Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api

Taufik - detikTravel
Senin, 15 Sep 2014 14:50 WIB
Pintu gerbang Hongkong Railways Museum
Salah satu sisi museum
Lokomotif dan salah satu lori bersejarah
Kereta bersejarah
Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api
Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api
Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api
Yang Jarang Dilihat Orang di Hong Kong, Museum Kereta Api
Jakarta - Sejarah kereta api di Hongkong dimulai pada tahun 1910, dengan dibukanya jalur Kowloom Canton Railways. Kisahnya dapat kita lihat di sebuah museum di New Territories, yaitu di Hongkong Railways Museum.Banyak orang berkunjung ke Hongkong, namun sebagian besar mungkin lebih suka mendatangi objek wisata atau pun pusat perbelanjaan yang terkenal. Baik yang terletak di bagian selatan Hongkong Island, mau pun di sekitar Semenanjung Kow loon yang secarah harfiah memiliki arti Sembilan Naga.Blusukan saya kali ini di kawasan SAR Hongkong adalah menggunakan MTR sampai ke daerah New Territories, dimana kita masih dapat menikmati sedikit udara segar dan alam pedesaan.Β Sejenak melupakan hiruk-pikuk kawasan urban yang selalu ramai padat dan juga orang-orang Hongkong yang terkenal sibuk karena selalu berjalan tergesa-gesa.Dari Stasiun MRT Sheung Wan di ujung timur pulau Hongkong, saya harus naik MTR dan berpindah 3 kali ke Tsuenwan Line di Central, lalu Kwuntong Line di Mongkok serta East Rail Line di Kowloon Tong dan kemudian turun di stasiun Tai Woo. Dari sini bisa berjalan kaki, atau kalau mau lebih cepat naik minubus 25 K jurusan Lam Tsuen dan turun di Nam Shing Road.Tidak lama berjalan, akhirnya saya pun tiba di Hongkong Railway Museum yang terletak di 13 Shung Tak Street Tai Po Market. Museum ini, menurut cerita, dulu merupakan salah satu stasiun yang terletak di jalur KCR atau Kowloon Canton Railways yang diresmikan pada tahun 1910, dan menghubungkan Kowloon di Tsim Sha Tsui sampai ke Guangzhou yang dulunya lebih terkenal dengan sebutan Canton.Bentuk pintu masuk stasiun sangat unik, karena gedungnya memiliki arsitektur tradisional China dengan atap yang bersusun. Lebih mirip sebuah kelenteng dibandingkan stasiun KA.Β Seorang penjaga museum hanya tersenyum menyambut kedatangan saya. Maklum, siang itu museum sedang sepi, karena selama berkunjung sekitar 1 jam hanya ada 3 orang pengunjung lainnya.Di dalam gedung utama stasiun ini, masih dapat dijumpai fasilitas asli yang terawat dengan baik. Seperti bekas loket dan juga perkantoran. Selain itu, ada pameran gambar dan maket yang membawa kita menelisik sejarah kereta api di Hongkong sejak awal abad ke 20.Sejarah kereta api di Hongkong dumulai dengan diresmikannya Kowloon Canton Railways pada 1 Oktober 1910. Dengan kereta ini, penumpang dapat hilir mudik antara Hongkong dan Canton.Namun pelayanan langsung ke Canton dihentikan pada 1949 dengan berdirinya Republik Rakyat China yang sekarang kembali secara resmi disebut dengan nama Repubik Rakyat Tiongkok. Β Karena itu, Stasiun Lowu menjadi stasiun terakhir yang masih masuk wilayah Hongkong.Pelayanan kereta api dari Kowloon ke Canton sendiri baru dimulai kembali di awal terbukanya Tiongkok pada tahun 1979. Kemudian Jalur KCR ini selesai dielektrifikasi pada tahun 1983, dan perjalanan menjadi lebih nyaman walaupun belum terintegrasi tiketnya dengan sistem MTR di stasun Kowlon Tong.Β Baru pada awal abad ke 21, jalur KCR antara Hung Hom dan Lowu berubah menjadi East Rail Lines dan ditambahkan satu stasiun lagi, yaitu di Lok Ma Chau.Di Stasiun Taipo Market ini, masih dapat kita saksikan beberapa gerbong kereta bersejarah, dan juga lokomotif Diesel Engine no 51 yang bahkan diselamatkan untuk disimpan di museum ini dari Filipina.Β Ada juga beberapa gerbong kereta zaman lawas dengan tempat duduk dari kayu, dan sebuah gerbong kelas utama dari tahun 1960-an. Di museum yang merupakan cabang dari Hongkong Heritage museum ini, kita dapat sejenak kembali ke masa lampau sambil melihat alam pedesaan di kawasan Hongkong.Yang paling asyik lagi, adalah suasana sepi dan tenang, serta tidak perlu membayar tiket.Dan di saat yang sama, saya juga terkenang akan Museum Kereta Api di Ambarawa yang bahkan menceritakan kalau sejarah kereta api di Indonesia ternyata lebih dahulu dibandingkan di Hongkong.
Hide Ads