Lombok, Petualangan Seru di Kampung Halaman Ayah

Jakarta - Lombok menjadi surga bagi para traveler karena pantai-pantainya yang cantik. Banyak yang sudah menganggapnya sebagai rumah kedua, atau bahkan ada yang menganggapnya sudah seperti kampung halaman sendiri.Dimana kampung halaman saya? Itu pertanyaan yang gampang-gampang susah untuk dijawab. Saya terlahir dari orang tua yang terlahir dari Blitar (ayah) dan campuran Tionghoa-Cirebon (ibu) serta dilahirkan dan besar di Jakarta.Nah sekarang bicara keuntungan terlahir sebagai mixed blood, adalah punya banyak kampung! Sebetulnya sih saya hanya merasa Jakarta sebagai kampung halaman. Tapi berhubung keluarga berlatar belakang berbeda, membuat saya merasa Blitar dan Cirebon juga sebagai kampung halaman.Daftar ini masih bisa diperpanjang ketika saya mendengar Ayah pernah dibesarkan di Lombok selama beberapa waktu. Saya pun mengidamkan Lombok sebagai tujuan perjalanan. Keinginan makin menggebu dan akhirnya terwujud beberapa saat yang lalu.Lombok sudah terkenal sebagai tujuan wisata dunia. Tidak hanya di mancanegara, di kalangan turis domestik pun, Lombok juga populer meski masih sering dianggap sebagai kepanjangan wisata dari Bali.Tapi saya tidak sepakat dengan anggapan ini. Lombok tidak pantas menjadi bayang-bayang Bali. Kenapa? Karena alam Lombok memiliki ciri khasnya sendiri, demikian pula tradisi Sasak yang berbeda namun tidak kalah menarik dari tradisi Bali.Kunjungan singkat saya selama tiga hari, terasa lebih ke travelling daripada mudik, membuktikan hal itu. Pantai-pantai di Lombok banyak yang masih perawan alias jarang dikunjungi orang. Bahkan pantai-pantai yang sulit dikunjungi di daerah Lombok Timur sangat sepi.Pantai Kaliantan, Pantai Pink Tangsi, Tanjung Ringgit, merupakan daerah yang saya rekomendasikan untuk dikunjungi di Lombok Timur. Jalannya memang rusak dan relatif sulit dicapai, namun saya jamin, perjuangannya tidak akan sia-sia. Menurut saya itu pengorbanan yang murah untuk melihat sebagian dari keindahan Lombok.Sebetulnya masih banyak keindahan lain di pantai selatan Lombok, tiga gili dunia di Lombok Barat, Gunung Rinjani di Lombok Tengah, dan Utara. Namun saya sudah jatuh cinta pada keindahan yang terasing ini.Waktu yang singkat terasa semakin singkat ketika kita sedang menikmati sesuatu yang indah. Kali ini saya tidak ingin tergesa-gesa dengan mengejar sebanyak-banyaknya tujuan di Lombok. Kali ini saya ingin menghayati keindahan tempat ayah dibesarkan sementara waktu.Kemarin ayah bercerita tentang cantiknya daerah Lombok Timur tanpa ia bisa menunjukkan foto. Sekarang, saya buktikan sendiri kecantikannya dan mengambil bukti foto, juga untuk membuktikan bahwa saya tidak bohong.Dibesarkan dengan alam seindah ini, tidak heran ayah menjadi penyayang alam. Mungkin darah itu juga mengalir dalam darah saya. Mungkin itu juga nilai yang ia tanamkan dalam diri tanpa saya sadari.Ah, sayang sekali beliau tidak bisa ikut berkunjung ke tempat ia pernah menghabiskan sebagian dari masa kecilnya. Mungkin juga, tempat dimana nilai petualangan dimulai dalam dirinya dan diturunkan kepada saya.Dengan alam seindah ini, tidak heran Lombok Timur menjadi sebuah kampung baru dalam hati saya. Inilah kampung halaman petualangan yang dimulai dari cerita masa kecil ayah.