Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan

Rudi Recht Rachmat - detikTravel
Rabu, 06 Mei 2015 18:30 WIB
loading...
Rudi Recht Rachmat
Workshop Sanggar Purwa Gali
Pak Sujana Priya sedang memainkan alat musik tradisional
Gunungan wayang Cirebonan
Topeng-topeng Cirebonan
Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan
Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan
Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan
Kisah Sujana Priya dan Wayang Wong Cirebonan
Jakarta - Seni budaya Indonesia memang tak akan habis untuk dibahas. Di Cirebon, ada kesenian Wayang Wong Cirebonan yang sudah langka karena jarang dimainkan. Sujana Priya pun berusaha untuk menyelamatkannya. Seperti apa usahanya?Kesenian tradisional kita boleh dibilang agak terkesampingkan oleh gencarnya kehadiran kesenian modern yang berasal dari luar. Tidak heran kalau kalangan anak muda agak kurang mengenalnya, apalagi memainkan serangkaian warisan budaya yang dulunya telah mengakar sejak lama di masyarakat ini. Namun untuk mencintai serta menumbuhkan rasa bangga memilikinya, adalah kewajiban kita sebagai warga negara yang baik. Jangan sampai kesenian tradisional ini diakui oleh negara lain, barulah kita terpacu emosi dan berteriak-teriak geram! Salah satu kesenian tradisional yang nyaris terlupakan adalah wayang wong Cirebonan. Tarian ini sekarang telah jarang dipentaskan. Padahal dahulu wayang wong Cirebonan pernah menjadi primadona pada acara-acara pemerintahan, dan juga hajatan, baik itu pernikahan ataupun sunatan.Wayang wong Cirebonan merupakan salah satu tarian tradisional yang berkembang pesat di wilayah Parahyangan. Di mana menurut cerita rakyat, tarian adalah buah karya seorang sultan Cirebon yang sangat melegenda, yakni Sunan Gunung Jati Syarif Hidayatullah.Tarian yang dimainkan oleh satu atau beberapa orang penari ini pada dasarnya secara spesifik menonjolkan penggunaan penutup muka berupa topeng, oleh para penari pada saat pertunjukannya. Di mana topeng ini merupakan sebuah simbol yang mewakili berbagai aspek kehidupan filsafat manusia. Di mana di dalamnya sarat akan pesan moral, bahkan juga kritik sosial.Tatkala wayang wong Cirebonan hampir terlupakan, beruntunglah seorang pegiat kesenian tradisional di Cirebon yang bernama Sujana Priya, dengan sabar dan telaten tetap menekuni tarian ini. Di padepokan seninya yang bernama Sanggar Purwagali di Jalan Sunan Gunung Jati, Desa Astana, Cirebon, yang bersangkutan tidak cuma mencoba melestarikan keberadaan wayang wong Cirebonan, namun juga menekuni kerajinan pembuatan topeng dari bahan kayu.Dua kali dalam seminggu, yakni setiap hari Rabu dan Ahad, pria setengah baya yang sebenarnya berprofesi utama sebagai petani ini membimbing anak-anak yang tinggal di sekitaran padepokan berlatih menari serta memainkan gamelan. Hal ini adalah bentuk perhatian dan keprihatinannya tentang gejala ketiadaan regenerasi dalam eksistensi kesenian tradisional asli kabupaten Cirebon ini.Impian pria ini terhadap kelangsungan kesenian wayang wong Cirebonan belumlah dapat membuatnya tersenyum lega. Kekhawatiran itu tetaplah ada, mengingat tarian ini di mata masyarakat luas sudah tidak lagi populer, sehingga amat jarang dipentaskan.Adalah wajar kalau harapannya, pemerintah baik pusat maupun daerah serta masyarakat dapat menggeliatkan kembali pertunjukan tarian ini. Sehingga akan banyak berdampak positif pada kerajinan pembuatan topeng dan menyelamatkan tarian ini dari bahaya terlupakan, serta terkesampingkan.Saat kita sedang berada di Kabupaten Cirebon, ada baiknya singgah ke Sanggar Seni Purwagali guna melihat-lihat serangkaian peralatan dan pernak-pernik wayang wong Cirebonan. Terdapat juga beraneka ragam topeng kayu dalam berbagai karakter. Sanggar ini terletak di seberang komplek makam keamat Sunan Gunung Jati. Lebih dari itu, marilah bersama kita melestarikan tarian tradisional ini serta kerajinan topeng. Itu adalah tugas kita!
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads