Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau

Rikki Erlando - detikTravel
Selasa, 23 Des 2014 11:23 WIB
loading...
Rikki Erlando
Gunung Merbabu, Sumbing, Sindoro dari Prau
Telaga Warna
Kawah Sikidang
Camp Area
Pemandangan pagi hari
Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau
Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau
Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau
Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau
Dataran Tinggi Dieng, Dari Telaga Warna Hingga Prau
Jakarta - Tak akan pernah rugi jika kita menuju tempat wisata yang fenomenal di Dieng ini. Pemandangannya yang spektakuler membuat siapa saja mendapatkan kesan yang mendalam setelah mengunjunginya.Liburan telah tiba, saatnya merencanakan perjalanan. Setelah menghadapi Ujian Nasional bula April lalu, saya memutuskan liburan untuk sekedar menghilangkan kepenatan. Akhirnya, saya mencari di internet destinasi-destinasi yang ada di Pulau Jawa untuk saya jadikan tempat liburan kali ini.Dan saya memilih ke Dataran Tinggi Dieng sebagai destinasi pilihan saya dengan tujuan utama Mendaki Negeri Khayangan Gunung Prau. Padahal, tidak ada sedikit pun rencana untuk mendaki sebelumnya. Kenapa saya ambil Open Trip? Selain meminimalisir biaya, kita juga dapat teman-teman baru dari berbagai daerah.Saya dan teman-teman yakni (Chita & Mba Umi) janjian di Terminal Bekasi untuk berangkat bersama, waktu itu kami janjian pukul 16.00 WIB di Terminan Bekasi. Karena macet sangat padat merayap di Grogol sampai Slipi Petamburan, alhasil saya ditinggal mereka dan saya berangkat sendiri menuju Wonosobo. Tidak ada yang menarik dalam perjalanan, yang saya lakukan hanya tidur dan sesekali menghubungi teman saya yang sudah terlebih dahulu berangkat.Seiring berjalannya waktu, pukul 09.00 WIB tiba lah saya di Terminal Mendolo Wonosobo, lokasi meeting point saat itu. Dua jam kurang lebih saya menunggu teman-teman yang lain berkumpul di meeting point, sekitar pukul 11 siang peserta sudah lengkap dan kami bergegas menuju Dieng dengan jarak tempuh satu jam dari Terminal Mendolo."Petualangan di mulai!", Saya berteriak dalam hati.Agenda pertama menuju Telaga Warna. Sesampainya disana, kami disuguhkan dengan pemandangan Telaga Warna yang menurut saya indahnya biasa, tapi sangat berkesan ketika disana. Selain itu, kami juga diberikan informasi seputar Telaga Warna oleh pemandu yang menemani kami saat itu. Tak lama kami di Telaga Warna, kami melanjutkan perjalanan menuju penginapan untuk makan siang dan persiapan sebelum melakukan pendakian Gunung Prau.Makan siang selesai, persiapan selesai, dan kami siap memulai pendakian sekitar pukul 16.00 WIB. Sebelum melakukan pendakian, kami diberikan arahan oleh para pemandu profesional. "Bismillah, kami berangkat!", Seru seorang peserta.Perjalanan dari penginapan menuju pos 1 masih dibilang cukup landai, selain itu hujan rintik-rintik pun mulai menyambut kami. Dalam perjalanan, seolah tak pernah habis pertanyaan-pertanyaan yang saya tanyakan kepada mapemandu seputar Gunung Prau. Untungnya, pemandu dengan senang hati menjawab pertanyaan saya.Hari semakin gelap, kami tidak tahu apa dan bagaimana bentuk rupa pemandangan di sekitar kami. Yang kami lakukan hanya terus berjalan dengan fokus sesuai komando pemandu. Karena katanya jalur yang kami lewati ini hanya setapak, kiri dan kanan itu jurang. Udara semakin dingin, dan keringat tetap mengalir.Akhirnya sekitar pukul 21.00 WIB kami sampai di sekitar Bukit Teletubbies tempat dimana kami akan bermalam. Sebelum istirahat, kami disediakan makan malam dan satu cangkir teh hangat untuk menghangatkan tubuh. Setelah itu acara bebas, sebagian peserta ada yang lansung tidur (termasuk saya) dan sebagian peserta masih ada yang menghangatkan tubuh di api unggun.Pukul 05.00 WIB saya dan yang lain terbangun dari tidur, seolah tak ingin melewatkan moment Golden Sunrise di Negeri Khayangan. Dengan keinginan yang sangat kuat, akhirnya kami memberanikan diri keluar tenda. Saat itu, dinginnya sangat menusuk ke dalam tulang. Tetapi sayang, matahari masih malu menampakkan sinar paginya kepada kami saat itu.Matahari tertutup awan gelap, tetapi tak sedikit pun mengurangi rasa kagum terhadap pemandangan yang ada. Kami disuguhkan langsung dengan pemandangan Gunung Sumbing, Gunung Sindoro, Gunung Merbabu, dan Gunung Merapi. "Ini baru petualangan, pertama kali berada di atas awan, alhamdulillah". Saya girang dalam hati.Selesai sudah kami menikmati keindahan alam yang ada, kami disediakan sarapan pagi dengan menu kentang rebus, sarden, dan krupuk. Menu sederhana, tapi terasa mewah karena rasa kekeluargaan tercipta disana. Pukul 09.00, kami packing untuk turun gunung. Setelah semua beres, kami sempat melakukan foto 'Full Team' sebelum turun gunung.Perjalanan turun lebih cepat di bandingkan saat naik. 3 Jam kami berjalan turun, akhirnya sampailah di penginapan untuk sekedar istirahat dan bersih-bersih. Di sini kami disediakan semacam Nata De Coco. Tapi ini lain, warga Dieng kalau ini disebut Carica. Rasanya enak, segar. Cocok dimakan saat kantuk datang.Tepat pukul 14.30 WIB, kami melanjutkan perjalanan menuju Candi Arjuna. Di sini kami belajar tentang sejarah peninggalan agama Hindu. Tak lama berada disini, kami melanjutkan perjalanan menuju Kawah Sikidang. Di Kawah Sikidang ini, sangat disarankan untuk menggunakan penutup hidung (Masker) karena gas belerang yang sangat berbahaya.Di sini kami juga tidak berlama-lama karena aroma belerang yang semakin menyengat dan sangat berbahaya. Perjalanan kami lanjutkan menuju pusat oleh-oleh. Pukul 16.00 WIB kami selesai berbelanja oleh-oleh dan langsung diantar ke tujuan terakhir. Ada yang ke stasiun dan ada juga yang ke terminal. Saya dan dua teman saya naik bus dari terminal Mendolo, sama seperti saat berangkat.Pukul 17.00 WIB saya sudah di terminal dan bus menuju Jakarta baru berangkat pukul 17.30 WIB. Sambil menunggu bus, akhirnya saya dan 2 teman saya memutuskan makan makanan khas Wonosobo yaitu Mie Ongklok. Mungkin karena saya baru merasakan Mie Ongklok, lidah saya belum menyatu. Jadi terkesan aneh di lidah saya.Tepat pukul 17.30 WIB bus datang, dan saya meninggalkan kota Wonosobo dengan kesan yang amat dalam.Terima kasih Dieng untuk suguhan keindahan alam yang tak terkira.
Hide Ads