Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang

Endah Sayekti - detikTravel
Selasa, 23 Des 2014 14:33 WIB
loading...
Endah Sayekti
Pantai Iboih jernih kebiruan yang sangat mengundang.
Bersiap-siap turun di lokasi snorkeling
Mengaso sebentar di Pulau Rubiah
Tulisan di sini sama seperti yang saya lakukan di Sabang.
Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang
Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang
Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang
Seru! Sensasi Pertama Kali Snorkeling di Sabang
Jakarta - Terlepas dari bencana tsunami Aceh 10 tahun silam, kini pariwisatanya kian kembali banyak diminati wisatawan. salah satu yang seru adalah di Sabang, pantainnya indah dan aman untuk bersnorkeling ria.Sebagai orang yang telat belajar renang, berada di perairan dengan tidak berjejak kaki ke dasar tentu saja bikin anjlok hati dan was-was luar biasa. Di kolam renang saja jantung saya sudah berdetak kencang apalagi di laut. Perasaan itu yang saya alami dan rasakan saat pertama kali mulai belajar snorkeling di Teluk Iboih, Pulau Weh, Aceh.Ketika dengar kabar seorang teman akan berlibur ke Aceh dan berkunjung ke Sabang, Pulau Weh, saya seperti biasa secara dadakan menghubungi dan menanyakan detil keberangkatannya. Aceh bagi saya sendiri yang sudah keburu punya gambaran tentang kuatnya syariah Islam diberlakukan di sana, seringkali membuat saya segan dan berpikir panjang untuk pergi ke sana. Namun setelah cari tahu lebih jauh soal cara berpakaian yang lazim di Kota Banda Aceh dan Sabang dari beberapa teman, bulat lah sudah rencana untuk pergi.Tujuan utama teman jalan saya pastinya adalah snorkeling. Bagaimana dengan saya? tidak terlalu saya pusingkan tapi tetap saya pikirkan. Saya tabertanya kepada teman, apakah perlu bawa keperluan itu dari Jakarta? Jawabnya tidak usah karena di penginapan biasanya tersedia untuk sewa atau bisa pinjam masker dan snorkel darinya untuk latihan awal. Beres kalau begitu, tinggal siapkan ransel, berkemas dan berangkat.Hari pertama di Sabang terisi dengan jadwal mengunjungi beberapa obyek wisata menarik dan bersejarah seperti Benteng Jepang, Pantai Anoi Itam dan tentunya Tugu Nol Kilometer sebagai penanda sah berada di titik mula Indonesia di ujung barat. Menjelang senja, kami sudah berada di Dermaga Teupin Layeu menanti perahu yang akan mengantar kami ke Iboih Inn, tempat menginap kami malam itu.Esok paginya saya bangun dengan semangat. Hari ini saya dan teman-teman sudah memesan perjalanan keliling pulau dengan perahu. Mengenakan baju renang di bawah kaos dan celana pendek, saya menyiapkan diri untuk sarapan, memilih goggle, snorkel dan fin yang sesuai ukuran juga life vest dan duduk manis menanti brifing dari instruktur dan pendamping perjalanan.Rencananya kira-kira 20 orang dalam satu perahu, akan memulai perjalanan dan turun snorkeling di sekitar Pulau Seulako, Pulau Rubiah dan Pantai Sumurtiga, dengan jeda makan siang di Pantai Gapang. Karena pertimbangan cuaca dan ombak besar, perjalanan perahu ke Gua Sarang akhirnya dibatalkan.Di awal, instruktur sudah menanyakan siapa yang baru pertama kali snorkeling. Saya tentunya langsung acungkan jari dan senangnya saya tidak sendiri, ada beberapa teman seperjalanan yang juga seperti saya. Perahu kami yang sudah meninggalkan Dermaga Iboih Inn lalu menuju perairan dangkal di sekitar teluk dan di sana kami turun dengan bantuan kayak untuk ke tepian.Sang instruktur dengan jelas dan sabar kemudian mengajarkan cara bernapas dengan snorkel, menggerakkan fin di dalam air dan bagaimana membalik badan dari posisi tengkurap ke berdiri. Yang paling penting dan selalu ditekankan oleh instruktur adalah untuk tidak panik saat berada di tengah laut.Saat mencoba melakukan arahannya, jantung saya sempat berdetak cepat dan napas jadi tak beraturan antara mulut dan hidung. Otomatis air masuk ke dalam masker dan saya langsung menaikkan wajah ke atas. Duh, untung masih di pantai yang dangkal, begitu pikiran saya. Rasa panik yang nyaris muncul masih bisa saya atasi.Bagaimana kalau di tengah laut nih? Saya berusaha keras melakukan semua yang diinstruksikan semaksimal bisa dan bersikap tenang sehingga kursus kilat itu tidak jadi percuma. Coba tetap santai, mengatur napas dengan baik dan jangan panik. Hal itu yang selalu saya ingat dan tanamkan ke pikiran sehingga rasa takut pelan-pelan berkurang.Selesai kursus kilat, kapal kami pun mulai menuju titik snorkeling di sekitar Pulau Seulako. Perairan di sekitar pulau ini dikenal sebagai salah satu diving site terbaik jadi kesempatan bagus untuk ikut menikmati pemandangannya dari atas. Begitu tiba di lokasi, instruktur segera kasih komando turun bersamaan.Saya pun bersemangat mempraktekkan ajaran dan ternyata tidak sia-sia, saya bisa menikmati keindahan beraneka ikan yang lalu-lalang di terumbu karang. Senang dan luar biasa kagum bisa melihat sajian cantik di tengah laut, tempat dimana kaki saya tak menyentuh dasar sama sekali.Meski paha kiri saya tergores karang karena terdorong arus kencang yang mendadak terjadi saat snorkeling, saya sama sekali tidak merasakan deg-degan dan panik pada saat diminta berenang kembali ke kapal. Walaupun rasanya lama sekali mencapai kapal, perlahan namun pasti saya mengarahkan tubuh ke sana dan menggapai tali yang dilemparkan ke laut untuk berpegang dan menarik diri ke dekat tangga naik.Akhirnya sampai juga dan naik ke kapal dengan aman. Masih ada lokasi lainnya yang juga kami sambangi dan saya turun di 2 dari 3 spot yang dipilih saat itu. Rekor yang tidak terlalu buruk buat pemula seperti saya.Selesai perjalanan dan berada lagi di penginapan, saya tiba-tiba ingat dengan satu gantungan kunci yang sempat saya beli di toko oleh-oleh Piyoh. Membaca tulisan 'Baru Snorkeling di Sabang' yang tertera di atasnya membuat saya tertawa dan girang sendiri. ya, saya sudah sah mencicipi snorkeling di Sabang dengan keindahannya yang beraneka. Bagaimana, Anda tertarik?
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads