Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru

Wira Nuryansah - detikTravel
Minggu, 15 Mar 2015 13:30 WIB
loading...
Wira Nuryansah
Selamat pagi mentari, selamat pagi Indonesia
Push to the limit guys, keep spirit !
Medan pasir berbatu yang curam, puncak makin dekat !
Mahameru, puncak abadi para dewa
Bersama dan saling menguatkan, salam puncak tertinggi Jawa
Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru
Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru
Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru
Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru
Belajar Arti Kebersamaan di Puncak Mahameru
Jakarta - Siapa yang tak kenal dengan Gunung Semeru? Sebagai puncak tertinggi di Pulau Jawa ini selalu punya cara sendiri dalam memikat hati para pendaki. Mendaki puncaknya akan mengajarkan arti kebersamaan.Perjalanan panjang yang tak mudah tentunya seakan menjadi tantangan tersendiri untuk bisa dilalui. Keindahan? Sudah tentu tak usah diragukan lagi. Tempat ini juga merupakan simbol sebuah persahabatan dan kebersamaan. Dari Puncak Mahameru kami belajar akan semua itu.Untuk bisa sampai ke Puncak Mahameru, tentunya banyak hal yang perlu kami persiapkan. Setelah melalui perjalanan panjang mulai dari desa terakhir Ranu Pane, menyusuri jalanan setapak sekitar 5 jam hingga sampai ke Ranu Kumbolo.Kemudian melewati tanjakan cinta hingga bertemu hamparan savana Oro-oro Ombo yang mengagumkan indahnya. Menghela nafas sejenak di gerbang Cemoro Kandang, lalu memulai kembali berjalan membelah rimbunnya pohon cemara.Tiga jam mengharuskan kami bergelut dengan debu Cemoro Kandang, dan akhirnya kami tiba di Jambangan. Dari sini mulai terlihat Puncak Mahameru meski dari kejauhan, menandakan bahwa kami sudah dekat dengan pos terakhir, yaitu Kalimati.Hamparan tanah lapang dengan rumput yang tumbuh subur dan rindangnya pohon cemara, berpadu dengan pasir Gunung Semeru menyambut kedatangan kami. Papan nama bertuliskan 'anda berada di Kalimati 2.700 Mdpl' menyunggingkan senyum sumringah di antara kami semua.Resmi sudah kami sampai di Kalimati, pos terakhir sebelum kami benar-benar melakukan pendakian yang sebenarnya ke puncak Gunung Semeru. Kami terlebih dahulu mendirikan tenda untuk tempat beristirahat.Hari masih cukup sore waktu itu, sehingga kami bisa mempersiapkan segala sesuatunya untuk summit attack nanti malam. Are you ready guys? Selangkah lebih dekat dengan Puncak Mahameru. Persiapkan dirimu kawan!Tak banyak kegiatan yang kami lakukan sesampainya di Kalimati. Selepas menata barang bawaan, kami memilih mempergunakan waktu untuk istirahat. Kami harus memastikan bahwa kondisi badan benar-benar fit untuk melakukan pendakian ini.Itu mengapa suasana menjelang malam di Kalimati begitu hening. Senyap sementara waktu, karena rata-rata para pendaki yang akan melakukan summit attack memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu.Tepat pukul 22.30 WIB atau setengah sebelas malam, kami terlebih dulu mempersiapkan makanan untuk sekedar mengisi perut. Setelah semua dirasa cukup, kami bersiap untuk summit attack.Tengah malam yang kami rasa tak biasa di Kalimati saat itu. Begitu khidmat saat setiap kelompok pendaki membentuk sebuah lingkaran untuk berdoa bersama dan berucap pesan. Debar jantung begitu terpacu saat akan mengawali langkah menuju puncak.Lepas semua kesombongan, keangkuhan, dan ketakpedulian di sini. Satu langkah yang kami mulai di tengah dinginnya malam Kalimati adalah sebuah langkah kebersamaan.Angin berhembus begitu kencang, menggetarkan dahan pohon di awal perjalanan menuju puncak. Jalanan yang kami lalui juga kian menanjak dan berdebu. Disarankan para traveller yang akan melakukan pendakian menggunakan masker untuk melindungi dari debu.Sesekali adanya batang pohon, cukup membantu kami untuk berpegangan kala kaki sudah mulai berat untuk melangkah. Vegetasi pepohonan seperti ini masih akan dijumpai hingga nanti sampai ke Arcopodo.Selebihnya mulai dari Arcopodo menuju puncak Mahameru, medan yang akan dilewati sudah berupa bukit pasir. Langkah kami terhenti sejenak saat tiba di penghujung Arcopodo. Bukit pasir sudah terhampar di depan mata.Β  Meski tak begitu jelas terlihat karena gelap, tapi yang pasti sudah tidak dapat kami temui lagi pepohonan setelah saat ini. Seteguk air minum terasa begitu segar membasahi tenggorokan. Saatnya perjuangan berlanjut untuk menggapai Puncak Mahameru.Setapak demi setapak kami melewati bukit pasir. Medan pasir yang kami lalui saat ini begitu curam dan mudah merosot. Belum lagi kami juga harus ekstra hati-hati dengan batu yang bisa runtuh kapan saja.Kami tahu persis pendakian terakhir menuju Puncak Mahameru akan sangat menguras tenaga dan tak mudah, namun kami coba tetap saling menyemangati satu sama lain di sepanjang perjalanan.Rasa lelah mengharuskan kami untuk berhenti sementara, mengatur nafas dan beristirahat. Meski demikian kami tak boleh terlalu lama berhenti, karena hawa dingin dapat membahayakan kalau saja kami berdiam cukup lama. Teruslah melangkah kawan, karena perjuangan ini belum berakhir, semangat!Empat jam perjalanan dari Arcopodo hampir kami lalui. Sang fajar juga sudah mulai menampakkan sinarnya, dan kami masih bergulat dengan medan berpasir menuju puncak. Nafas sudah mulai terengah-engah, dan langkah mulai semakin berat.Tak jarang kami harus merangkak untuk bisa menlanjutkan pendakian, karena semakin tinggi posisi kami, medan yang dilalui pun semakin sulit. Sesekali perasaan untuk berhenti melintas di pikiran, tapi seketika pula saat melihat ke belakang, ternyata perjalanan ini sudah terlalu jauh untuk terhenti dan terlalu sayang untuk dihentikan.Beristirahat dengan duduk sambil melihat sejauh apa kami telah berjalan, menyadarkan kami bahwa alam ini begitu indah. Terhampar pemandangan gelap di sepanjang malam yang kami lalui tadi, kini menjelma menjadi keindahan yang luar biasa mengagumkan.Kami memang belum sampai puncak saat itu, tapi kami yakin meski perlahan, langkah kaki ini pasti mengantarkan kami ke puncak. Rasanya hanya semangat dan keyakin lah yang tersisa dari kami semua.Hingga saat kami melihat dan sampai di hamparan tanah lapang yang berbatu. Inikah puncak Mahameru? Perasaan sempat tak percaya, takjub, haru, semua bercampur aduk. Terdiam, itulah kesan pertama yang saya dapati di Puncak Mahameru.Bingung dan kikuk entah harus seperti apa, hingga saya tersadar seraya berucap setengah berteriak. Melihat sekeliling, ini lah tempat di mana semua pendaki begitu berharap untuk berada di sini. Dan sekarang kami ada di sini, puncak tertinggi Jawa, 3.676 Mdpl.Pemandangan? Tak perlu dipertanyakan lagi, jika ada ekspresi di atas indah, menakjubkan, mengagumkan, atau bahkan luar biasa, itulah gambaran tempat ini. Sampai di tempat ini dengan pendaki lainnya, berjuang bersama merupakan pengalaman yang tak terlupakan.Lelah, keringat, dan semua usaha itu sudah terbayar lunas dengan kami dapat berdiri tegap di sini. Rasa syukur dan terima kasih kepada Allah SWT untuk segala kesempatan dan perlindungan-Nya, hingga kami bisa turut menikmati betapa indah hasil ciptaan-Nya.Sepenggal lirik dari lagu Mahameru rasanya cukup mewakili betapa indahnya tempat ini. Kami berempat, Wira, Seno, Nurwanto dan Yusuf, serta para pendaki lainnya mengirim salam untuk Indonesia dari puncak tertinggi Jawa.
Hide Ads