravel
Jumat, 24 Jul 2015 10:50 WIB
Peta wisata Gunungkidul
Gerbang masuk Gunungkidul
Pantai Siung-Wediombo
Pantai Jogan
Salah satu pantai cantik di Gunungkidul
Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari
Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari
Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari
Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari
Bisa, Keliling Pantai di Gunungkidul Dalam 1 Hari
Jakarta - Yogyakarta, kota seni dan budaya dengan alam dan pantai indah. Mumpung masih libur Lebaran, mungkin Anda bisa coba berkeliling sejumlah pantai di Gunungkidul dalam waktu 1 hari. Pastinya asyik dong!Yogyakarta mempunyai puluhan pantai di selatan wilayah Gunungkidul. Pantai ini berjajar menghadap Samudera Indonesia atau laut selatan. Perjalanan ini diawali dengan keinginan melihat seluruh deretan pantai selatan Yogyakarta, tapi dengan waktu yang terbatas. Sebagai info, saya dari Jakarta hanya berkunjung hari Sabtu dan Minggu. Di mana hari Sabtu sudah ada jadwal nonton Ngayogjazz, menyisakan hanya hari Minggu.Dimulai dari Jl. Poncowinatan di sebelah utara Tugu Yogyakarta, kami berdua berangkat pukul 05.30 pagi dengan motor sewaan. Menyusuri Jalan Malioboro hingga perempatan kantor pos belok kiri, melewati Kebun Binatang Gembiraloka, dan berbelok di Jalan Gedong Kuning dan mengikuti petunjuk menuju Wonosari.Menjelang Bukit Bintang jalan mulai menanjak, dan kami sempat berhenti untuk dokumentasi gerbang masuk wilayah Gunungkidul. Saya pun melanjutkan perjalanan yang masih menanjak dan berkelok, hingga kami melewati Kota Wonosari.Bermodal petunjuk GPS android, saya melewati kampung dengan jalan yang relatif bagus walaupun sempit buat simpangan mobil. Untungnya saya naik motor.Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 74 KM selama 2 jam, akhirnya kami sampai di pos retribusi pantai. Saya punΒ  diharuskan membayar Rp 5.000 per orang, Rp 4.500 untuk retribusi, dan Rp 500 untuk asuransi yang mencakup tiga pantai. Lima menit kemudian kami sampai di pantai pertama, Pantai Wediombo dan Siung. Hamparan pasirnya putih dan air laut masih bersih. Pagi itu sudah tampak beberapa orang yang sedang bermain dan mandi di pantai. Kami hanya berjalan menyusuri pasir pantai dan sedikit merasakan air laut Pantai SiungΒ  dan Wedi Ombo. Di lokasi wisata ini, tempat parkir untuk kendaraan roda dua dan roda empat atau lebih cukup luas dan teratur. Tentunya ada petugas parkir yang akan mengarahkan kendaraannya. Hanya 30 menit kami menuju pantai berikutnya, yakni Pantai Nglambor yang ternyata adalah pantai konservasi penanaman mangrove. Kemudian akhirnya kami melanjutkan ke Pantai Jogan yang terkenal dengan air terjunnya. Tapi, air terjunnya hanya ada pada musim hujan saat debit air banyak. Saya datang saat musim kering, dan debit air sedikit. Belum lagi airnya dipakai untuk keperluan warga, maka saya tidak bisa lihat air terjun tersebut selain melihat kucuran kecil sisa aliran air. Di Pantai Jogan ini juga tidak berpasir, sementara kalau ingin ke bagian bawah air terjun harus menggunakan tali. Akhirnya setelah 15 menit kami meninggalkan Pantai Jogan, saya pun bergegas untuk menuju lokasi pantai lainnya.Kami lanjutkan perjalanan dengan modal GPS dan papan petunjuk arah, hingga ketemu pos retribusi berikutnya. Di sini kami bayar Rp 10.000 per orang, di mana Rp 9.500 untuk retribusi dan 500 untuk asuransi. Sekitar 10 menit kemudian kami sampai gerbang dengan tulisan Pantai Sundak. Memasuki kawasan ini, kami parkir motor ditempat yang telah disediakan di Pantai Indrayanti. Saya mulai menyusuri Pantai Indrayanti yang ternyata berjajar dengan Pantai Pok Tunggal. Di Pantai Indrayanti ada semacam bukit karang yang bisa dinaiki untuk melihat pantai-pantai tersebut dari ketinggian. Di gerbang masuknya disediakan kotak untuk mengisi sumbangan sukarela, mungkin untuk pengurus kebersihan pulau karang tersebut. Kami juga menikmati kelapa mudah setelah berkeringat menyusuri tiga pantai dan naik ke bukit karang tersebut. Cukup membayar Rp 8.000 untuk satu kelapa muda. Setelah dua jam, kami memutuskan lanjut ke pantai berikutnya.Pantai berikutnya kami menyusuri jalan sepanjang Pantai Indrayanti dan kembali memasuki perkampungan hingga menemukan papan petunjuk menuju Pantai Krakal. Tidak berapa lama kami tiba di Pantai Krakal yang berpasir tapi banyak ditumbuhi rumput laut dengan parkir yang sangat luas.Sayangnya untuk bermain pasir dan mandi, masih kalah bagus dibanding pantai pertama kami kunjungi. Saya hanya menghabiskan waktu 15 menit dan melanjutkan perjalanan.Berikutnya kira-kira 15 menit kami tiba di Pantai Drini. Di pantai ini berpasir dan juga ditumbuhi rumput laut. Di sekitar pantai ini banyak kios-kios penjual makanan udang goreng, serta rumput laut goreng yang renyah dan enak. Karena sudah pukul 13.00 siang lewat, akhirnya kami mampir makan di salah satu kios. Pesan indomie saja, yang rasanya standar, sambil ngemil udang goreng seperempat kilo. Yummy!Sekitar 1 jam di Pantai Drini, dan di sebelahnya ada Pantai Sepanjang, kami memutuskan melanjutkan perjalanan ke pantai berikutnya. Setelah perjalanan 15 menit, kami tiba diΒ  Pantai Kukup. Di sini banyak nelayan, dan pantainya juga berpasir ditumbuhi rumput laut. Setelah memarkirkan motor dan berkeliling 15 menit, kami memutuskan jalan ke pantai berikutnya. 15 menit kemudian saya sampai di persimpangan jalan menuju Pantai Baron. Pantai Baron ini lumayan ramai dan teratur. Setelah berkeliling dan melihat lihat selama 30 menit, akhirnya saaya memutuskan untuk kembali ke Yogyakarta, mengingat waktu yang sudah menjelang sore.Perjalanan kembali ke Yogyakarta, kami melewati gerbang utama Pantai Baron dan sekitarnya tersebut. Ternyata kami masuk lewat gerbang retribusi belakang. Kami menyusuri jalan bagus dengan aspal yang mulus, masih sekitar 60an KM tujuan kami di depan. Di tengah perjalanan kembali kami sempat mampir minum cendol warna ungu dari telo khas Gunungkidul, segar rasanya. Di sekitar tukang cendol tersebut ada papan petunjuk Candi Dengok yang tertulis merupakan cagar budaya. Kami tanyakan ke tukang cendol tersebut, katanya situs candi tersebut sudah rata dengan tanah dan berada di ujung pemukiman penduduk. Setelah membayar, akhirnya kami putuskan untuk langsung kembali ke Yogyakarta saja dan tak lupa mengucapkan terimakasih ke tukang cendol tersebut. Pukul 17.30 sore akhirnya kami tiba di Stasiun Tugu, siap kembali ke Jakarta dengan Kereta Gajahwong pukul 18.09. Saya pun bersiap di peron untuk menunggu kereta, hanya cuci muka dan ganti baju di stasiun tanpa sempat mandi. Kereta datang dan kami pun kembali ke Jakarta.Demikian pengalaman singkat saya, semoga berguna bagi d'traveler yang punya waktu singkat di Yogyakarta dan ingin menikmati keindahan pantai selatan.Β 
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads