Pantai Sweqhel dan cerita unik lainnya
Minggu, 27 Jul 2014 13:10 WIB

Hendra Wirawan
Jakarta - Sangat beruntung sekali jika berbicara tentang Alor timur. Tempat yang sama sekali belum terjamah pencemaran, semuanya masih asli dan tentunya alami. Walaupun hanya menemukan Pemandangan Pantai, namun tidak membosankan.Jika anda berpikir NTT adalah daerah yang kering, tidak semuanya benar. Namun, coba kita lihat Pulau Alor. Salah satu pulau yang menjadi Kabupaten di Provinsi NTT. Dari atas saja jika kita melihat dari jendela pesawat udara, daerah ini tampak hijau.Tapi, karena iklim di Indonesia tropis, jangan harap daerah ini memiliki hawa yang sejuk. Rata-rata daerah Alor memiliki iklim yang panas dari pukul 11.00 sampai 16.00 sore. Setelah itu iklim mulai berubah seperti daerah lain yang memiliki iklim sejuk.Hawa yang panas tidak membuat air-air menjadi kering. Air tetap mengalir walaupun daerah berada dalam kondisi cuaca yang panas. Jadi, bisa Anda bedakan kan mana panas mana kering?Pantai selanjutnya yang akan saya ceritakan adalah Pantai Sweqhel. Pantai ini terletak tidak jauh dari Desa Maritaing. Pantai ini merupakan salah satu pantai indah di deretan Pantai Selatan, Alor Timur.Pantai akan surut jika Anda berada di pantai pukul 8.00 hingga pukul 15.00 sore. Sore harinya pantai ini akan terlihat kering. Pantai yang tampak biasa-biasa saja jika Anda perhatikan.Tapi coba saja anda pergi lebih ke dalam lagi, berdiri, dan pakai kaca selam. Siap-siaplah untuk menyaksikan dunia bawah laut yang indah. Lebih ke dalam lagi, dan Anda akan merasakan berenang bersama ikan-ikan berwarna-warni yang siap bermain dan bersembunyi di terumbu karang nan cantik.Anda tidak perlu memakai tabung oksigen untuk menyaksikan pemandangan ini. Tinggal berdiri saja Anda sudah ada di dunia para ikan dan terumbu karang yang indah. Kepiting laut dan cumi-cumi akan mudah kita tangkap apabila Anda yang memang hobi memakan seafood.Tapi jangan harap di tempat ini ada restoran, warung makan atau sejenisnya. Karena di tempat ini merupakan desa yang jauh dari perkotaan. Jangan bayangkan di tempat ini memiliki hotel-hotel megah bintang lima. Serta, jika Anda memiliki keinginan untuk berlibur di sini gunakan jasa pemandu lokal. Atau setidaknya teman Anda yang warga asli Alor timur.Saya takut jika Anda tersesat. Karena perjalanan menuju pantai ini melewati bukit dan hutan belantara. Saya juga akan takut jika Anda tidak memiliki tempat berteduh, mencari makan siang, dan kebutuhan lain yang tentu tidak diduga-duga.Kuncinya adalah: Milikilah teman yang asli Alor timur. Jika tidak, ada alternatif lain. Mintalah ijin pada salah satu warga sekadar untuk berteduh, bermalam dan menikmati makanan asli Alor yang rata-rata merupakan hasil olahan binatang hutan seperti rusa. Tidak lupa seafood seperti kepiting, udang, ikan laut lainnya yang diolah secara tradisional oleh warga Alor timur.Jangan harap Anda akan menemukan sayur seperti di kota-kota besar. Sayur yang disajikan di sini tentunya merupakan hasil kebun warga seperti daun singkong, sayur labu, sayur kelor (orang-orang di sini menyebutnya Marungga), daun pepaya (yang tentunya pahit), dan juga bunga pepaya.Tidak usah khawatir karena warga Alor merupakan orang-orang yang bersahaja, suka membantu dan tentunya ramah. Anda akan merasakan hubungan keluarga walaupun anda tidak memiliki ikatan darah yang kuat dengan warga-warga Alor.Perlu Anda ketahui, perjalanan untuk sampai menuju Alor Timur dari Kota Kalabahi, ibukota kabupaten Alor ditempuh menggunakan Oto, sebutan truk yang diubah menjadi angkutan penumpang. Perjalanan dari Kota Kalabahi dapat ditempuh kira-kira sekitar 6 jam untuk sampai di Desa Maritaing, kecamatan Alor Timur yang merupakan daerah terdepan yang berhadapan langsung dengan Negara Republik Demokrat Timor Leste.Bersyukur jika Anda berada di depan bersebelahan dengan supir. Tapi, jika Anda berada di belakang akan penuh sesak dengan penumpang, siap-siap mandi debu. Karena Anda akan melewati beberapa jalan yang masih belum diaspal. Namun, untuk bulan-bulan ini pemerintah sedang gencar-gencarnya mengaspal daerah ini untuk mempermudah akses menuju Desa Maritaing.Di Desa Maritaing Anda akan menemukan Monumen Perbatasan Panglima Besar Jenderal Sudirman yang baru saja diresmikan oleh Panglima Republik Indonesia. Menurut cerita, Kabupaten Alor baru diperhatikan sekarang oleh sebab Timor Leste sudah terlepas dari bagian Negara Kesatuan Republik Indonesia. Bisa dibayangkan jika Pulau ini berubah menjadi daerah yang maju sepuluh tahun ke depan. Benar-benar kemajuan yang perlu diapresiasi.Kembali ke cerita tadi, tentang jalan yang sepenuhnya belum diaspal. Coba saja bayangkan jika Anda berada di Oto selama 6 jam dengan kondisi seperti itu. Siap-siap juga untuk buang air di semak-semak hutan belantara. Karena saya yakin, jika Anda sebelumnya tidak mempersiapkan diri untuk membuang segala air yang ada di tubuh Anda, maka siap-siaplah bersahabat dengan alam.Tidak usah khawatir jika itu terjadi, karena tisue basah akan membantu Anda. Sekadar mengelap beberapa kotoran yang tertinggal dibagian tertutup Anda. Sepertinya ini adalah bagian-bagian yang unik dari cerita petualangan Anda, karena sebenarnya saya telah mengalami hal itu. Hari itu merupakan hari bersejarah bagi saya, dan tisue-tisue basah itu membantu saya.
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour