Legenda Ular Penunggu Gua di Gua Lalay Majalengka
Jumat, 19 Des 2014 12:21 WIB

Fitri Nurlaela
Jakarta - Inilah Green Cayon ala Kabupaten Majalengka, keindahannya tak kalah dengan Green Cayon di Pangandaran. Di balik keindahannya, tempat ini menyimpan legenda tentang ular sang penunggu gua.Gua Lalay yang merupakan green canyonnya Majalengka ini letaknya di Desa Sukadana, Kecamatan Argapura, Kabupaten Majalengka, sekitar 2 km dari ibu kota kecamatan atau 16 km dari ibu kota kabupaten. Kabarnya penemuan Gua Lalai ini mulai ditemukan ketika para penambang batu membuka jalur untuk penambangan.Entahlah, harus berterima kasih kepada mereka atau mengutuk mereka saja. Sebetulnya tanpa mengeksploitasi bebatuan yang berada di gua pun Desa Sukadana Maja akan memiliki nilai ekonomis yang sangat menjanjikan dengan mengembangkan objek kepariwisataannya.Perjalanan sangat menyenangkan melewati rumah warga, jalan setapak hingga perkebunan warga. Lalu bertambah menyenangkan ketika menuju medan perjalan terakhir yang lumayan membuat saya cukup berkeringat dan memacu adrenalin. Melewati jalan di antara batuan yang tidak terpakai, tentu saja itu sangat licin dan perlu kehati-hatian serta keberanian. Anda akan merasakan sensasi berjalan di kemiringan 80 derajat dan tidak ada tangga.Jika para penambang batu terus-menerus menambang, tidak menutup kemungkinan mulut gua akan tertutup oleh sisa-sisa batu yang tidak terpakai. Ini dikarenakan belum ada pengelolaan yang benar.Apa yang membedakan Gua Lalay Majalengka dengan Green Canyon rasa Pangandaran? Di dalam Gua Lalay Majalengka terdapat air terjun, warga setempat menyebutnya 'Air terjun pelangi'. Kenapa disebut pelangi? Itu semua karena air terjunnya tersorot cahaya matahari sehingga airnya akan terlihat warna-warni, sayang saya tidak mendapatkan momen langka itu.Selain itu tebing batu yang berada di kanan dan kiri terlihat cantik berwarna kehijauan dan bentuknya seperti ukiran berbentuk kotak-kotak kecil, sungguh arsitektur Tuhan memang maha sempurna. Ketika Anda memasuki mulut gua, Anda akan disambut oleh banyak kelelawar.Setelah kami mengeksplorasi Green Canyon rasa Majalengka, kami bertemu dengan Bapak Indi Tetua di TNGC. Entah layak disebut beruntung atau tidak dari awal perjalanan kami tidak mengetahui mitos itu, kami bertiga takjub mendengarkan cerita beliau. Ada semacam mitos, kabarnya di Gua lalay tersebut ada penunggunya yaitu 'Oray lalaki' (ular laki-laki).Berkepala manusia, bertubuh ular kabarnya ular tersebut besar sekali dan sering memakan korban. Dulunya Oray lalaki tersebut mendiami wilayah TNGC, karena sering mengganggu warga sekitar TNGC maka oray lalaki dipindahkan ke Gua lalay.Lalu kawan saya menyimpulkan tentang mitos tersebut bahwa kalau mengenai mitos cerita rakyat biarlah menjadi sebuah cerita yang patut dihargai namun serahkan semua pada sang pencipta karena alam ini surga dunia. Dengan adanya mitos ini sebetulnya ada banyak manfaat juga dengan begitu kita akan mengetahui etika dalam melakukan sebuah perjalanan.Saya memulai perjalanan dari Bandung, bersama dua kawan bernama Dani dari Bandung dan Giri dari Depok. Dipandu oleh kawan dari rangger di TNGC Ciremai yaitu Ade Imron Zaelani. Kami menggunakan Elf Rukun Wargi (Bandung-Majalengka). Lalu Anda bisa berhenti di Pasar Sukadana Maja, jika ada mobil bak terbuka berbaik hati dan bersedia mengangkut Anda itu bukanlah tumpangan gratis.Itu merupakan alat transportasi yang paling efektif di sana, Anda bisa menggunakan mobil bak terbuka itu menuju trek Green Canyon. Alat transportasi itu menyenangkan sekali, walau tidak saling kenal setiap orang tidak sungkan bertegur sapa mengobrol layaknya sahabat lama, sepenggal cerita dari Kabupaten Majalengka.Lelah, keringat yang berpeluh, cerita seram, jalanan yang curam. Apalah artinya semua itu, semua itu akan terbayar oleh Green Canyon Rasa Majalengka.
Komentar Terbanyak
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana
Penumpang Pria yang Bawa Koper saat Evakuasi Pesawat Dirujak Netizen
Koper Penumpangnya Ditempeli Stiker Kata Tidak Senonoh, Transnusa Buka Suara