Bayangan Bisa Menghilang di Tugu Khatulistiwa, Pontianak
Senin, 23 Mar 2015 11:20 WIB
Juli Trisna Aisyah Sinaga
Jakarta - Pontianak, ibukota provinsi Kalimantan Barat jadi satu-satunya kota di dunia berada tepat di garis khatulistiwa. Traveler bisa melihatnya langsung di Tugu Pontianak dan mencoba fenomena alam yang unik. Berdiri tanpa bayangan!Di antara negara-negara yang ada di dunia, hanya ada 12 negara yang berdiri di garis khatulistiwa. Di antara 12 negara tersebut, hanya ada dua kota yang berada tepat garis khatulistiwa. Dan di antara dua kota tersebut, hanya ada satu kota yang tepat memisahkan belahan bumi Utara dan Selatan. Jawabannya adalah Pontianak!Tugu Khatulistiwa terletak di sisi Jalan Khatulistiwa, kawasan utara Pontianak. Dibangun pada tanggal 31 Maret 1928 oleh Tim Exspedisi Geografi Internasional yang dipimpin seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda. Pembangunan tugu ini dilakukan secara Astronomi, artinya bahwa pengukuran yang dilakukan hanya menggunakan alat-alat dan metode sederhana.Tim peneliti tersebut hanya berpatokan pada garis yang tidak smooth (garis yang tidak rata/atau bergelombang) serta berpatokan pada benda-benda alam seperti, rasi bintang (ilmu falaq). Pada 1930, tugu tersebut disempurnakan dengan penambahan lingkaran di bagian atasnya. Delapan tahun kemudian, tugu tersebut juga kembali disempurnakan dengan menggunakan kayu belian (kayu besi khas Kalbar) dengan tinggi 4,4 meter.Tahun 1990, dibuatlah kubah dan duplikat tugu berukuran 5 kali lebih besar dari aslinya. Kedua tugu ini, baik yang asli maupun monumennya, punya tulisan plat di bawah anak panah yang menunjukkan letak Tugu Khatulistiwa pada garis bujur timur. Tugu Khatulistiwa ini diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat pada tanggal 21 September 1991. Sekarang, kompleks Tugu Khatulistiwa dilindungi oleh Pasal 26 UU Republik Indonesia No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya.Pada bulan Maret 2005, posisi Tugu Khatulistiwa dikoreksi kembali oleh tim BBPT yang bekerja sama dengan Pemerintah Kota Pontianak. Secara Satelit ditemukan bahwa terdapat perbedaan sekitar 117 m dari posisi yang asli ke arah selatan Khatulistiwa. Perbedaan itu terjadi karena beberapa faktor yaitu akurasi alat dan cara yang digunakan pada waktu dulu dan rotasi serta evolusi bumi sehingga menyebabkan pergeseran.Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September setiap tahun diperingati hari kulminasi matahari di Tugu Khatulistiwa ini. Titik kulminasi merupakan titik dimana matahari tepat berada di atas garis khatulistiwa sehingga bayangan benda di tempat ini hilang. Pada saat fenomena alam ini berlangsung, bayangan tugu akan 'menghilang' selama beberapa detik meskipun diterpa sinar matahari.Demikian juga dengan bayangan benda-benda lainnya di sekitar Tugu Khatulistiwa Pontianak. Bagi masyarakat Kalbar, peristiwa alam ini menjadi tontonan menarik. Banyak masyarakat dan juga kumpulan pelajar dari berbagai kota datang untuk menyaksikan peristiwa titik Kulminasi ini. Pengunjung juga bisa melihat bayangan yang menghilang dan fenomena telur yang bisa berdiri di area Tugu Khatulistiwa, dan lain sebagainya.Tugu Khatulistiwa merupakan peninggalan sejarah yang memiliki banyak arti di dalamnya. Untuk itu, hal yang harus dilakukan sekarang adalah memelihara dan melestarikan aset yang sangat berharga ini agar tidak hilang ditelan zaman sehingga generasi yang akan datang juga dapat menyaksikan peninggalan yang menakjubkan ini.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Hutan Amazon Brasil Diserbu Rating Bintang 1 oleh Netizen Indonesia