Museum di Sumba Ini Simpan Gendang dari Kulit Manusia!
Senin, 10 Agu 2015 10:55 WIB

Florentina Woro
Jakarta - Rumah Budaya Sumba di Pulau Sumba menyimpan benda-benda bersejarah masyarakat Sumba sejak zaman dahulu. Salah satu koleksinya adalah gendang yang dulunya dibuat menggunakan kulit manusia. Hiii!Rumah Budaya Sumba merupakan museum di Pulau Sumba, NTT. Museum yang berlokasi di Waitabula, Sumba Barat Daya ini menyimpan benda-benda bersejarah yang dikumpulkan oleh seorang pastor, putra asli Sumba, Pater Robert Ramone C Ss R yang lahir di Kodi.Tidak banyak yang mengenal Sumba, malah sering kali tertukar dengan pulau tetangga, yaitu Sumbawa. Di museum ini ada staf museum atau jika beruntung, Pater Robert sendiri yang akan menjadi pemandu. Ia akan menjelaskan tentang kebudayaan Sumba.Museumnya hanya terdiri dari sebuah ruangan tanpa sekat, dimana arsitekturnya mengadopsi rumah tradisional Sumba. Yang menjadi ciri khas dari rumah tradisional Sumba adalah atap tinggi yang disebut menara dan empat buah pilar di dalamnya. Di setiap pilar ada ukiran berupa simbol, sedangkan ketinggian atap melambangkan tingkat kekayaan.Ketika memasuki museum, persis di sebelah kiri pintu terdapat sebuah gendang. Orang paling tua di rombongan pengunjung akan menabuh gendang tersebut. Setelah itu, Pater Robert yang pada waktu itu menjadi pemandu kami mengucapkan selamat datang di Museum Budaya Sumba.Pater menjelaskan sejarah benda dan foto yang ada di sana. Kami berkeliling ruangan museum searah jarum jam. Mendengar penjelasan dari Pater Robert, kami membayangkan tentang Sumba di masa lalu dan membandingkannya dengan saat ini.Kepercayaan Marapu yang ada sejak zaman dahulu masih dilestarikan oleh beberapa orang Sumba hingga sekarang. Terlihat jelas dari foto-foto yang menggambarkan kehidupan mereka, foto-foto ini diambil sendiri oleh Pater.Ada beberapa benda dan cerita menarik yang membekas dalam ingatan saya. Salah satunya adalah tongkat kayu pasola. Pasola adalah acara adat di Sumba yang merupakam salah satu tradisi Marapu, dimana dua kelompok akan bertarung dengan menunggang kuda dan melemparkan tongkat kayu kepada kelompok lawan.Tongkat kayu yang disimpan di museum ini pernah mencungkil mata orang. Pater bercerita dengan tenang dan kami tercengang. Benda kedua yang menarik adalah gendang dimana kulit tempat menabuhnya terbuat dari kulit manusia, yaitu kulit musuh. Ngeri!Ya, itu zaman dahulu, sekarang hanya tinggal gendang tanpa kulitnya. Ada lagi mamoli, berupa perhiasan. Ada huruf C di lantai bagian tengah yang jika kita berdiri di atasnya dengan berucap yang baik maka akan terkabul. Tidak mungkin saya lewatkan, let's make a wish. Saya mencoba beridiri di sana. Selain itu masih banyak lagi benda-benda unik marapu yang menakjubkan.Beruntung, Pater Robert mengizinkan saya untuk mengambil foto bagian dalam museum. Saya hanya mengambil foto salah satu sudut ruangan dan kembali berbincang dengan Pater. Selain budaya megalitikum yang hanya ada dua di dunia, Sumba dan Madagaskar, Sumba juga memiliki landscape yang indah.Pantai, tebing dan bukit seperti lukisan di alam nyata diabadikan oleh Pater Robert dalam foto-fotonya. Rasanya tidak akan cukup diceritakan di sini semuanya. Silakan berkunjung ke Sumba, mampir ke Rumah Budaya Sumba, Pater dan stafnya akan menyambut dengan ramah.
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana