Perjuangan Melihat Sunrise di Puncak Ceremai
Sabtu, 12 Apr 2014 12:03 WIB

Adrian Rahman
Jakarta - Bagi pecinta gunung yang ingin mendaki akhir pekan ini, Gunung Ceremai di Jawa Barat dapat menjadi pilihan. Walau butuh perjuangan untuk sampai pucat, gunung ini menawarkan pemandangan yang tidak kalah menarik.Saya dan temanku Aziz, Sudah lama punya rencana ingin weekend di luar Bandung, tapi masih bimbang mau memilih pantai atau gunung. Pilihan pun jatuh ke Gunung Ceremai!Secara administratif termasuk dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Cirebon, Kabupaten Kuningan, dan Kabupaten Majalengka, Provinsi Jawa Barat. Gunung ini memiliki ketinggian 3.078 m di atas permukaan laut dan tertinggi di Jawa Barat.Demi mengejar pergantian tahun di puncak kami langsung berangkat. Karena mendadak, kami tidak sempat menyiapkan logistik yang lengkap. Kendala pertama adalah tenda. Kami sudah berusaha mencari tenda tapi ternyata tidak ada, terpaksa kami meminjam tenda anak pramuka yang ada di tempat kami istirahat nanti di Kuningan.Pukul 12.00 WIB kami langsung bergerak ke Kuningan, tiba di Kuningan sekitar pukul 20.00 WIB, dan langsung ke pesantren tempat kami istirahat malam ini. Sesuai rencana, kami ingin beli logistik di sini. karena waktu yang singkat, banyak barang yang tidak terbeli.Kami membeli nasi goreng 3 dengan asumsi, 1 untuk sekarang, 1 untuk subuh, 1 lagi buat nanti di atas. Dan membeli roti, kacang-kacangan, dan air mineral 1.5 liter 5 buah.Ketika kami ingin mengambil tenda, ternyata tenda tersebut sangat besar, sedangkan kami hanya membawa 1 carrier dan 1 daypack. Terpaksa kami hanya mengambil matras daja. Dengan asumsi kita bikin tempat berteduh seadanya.Pukul setengah 4 subuh, sesudah makan nasi goreng, kami langsung keluar pesantren dan sholat di Masjid luar komplek pesantren, lalu menunggu elf ke pertigaan Linggarjati.Sesampainya di pertigaan, perjalanan pun di mulai. Berjalan menuju pos pendaftaran pukul 06.00 WIB. Setelah menyelesaikan administrasi, kami langsung naik. Ternyata banyak yang naik hari ini.Di perjalanan kami bersapa dan tersenyum kepada pendaki yang kami lalui. Sampai di Leuweung Datar, untung kami bertemu dengan bapak yang jualan nasi uduk, lumayan untuk nambah makanan.Di perjalanan menuju kuburan kuda, kami bertemu dengan rombongan dari Jakarta, dan salah satunya ada yang asal Bandung. Kami pun disuguhi kopi dan roti. Setelah itu, setibanya di Pangalap, kami melahap nasi goreng tadi malam, dan saling bercanda-canda dengan pendaki-pendaki lain yang tidak kami kenal.Lanjut nanjak ke Tanjakan Seruni. Setibanya di Bapatere, kami di landa hujan. Karena kami tidak membawa ponco, kami meneduh di bawah pohon dengan menggunakan banner yang kami bawa. Saat meneduh, sempat putus asa karena kami basah dan tak ada tenda untuk kami istirahat buat nanti malam.Kami dua kali berhenti sebelum sampai di Batu Lingga, dan bertemu dengan sang penyelamat hidup kami, rombongan bang David (5 orang). Mereka secara kebetulan membawa 2 tenda (1 ukuran 4-5 org, 1 ukuran 2-3 org) dan rombonganya tidak membawa matras, alhasil mutualisme terjadi disini.Kami sangat-sangat beruntung bertemu dengan mereka dan sebaliknya. Kita lanjut nanjak buat nyari tempat ngecamp. Berita dari orang-orang yang turun, Pengasinan penuh (pos terakhir). Akhirnya kami ngecamp di sangga Buana II. Setelah mendirikan tenda, hujan masih saja turun. Kami cerita-cerita, main poker, makan, dan tidur.Pukul 03.00 WIB, kami semua bangun dan makan nasi uduk kemarin. Setelah itu kami naik lagi buat sunrise dan summit attack. Sesampainya di Pengasinan, sang mentari sudah keluar dari cakrawala nan jauh disana. Kami memutuskan buat lanjut terus dan summit attack, dan akhirnya kami sampai puncak.Ternyata di puncak saat itu ramai sekali. Setelah foto-foto dan menikmati Slamet, Sindoro, dan Sumbi dari kejauhan, kami turun karena mengejar Damri ke Bandung.Setelah turun ke tempat kita kamp, packing, kami langsung berlari ke bawah. Waktu yang kami tempuh dari puncak sampai bawah hanya 3 jam. Setelah sampai di posko terakhir, kami sadar kalau kami salah turun, posko ini lebih jauh menuju jalan raya untuk menunggu angkot. Pukul 17.00 WIB menuju Kota Bandung, pukul 00.00 WIB akhirnya kami sampai di Bandung.
Komentar Terbanyak
Potret Sri Mulyani Healing di Kota Lama Usai Tak Jadi Menkeu
Keunikan Kontol Kejepit, Jajanan Unik di Pasar Kangen Jogja
Daftar Negara yang Menolak Israel, Tidak Mengakui Keberadaan dan Paspornya