Melancong Sendirian di Yogya, ke Ullen Sentalu Saja

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Melancong Sendirian di Yogya, ke Ullen Sentalu Saja

Mawarni Soeratman - detikTravel
Minggu, 20 Jul 2014 11:23 WIB
loading...
Mawarni Soeratman
Butik di dalam Museum Ullen Sentalu, Kaliurang.
Relief cerita epos yang ditulis Empu Walmiki
Tiket masuk ke Museum Ullen Sentalu
Melancong Sendirian di Yogya, ke Ullen Sentalu Saja
Melancong Sendirian di Yogya, ke Ullen Sentalu Saja
Melancong Sendirian di Yogya, ke Ullen Sentalu Saja
Jakarta - Libur akhir pekan di Yogya tak melulu datang ke Candi Prambanan. Museum Ullen Sentalu juga bisa jadi destinasi menarik. Di sana, Anda bisa melihat berbagai benda seni yang sarat budaya khas Jawa.Kali ini saya mau membagikan pengalaman nakal saya yakni travelling sendirian ke kota favorit saya, Yogyakarta. Kenapa nakal? Karena saya dididik untuk tidak bepergian sendirian ke luar kota. Saya berangkat sendirian karena teman-teman seperjuangan sibuk dengan kegiatannya masing-masing sementara saya hanya punya waktu-waktu tertentu untuk refreshing.Tepatnya tanggal 4 November 2013 saya menggunakan kereta Kahuripan yang berangkat dari Stasiun Kiaracondong pukul 20.30 WIB. Kereta Ekonomi AC, maklum, mahasiswa, jadi belum mampu bayar Executive, yang penting aman, nyaman, selamat dan sampai tujuan di Yogya.Saya sampai di Stasiun Lempuyangan jam 05.30 WIB, karena teman yang sudah janji mau jemput saya masih tidur, akhirnya saya pakai taksi mencari sebuah hotel yang ada di kawasan MT Haryono. Fasilitasnya oke untuk kelas single traveler seperti saya, TV, kipas angin dan dispenser juga kamar mandi di dalam kamar. Harganya juga terjangkau, cukup Rp 70.000 saja.Cuman, karena kamar saya terletak di luar rumah, saya sempat digedor calon pengunjung pukul 03.00 WIB yang bertanya apa masih ada kamar kosong. Dikira saya penjaga wismanya kali. Lusanya setelah tanggal 5 November 2013, saya mengunjungi Candi Prambanan sekadar bernostalgia dengan situs kesayangan tersebut.Tanggal 6 November 2013 saya pergi ke Kaliurang untuk mengunjungi sebuah museum yang sangat menarik minat saya yaitu Museum Ullen Sentalu. Berangkatlah dari Keraton menggunakan taksi (sebelum ke museum saya ke Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dulu) dan sudah klop sama supirnya, jadi untuk anggaran pulang pergi dan sekaligus ditungguin, sekitar Rp 250.000.Sesampainya di sana saya disuguhi pemandangan baru, karena 3 tahun yang lalu, tepatnya Juni 2010, adalah terakhir kali saya mengunjungi museum itu bersama rombongan teman-teman SMA saya satu angkatan. Sepertinya museum tersebut mengalami renovasi. Ketika masuk, HTM nya cukup Rp 30.000 saja per-orang.Saya langsung disambut oleh suasana khas museum itu dengan alunan lagu tradisional Jawa yang khusus diperdengarkan untuk pengunjung dari radio kecil. Saya dituntun oleh seorang tour guide bersama ketiga turis lainnya. Ketika saya datang, tour guidenya bertanya "Sendirian mbak?" "Iya," "Oh, darimana?" "Bandung." "Waduh, niat sekali ya"Mau bagaimana lagi, abis kangen sama museum dan kenangannya. Dari ruangan pertama tempat disimpannya berbagai foto Gusti Nurul ketika masih muda (salah seorang pendiri Yayasan Museum tersebut). Saya seolah flashback dengan cerita serupa tiga tahun yang lalu, sontak saya samar-samar ingat mengenai sejarah museum tersebut.Walaupun saya kurang begitu paham mengenai detil dan sejarah museum tersebut, ingatan saya cukup baik tentang cerita keturunan Sri Sultan Hamengkubuwono lengkap dengan anak dan selirnya yang berjumlah sekian, kegiatan mereka, dan kunjungan-kunjungan yang diterima mulai dari mantan Presiden RI Soekarno, Soeharto juga kunjungan khusus dari Putri Diana dan Pangeran Charles.Juga macam-macam batik yang dibuat oleh keluarga mereka dan penggunaannya dibedakan untuk upacara-upacara tertentu. Uniknya ditengah tur, kami berempat disuguhi segelas minuman tradisional khusus yang diracik oleh salah seorang Gusti Pembayun. Sembari beristirahat di sebuah ruangan yang menyajikan kenang-kenangan pengunjung saat ada di museum tersebut.Walaupun Museum Ullen Sentalu sempat ditutup untuk umum karena terbenam abu vulkanik pasca letusan Merapi 2011 setebal 1,5 meter, akan tetapi pesona arsitektur dan suasana khas keluarga Kerajaan Mataram nya tidak mengurangi minat wisatawan untuk berkunjung.Menurut saya minat pengunjung ke museum ini masih sedikit, jika dibandingkan dengan situs warisan budaya yang ada di Yogya lainnya, seperti Candi Borobudur, Candi Prambanan, Pantai Parangtritis, dsb. Oleh karena itu melalui tulisan ini, saya ingin mempromosikan sebuah objek wisata sejarah baru yang membawa pesan sejarah kental mengenai keturunan Kerajaan Mataram tetapi disuguhkan dengan perpaduan arsitektur bangunan museum yang klasik-minimalis modern.Harapannya agar wisatawan di era sekarang dapat menikmati dan memahami sejarah dengan tidak meninggalkan kesan modern. Selain museum, di dalam Ullen Sentalu juga terdapat restoran dan butik mewah sebagai pelengkap tur di kawasan tersebut. Selamat berkunjung dan nkmati budaya bangsa kita yang cantik ini.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads