Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!

Aldjo - detikTravel
Senin, 14 Apr 2014 17:50 WIB
Rumah Sakit Umum Daerah Panglima Sebaya & Telaga Ungu
Arena bekas MTQ
Masjid Nurul Falah yang warna hijaunya masih dipertahankan
Hotel Grand Sadurengas Tanah Grogot
Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!
Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!
Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!
Unik, Kota di Kaltim Ini Serba Ungu!
Jakarta - Tanah Grogot di Kalimantan Timur mungkin adalah kota paling unik di Indonesia saat ini. Bagaimana tidak, ibukota Kabupaten Paser ini didominasi warga ungu dari rumah sakit, kantor, hotel sampai kendaraan. Keren!Ada yang khas di Tanah Grogot, Kaltim, yaitu warna ungu yang dijadikan warna resmi kota tersebut. Mulai dari gedung perkantoran, tempat umum, juga kendaraan dinas, semuanya diberi cat dengan warna ungu.Awal bulan Maret 2014 lalu, saya bersama istri punya kesempatan jalan-jalan ke Tanah Grogot di Kalimantan Timur. Untuk bisa mencapai kota ini, kita bisa melalui beberapa jalan, selain lewat Balikpapan, kita juga bisa mengambil jalan lewat Banjarmasin.Ketika berangkat, karena ingin mampir di rumah adik yang tinggal di Kuala Kapuas, Kalteng, dari Jakarta kami turun di Bandara Syamsudin Noor, Banjarmasin. Dari situ kami dibawa menginap di Kuala Kapuas. Perjalanannya memakan waktu sekitar dua jam.Esok paginya kami berombongan 8 orang, berangkat ke Tanah Grogot melalui jalan darat. Waktu tempuhnya sekitar 13 jam. Dengan waktu perjalanan yang cukup panjang tersebut, saya berharap bisa melihat lebatnya hutan Kalimantan. Harapan tersebut sia-sia, yang namanya hutan itu ternyata sudah tidak ada lagi, hampir semuanya sudah jadi lahan perkebunan.Ketika pulang, kami memutuskan lewat Balikpapan. Dari Tanah Grogot, kami naik mobil Mitsubishi L300 ke Penajam dengan waktu tempuh sekitar 3,5 jam. Setelah itu menyeberang dengan kapal klotok ke Pelabuhan Kampung Baru Balikpapan selama setengah jam.Banyak kekhasan yang dapat dilihat di kota ini. Yang paling mencolok adalah warna ungu. Warna ini sepertinya digunakan sebagai warna resmi Kota Tanah Grogot. Hampir semua aset pemerintahan diberi cat dengan warna ungu.Bupati yang menjabat sekarang, Muhammad Ridwan Suwidi, adalah bupati yang menjabat untuk periode kedua (2010-2015). Pada periode pertama (2005-2010), konon partai penyokongnya adalah Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang identik dengan warna hijau. Maka pada saat itu semua bangunan pemerintah dicat dengan warna hijau yang identik dengan warna PPP.Sisa warna hijau yang sekarang masih bertahan, antara lain masih dapat kita saksikan pada warna cat masjid Nurul Falah, masjid kebanggaan warga Tanah Grogot. Menurut berita yang saya baca, warna cat masjid ini konon juga pernah mau diganti dengan warna ungu, tetapi karena sebagian masyarakat menolaknya, maka bupati pun akhirnya mengalah.Pada periode kedua kepemimpinannya, partai penyokongnya selain PPP adalah Partai Demokrat. Warna ungu yang dipakai sekarang ini, konon merupakan perpaduan antara warna hijau dan warna biru, simbol dua partai tersebut.Maka ketika kami punya kesempatan menyusuri jalan-jalan di kota ini, kadang-kadang merasa geli juga dengan berbagai pemandangan yang semuanya serba berwarna ungu. Gedung perkantoran ungu, mobil ungu, pagar pembatas jalan juga berwarna ungu.Kalau langit bisa dicat, mungkin juga akan dicat dengan warna ungu. Semula kami mengira, warna ungu yang identik dengan warna feminim tersebut adalah adalah warna favorit ibu Bupati.Saya tidak tahu, apakah warna ungu tersebut telah diundangkan di dalam peraturan daerah atau tidak. Kalau tidak, maka pada tahun 2015 nanti, ketika masa jabatan bupati sekarang berakhir, warna kota ini kemungkinan juga akan berubah warna dengan warna lain lagi. Andai kata bupati yang menjabat kelak punya pola pikir serupa.Bisa berganti menjadi warna merah, kuning, biru, putih atau yang lainnya, tergantung dari partai mana bupati tersebut berasal. Atau mungkin warna lain yang merupakan warna gabungan dari warna-warni partai tersebut, seperti yang terjadi sekarang ini.Jika hal tersebut terjadi, maka yang paling diuntungkan adalah pabrikan cat, agen-agennya dan tentu saja para pemborong yang mendapat proyek pengecatan tersebut. Memperindah kota dengan berbagai bangunan dan identitas lain dengan warna khas daerah tertentu, pada hemat saya, tentu bukan merupakan suatu yang salah.Tetapi mengaitkan warna kota dengan warna tertentu yang berkaitan dengan dengan warna partai politik tentu merupakan hal yang patut dipertanyakan kewajarannya. Kalau itu terus menerus terjadi, maka hal tersebut bisa menjadi sebuah pemborosan yang sia-sia.Berapa uang yang harus dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat hanya untuk mengganti warna cat saja. Saya yakin, uang tersebut bisa digunakan untuk hal lain yang lebih penting dan mendesak untuk memperbaiki kualitas hidup warganya daripada hanya sekedar memoles-moles warna cat bangunan dan kendaraan milik pemerintah saja.Terus terang, kemarin saya cukup menikmati perjalanan ke Tanah Grogot. Ada-ada saja yang terjadi di negeriku Indonesia tercinta ini.
Hide Ads