Ziarah ke Makam Tuanku Imam Bonjol di Minahasa

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Ziarah ke Makam Tuanku Imam Bonjol di Minahasa

Merza Gamal - detikTravel
Selasa, 08 Apr 2014 10:52 WIB
Jakarta - Tuanku Imam Bonjol adalah pahlawan nasional dari Sumatera Barat yang sangat ditakuti penjajah Belanda. Beliau dibuang ke Minahasa sampai akhir hayatnya tahun 1864. Mari kita ziarah ke makam beliau di Desa Lotak.Dalam perjalanan akhir pekan ke Danau Tondano, sebelum kembali ke Manado untuk pulang ke Jakarta, saya mampir ke Desa Lutak di Kecamatan Pinleng, Minahasa. Saya berkunjung ke kompleks pemakaman Tuanku Imam Bonjol.Begitu mobil diparkir, saya langsung disambut sebuah taman yang cukup luas, mulai dari pintu gerbang hingga sebuah bangunan Bagonjong seperti Rumah Adat Minang yang bercat putih. Pada bagian kiri dan kanan bangunan terdapat pohon-pohon yang rindang.Untuk mencapai bangunan tersebut, kita mesti melewati beberapa anak tangga. Ketika kita masuk ke dalam bangunan, terlihat sebuah makam dengan keramik putih. Di batu nisan terdapat tulisan:"Tuanku Imam Bonjol lahir pada tahun 1774 di Tanjung Bungo, Bonjol, Sumatera Barat. Wafat pada 6 November 1854 di Lota Minahasa dalam pengasingan Pemerintah Kolonial Belanda karena berperang menentang penjajahan untuk kemerdekaan Tanah Air, Bangsa dan Negara"Di salah satu dinding bangunan terdapat lukisan Tuanku Imam Bonjol berjubah putih dan sorban putih, sedang mengacungkan pedang di atas seekor kuda putih. Di samping berziarah ke makam Tuanku Imam Bonjol, kita juga bisa melihat peninggalan Tuanku selama diasingkan oleh penjajah Belanda di Minahasa. Peninggalan utama Tuanku Imam Bonjol adalah tempat ibadah di bawah bangunan makam.Menuju tempat ibadah Tuanku Imam Bonjol, kita akan melewati pepohonan jati dan bambu yang rimbun, serta beberapa anak tangga. Bangunan Tempat Ibadah Tuanku Imam Bonjol terletak persis di sebelah aliran Sungai Malalayang yang jernih dengan bebatuan yang indah.Di dalam bangunan Tempat Ibadah Tuanku terdapat batu besar yang digunakan sebagai alas Β salat. Jika kita mencoba melaksanakan salat di atas batu tersebut terasa nyaman. Karena pada posisi sujud, lekukan di batu tersebut tepat di dahi dan kedua lutut kita.Selain batu tersebut, terdapat sumur yang airnya sangat dangkal dan dapat diraih dengan gayung untuk wudhu, membasuh badan dan menyegarkan ingatan kita. Betapa perjuangan melawan penjajahan perlu pengorbanan yang tak terkira, harus terasing ke pulau lain dan akhirnya meninggal di pinggiran Kota Manado ini. (travel/travel)

Hide Ads