Brumm! Ngebut dari Batu ke Malang Naik Ojek

Jakarta - Ojek tidak hanya menjadi penolong ketika kita berada di kota besar. Saat traveling dan terpepet dikejar waktu, ojek juga bisa menjadi penolong para traveler. Misalnya, dari Batu ke Stasiun Malang untuk mengejar kereta.Jasa ojek via aplikasi belakangan sedang hangat diperbincangkan. Tapi ojek konvensional selalu punya cerita lain, misalnya waktu traveling.Saya harus bilang, "Terima kasih ojek". Ojek seringkali jadi penolong di kala traveling terutama saat terpepet. Misalnya nggak tahu jalan, malas jalan kaki, macet, atau sekedar ingin menghirup udara segar di perjalanan.Moda transportasi yang bisa masuk-masuk ke gang dan menyelip jalanan macet ini selalu punya kisah menarik bagi para traveling. Misalnya perjalanan saya dari Terminal Batu beberapa tahun silam.Jadwal keberangkatan kereta di Stasiun Malang kurang dari satu jam lagi. Tapi saya masih di Terminal Batu waktu itu karena memaksa mau petik apel dulu di Selecta. Jadilah saya kejar-kejaran dengan waktu. Untung ada tukang ojeg di terminal seperti dugaan.Ojek terkenal dengan harga yang mahal, kita harus tahu harga pasaran kalau nggak mau ditembak tukang ojek. Kembali ke cerita, akhirnya tanpa tawar-menawar yang berarti saya naik ojek dan menuju Stasiun Malang. Hingga akhirnya di tengah jalan menuju stasiun sang tukang ojek menoleh ke belakang."Dik, saya nggak hapal jalan, ke stasiun lewat mana ya?" dengan polosnya tukang ojek bilang.Lah! Bapak kira saya tahu? Teriak saya dalam hati. Kami berdua pun jadi hening di antara teriakan para Aremania yang berarak menuju stadion, bukan stasion.Dengan enteng saya jawab, "Tahu kok, Pak. Tenang saja."Padahal baru satu hari di Malang mana mungkin saya bisa menunjukan jalan. Ternyata tukang ojek nggak selalu hapal jalan. Akhirnya saya harus membuka Google Maps, lagi-lagi Mbah Google yang menyelamatkan saya. Satu yang saya khawatirkan, apakah tukang ojek itu bisa kembali ke Batu dan sampai rumahnya? Semoga semua tukang ojek mengerti android.