Petualangan Mengejar Sunrise di Langit Danau Toba
Selasa, 17 Mar 2015 17:40 WIB

Imanuel Tambak
Jakarta - Siapapun tak akan ada yang membantah akan indahnya Danau Toba di Sumatera Utara. Keindahan danau ini semakin bertambah jika dilihat dari puncak Bukit Sitelu saat momen sunrise. Indahnya maksimal!Hari itu sekitar jam 17.00, matahari mulai tertutup awan gelap yang sedari tadi mendominasi langit Kota Kabanjahe. Udara dingin khas kota sejuk ini mulai datang bersamaan dengan matahari yang mulai kembali ke peraduannya.Beberapa orang terlihat berjalan tergesa-gesa pulang ke rumah setelah seharian berkerja di kebunnya. Maklum, sebagian besar penduduk kota penghasil jeruk manis ini berperofesi sebagai petani.Sore itu kami sedikit sibuk mempersiapkan perlengkapan yang dibutuhkan. Berkali-kali kami cek peralatan dan bahan makanan yang sudah dimasukkan ke dalam tas besar yang akan dibawa. Hari itu, kami berencana menuju salah satu destinasi wisata, yaitu Bukit Sitelu.Perjalanan dimulai dari Kota Kabanjahe dengan menggunakan sepeda motor. Jalan lurus dan mulus yang mendominasi di Kecamatan Tigapanah perlahan berbelok-belok saat kami mulai memasuki Kecamatan Merek.Sepeda motor yang kami naiki seakan menari-nari melewati tikungan demi tikungan sebelum sampai di Merek. Udara semakin dingin di sini. Dari sini, tempat tujuan kami tidak terlalu jauh, sekitar 30 menit ke arah Sidikalang.Sekitar 15 menit kami berjalan meninggalkan Merek, akhirnya kami sampai di simpang menuju Bukit Sitelu. Simpangnya tak jauh dari simpang Taman Resort Simalem.Bukit Sitelu sebenarnya berada di Km 9, Jalan Raya MerekβSidikalang dan masih di kawasan Kabupaten Karo. Memasuki simpang Bukit Sitelu ini, kami disambut dengan jalan rusak yang sedikit menurun dan berbatu.Perlahan kami membelah jalan yang berbatu itu dengan hati-hati. Sesekali batu tempat kami berpijak bergeser, sehingga secara spontan harus melompat ke pijakan batu yang lain.Untuk menuju Bukit Sitelu ini kami melewati kebun penduduk sekitar yang berada tepat di kanan dan kiri jalan. Barisan tanaman tomat, cabai, kol dan lain-lain tampak subur dan terawat.Buah tomat yang besar dan memerah seakan menggoda siapa saja yang melewati jalan menuju bukit itu. Trek menuju Bukit Sitelu memang sedikit suliti, sehingga siapa saja yang melewatinya harus super hati-hati.Untuk menuju puncak bukit tersebut, kami menggunakan sepeda motor dangan melalui jalan yang berlubang dan licin. Tanaman liar tampak tumbuh tinggi di tengah jalan menuju puncak.Hal ini karena belum banyak yang tahu dan datang ke puncak Bukit Sitelu ini. Padahal puncak bukit ini menawarkan pemandangan Danau Toba yang indah. Setelah sekitar 15 menit berjalan membelah hutan perdu dan melewati tanjakan yang berbatu dan berlubang, akhirnya kami sampai juga di puncak tertinggi di Bukit Sitelu.Hembusan angin sore puncak bukit membawa kesejukan dan kedamaian di hati, bagi siapa saja yang bercengkerama di atas. Keringat yang sedari tadi keluar dari kulit kami hilang dihantam udara yang berhembus pelan sore itu.Puncak Bukit Sitelu ini laksana gardu pandang untuk menikmati indahnya Danau Toba dan perbukitan sekitar yang tampak hijau mengelilingi Desa Tongging di bawah Bukit Sitelu. Setelah beristirahat sejenak, kami pun langsung mendirikan tenda beristirahat malam itu. Tanpa banyak komando kami langsung tahu apa yang harus dilakukan. Sekitar sepuluh menit tenda sudah berdiri kokoh kami buat, satu persatu kami masukkan perlekngakap yang kami bawa kedalam tenda.Hari semakin gelap, angin pun berhembus kencang membawa udara yang semakin dingin. Jaket yang kami pakai seakan tak sanggup mengusir rasa dingin malam itu. Kami pun membuat api unggun.Beruntung di sekitar tempat kami mendirikan tenda, ada beberapa kayu yang sudah kering. Kami langsung mengumpulkan satu demi satu kayu kering tersebut dan langsung membuat api unggun.Ditemani api unggun, rasa dingin yang sedari tadi tak mau pergi akhirnya diganti dengan rasa hangat dari pancaran api unggun yang kami buat. Sembari menikmati hangatnya api unggun dan indahnya pemandangan dari puncak malam itu, kami menyiapkan makan malam.Malam itu kami sangat beruntung karena langit tampak cerah seperti malam sebelumnya. Bahkan langit terlihat sangat menawan di malam itu. Bintang-bintang terlihat menghiasi ruang luas yang terbentang di atas bumi.Tak terasa malam berganti dengan pagi. Mentari pagi telah terbit dan sinarnya mulai menyebar ke penjuru semesta. Suasana gelap perlahan berubah menjadi terang bagai lukisan alam Tuhan, terhampar lepas dari segala penjuru.Lembah luas yang berada di bawah berhiaskan bukit-bukit dan Danau Toba yang di hantam hamparan cahaya sang surya, Bukit sipiso-piso yang tak jauh dari Bukit Sitelu terlihat diselimuti oleh awan putih yang terhampar menyambut pagiΒ seperti menyapa kami dengan ramah di pagi itu.Tak henti-henti kami membidik indahnya hamparan cahaya sang fajar dengan kamera yang kami bawa. Luasnya dataran di atas bukit membuat kami merasa lebih mudah bergerak untuk mencari spot-spot menarik.Pagi itu benar-benar terasa menyegarkan. Sejuknya udara yang berhembus menyatu dengan hangatnya mentari. Semangat kami serasa kembali hadir untuk melanjutkan perjalanan di hari ini.Perut kami terasa lapar setelah puas menikmati dan membidik hadirnya sang fajar pagi itu. Satu demi satu kami keluarkan pelengkapan masak dari dalam tenda. Aktivitas menyiapkan sarapan pagi ini adalah momen yang paling indah, sambil memasak sambil menikmati indahnya alam dari puncak bukit.Selesai sarapan kami langsung membuka tenda dan mempersiapkan semua perlengkapan yang kami bawa dan hal yang tak pernah kami lupakan adalah mengumpulkan sampah yang kami bawa agar alam tetap terjaga keperawananya.Setelah semua selesai kami putuskan untuk turun dari atas bukit dengan menyusuri jalan yang sama saat kami naik. Dalam perjalanan ke bawah, kami mendapati panorama alam yang begitu indah.Hamparan kebun-kebun warga dan desa-desa yang berada di dekat bukit ini tampak jelas dari atas. Tak hanya itu, Gunung Sinabung juga tampak jelas dengan semburan abu hitam pekat keluar dari mulutnya.Tak jauh dari Gunung Sinabung tampak juga Gunung Sibayak yang puncaknya tertutup awan putih. Pemandangan dari puncak bukit ini memang sungguh indah.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit