Mendaki Gunung Merapi Tanpa Harus Cuti, Bisa!
Selasa, 31 Mar 2015 18:30 WIB

Muhammad Catur Nugraha
Jakarta - Kesibukan di kantor sering jadi kendala saat ingin mendaki gunung. Padahal dengan perencanaan yang matang, Anda bisa mendaki gunung tanpa harus ambil cuti panjang. Mendaki Gunung Merapi di Yogyakarta misalnya, butuh 2 hari saja!Gunung Merapi terletak di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah. Ini adalah salah satu gunung berapi paling aktif di Indonesia. Gunung ini juga jadi primadona bagi para pendaki gunung karena panoramanya yang indah.Namun letaknya yang cukup jauh dari Jakarta membuat saya berpikir dua kali untuk mendakinya. Alasannya klasik, yakni jatah cuti yang terbatas. Apakah bisa mendaki Gunung Merapi tanpa harus mengambil cuti?Saya pun mulai menyusun perjalanan menuju Gunung Merapi. Koarβkoar di media sosial namun hanya 1 orang yang tertarik, sebab banyak yang merasa tidak akan mungkin bisa mendaki Gunung Merapi tanpa harus mengambil cuti.Akhirnya kami merencanakan pendakian ini satu bulan sebelum waktu yang ditentukan dan menyusun pendakian ini sendiri tanpa harus mengikuti pendakian yang diadakan EO atau Travel Agent. Dari cara bagaimana sampai di sana, jalurnya, sumber airnya sudah kami pelajari sebelum pendakian ini dimulai.Untuk mendaki Gunung Merapi ada dua jalur pendakian yang biasanya dilalui oleh para pecinta alam, yaitu Jalur Selo (utara) dan Jalur Babadan (barat). Kami memilih Jalur Selo karena berdasarkan referensi yang kami baca, jalur ini merupakan jalur terpendek untuk sampai puncak dan dibutuhkan waktu kiraβkira 4 jam untuk sampai puncak.Setelah paham dan semua peralatan, serta logistik telah siap, kami pun berangkat. Dari Jakarta kami naik Kereta Jaka Tingkir jurusan Stasiun Pasar Senenβ Stasiun Purwosari Solo dengan harga tiket Rp 95.000, berangkat dari Stasiun Pasar Senen pukul 23.30 WIB dan tiba di Stasiun Purwosari Solo pukul 09.00 WIB. Dari Stasiun Purwosari kami keluar jalan kaki ke arah Simpang Kerten di mana biasanya terdapat busβbus yang akan ke Semarang menunggu penumpang.Kebetulan ketika kami sampai di Simpang Kerten, ada Bus Safari tujuan Semarang yang sedang ngetem kami pun naik bus tersebut. Dengan membayar Rp 10.000 untuk sampai di RSU Boyolali. Kami turun dari sana kemudian naik lagi mikro bis tujuan Pasar Cepogo dengan ongkos Rp 4.000. Dari Pasar Cepogo dilanjutkan lagi dengan naik mikro bis tujuan Pasar Selo dengan ongkos yang sama, Rp 4.000 saja.Sampai di Pasar Selo, kami mampir dulu ke sebuah warung untuk sarapan, sekalian membeli nasi bungkus untuk dimakan ketika mendaki nanti. Dari Pasar Selo kami jalan kaki menuju basecamp Bara Meru Merapi, kiraβkira 30 menit kami berjalan sampailah di basecamp tersebut. Kami mendaftar serta membayar karcis masuk Taman Nasional Gunung Merapi sebesar Rp 5.000.Akhirnya, pendakian pun dimulai dari Joglo II dimana disini terdapat plang tulisan NEW SELO berukuran besar seperti tulisan HOLLYWOOD di California. Di awal pendakian, kami melewati jalan setapak yang kanan kirinya merupakan tanah pertanian penduduk yang didominasi tanaman tembakau.Satu jam 15 menit berjalan, sampailah kami di sebuah pos di mana terdapat juga gapura 'Selamat Datang di Taman Nasional Gunung Merapi'. Istirahat sebentar, kami pun melanjutkan pendakian menuju Pos 1. Satu jam dari pos tadi, akhirnya kami sampai di Pos 1 yang ditandai dengan adanya batu besar dengan celah di tengahnya. Kami istirahat di sini dan memakan nasi bungkus yang kami beli tadi. Setelah makan, kami lanjutkan perjalanan kami.Di tengah perjalanan, kami jumpai 2 jalur, ke kanan (ada plang bertuliskan jalur evakuasi) dan ke kiri, lalu kami bertanya kepada pendaki yang kami temui sedang turun, katanya lebih baik lewat jalur kanan karena lebih landai dan langsung tembus ke Watu Gajah, kalau ke kiri jalan menanjak dan curam nantinya akan sampai di Pos 2. Kami ikuti saran pendaki tersebut dan memang benar jalurnya cukup bersahabat yaitu datar dan diselingi dengan tanjakan.Pukul 17.30 WIB atau 4 jam dari New Selo kami sampai di Watu Gajah, sebenarnya kami ingin melanjutkan sampai di Pasar Bubrah tapi ketika akan melanjutkan ke sana kami dihalangi oleh kabut yang cukup tebal sehingga kami putuskan untuk membuka tenda di Watu Gajah sana. Pada saat itu baru 1 tenda saja yang berdiri dan memang baru kami ketahui bahwa para pendaki lebih senang mendaki Gunung Merapi di sore hari atau malam hari.Keesokan paginya tepatnya jam 04.30 WIB kami memulai lagi pendakian untuk menuju Puncak Merapi. Butuh 30 menit dari Watu Gajah, sampailah kami di Pasar Bubrah. Dari sini para pendaki harus menyiapkan fisik dan mental yang prima untuk melanjutkan pendakian karena kemiringan yang sangat terjal. Jalurnya juga berupa pasir dan bebatuan yang menyulitkan para pendaki untuk melangkah naik. Kami pun melanjutkan mendaki menuju Puncak Merapi, sangat sulit melangkah naik 3 langkah maka turun 2 langkah.Jam 05.45 WIB kami belum sampai puncak, namun matahari sudah menampakan wajahnya dari arah timur. Kami berhenti terlebih dulu untuk menyaksikan pemandangan indah tersebut. Akhirnya setelah 2,5 jam berjalan atau tepatnya pukul 07.00 WIB kami sampai di Puncak Merapi. Alhamdulillah perjuangan terbayar sudah. Kami bisa berdiri di atas puncak Gunung Merapi.Pemandangan begitu indah ditambah cuaca yang sangat bersahabat, kami bisa melihat Gunung Merbabu dengan jelas. Kawah Merapi, liukβliuk sungai di arah selatan, garis horizon, ah pokoknya bagus sekali! Tak cukup kataβkata ini menggambarkannya.Tiga puluh menit menikmati puncak kami pun turun kembali ke Watu Gajah. Pukul 09.00 WIB kami sampai di Watu Gajah lalu masak untuk sarapan, setelah sarapan kami langsung membongkar tenda dan membereskan perlengkapan kami ke dalam keril kami masingβmasing.Pukul 10.30 WIB kami pun turun kembali menuju New Selo, dibutuhkan waktu 2,5 jam untuk sampai sana. Lalu kami mencari tukang ojek untuk mengantarkan kami ke Pasar Selo. Dengan ongkos Rp 10.000 sampailah kami di Pasar Selo. Namun setelah menunggu 30 menit tidak ada bus yang ke Pasar Cepogo. Akhirnya kami lambaikan tangan ke mobil bak terbuka yang melintas dan beruntung si sopir berhenti dan bersedia untuk ditumpangi dengan ongkos Rp 4.000 sampai di Pasar Cepogo.Dari Pasar Cepogo kami naik mikrobis ke Terminal Sunggingan, Boyolali dengan ongkos Rp 4.000, sampai di Terminal Sunggingan melanjutkan lagi naik Bus Patas tujuan Terminal Tirtonadi, Solo dengan ongkos Rp 10.000. Dari Terminal Tirtonadi kami naik becak dengan ongkos Rp 20.000 untuk sampai Stasiun Solo Jebres. Karena masih ada waktu 30 menit kami singgah dulu ke angkringan di depan stasiun untuk membeli minum dan makan nasi kucing.Pukul 16.45 Kereta Api Brantas yang kami tumpangi pun berangkat menuju Stasiun Pasar Senen dan tiba di Pasar Senen pukul 03.00 WIB. Pukul 09.00 WIB masingβmasing dari kami sudah siap berhadapan kembali dengan layar komputer di meja kerja. Wah, ternyata berhasil mendaki Merapi tanpa harus cuti!
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara