2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta

Thya - detikTravel
Selasa, 15 Apr 2014 15:25 WIB
Suaka Elang di Bogor
Elang Gunung
Hutan Pinus di Suaka Elang Bogor
Penangkaran Elang di Pulau Kotok
Elang Laut
2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta
2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta
2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta
2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta
2 Penangkaran Elang Tak Jauh dari Jakarta
Jakarta - Untuk mencegah punahnya spesies hewan tertentu, sebuah penangkaran dibuat, salah satunya penangkaran elang. Tahukah Anda, tak jauh dari Jakarta ada penangkaran dan konservasi elang yang bisa dikunjungi wisatawan?Sejauh ini sudah 2 penangkaran elang yang saya kunjungi bersama teman-teman yaitu Suaka Elang Gunung di Gunung Salak, Bogor dan Penangkaran Elang Laut di Pulau Kotok, Kepulauan Seribu.1. Suaka Elang di Gunung Salak, BogorSebenarnya suaka elang ini tidak terlalu jauh dari Kota Bogor. Kita hanya perlu mengarahkan mobil ke Stasiun Batu Tulis, kemudian melewati Kebun Duren Warso. Kemudian kita belok kanan ke arah Loji.Sayangnya waktu itu kami tidak mengikuti petunjuk tersebut karena teman membawa kami ke arah Gunung Bunder sehingga kami berputar-putar dan baru sore hari kami sampai di sana. Memang tidak banyak masyarakat Bogor yang mengetahui mengenai suaka ini. Karena dari belasan orang yang kami tanyakan arah dari Bogor, hanya penduduk Loji yang tinggal dekat dengan suaka tersebut yang mengetahuinya.Akhirnya sampailah kami di pintu masuk Suaka Elang. Di pos penjagaan luar gerbang tidak ada petugas yang berjaga, hanya ada papan arah. Akhirnya kami menanyakan arah masuk ke penjaga vila di dekat gerbang dan bapak tersebut berbaik hati mengizinkan kami memarkir mobil di halamannya dan ke toilet.Akhirnya kami berjalan kaki dari gerbang menuju Suaka Elang tersebut sekitar 15 menit. Sampai di sana kami menemui petugas suaka dan mengisi buku tamu. Ada beberapa lokasiΒ  kandang. Elang-elang tersebut hidup di kandang berdasarkan kesiapan untuk dilepaskan di alam bebas.Elang-elang tersebut berasal dari elang-elang yang dipelihara masyarakat. Melalui sikap persuasif, petugas membujuk masyarakat untuk menyerahkan elang tersebut agar bisa dilepaskan kembali ke alam.Setelah diberikan sedikit penjelasan, akhirnya kami melihat kandang elang-elang tersebut. Kandang pertama terletak tidak jauh dari kantor. Elang ini belum lama diambil dari masyarakat, jadi tidak takut dengan manusia.Kemudian kami menyeberangi jembatan gantung sembari berfoto-foto. Pemandangan di suaka ini sangat indah dan alami, karena terletak di gunung dan dikelilingi pohon pinus. Setelah melewati jembatan gantung di atas sungai, tibalah kami di kandang kedua. Di kandang ini terdapat beberapa elang yang sudah agak lama dirawat di suaka ini sehingga ada beberapa yang agak terganggu dengan manusia.Di suaka ini hanya terdapat elang Jawa yang berwarna hitam. Sebetulnya di atas lagi, ada kandang terakhir untuk elang yang sudah siap dilepaskan, tetapi tidak boleh dikunjungi.Di suaka elang ini kita juga bisa kemping dan mengunjungi curug yang terletak sekitar 1,3 km. Awalnya kami berniat untuk naik ke curug, sayangnya saat itu sudah terlalu sore dan ada teman yang tidak kuat untuk naik. Akhirnya kami kembali ke kantor.Di sana kami berbincang-bincang dengan petugas. Ternyata lokasi tersebut tidak terlalu jauh dengan lokasi pesawat Sukhoi yang jatuh. Kami cukup salut dengan petugas suaka yang mau tinggal di sana untuk mengurus elang-elang tersebut.Elang-elang tersebut dibiasakan untuk puasa dan hanya diberi makan 1 minggu 2 kali. Hal ini dilakukan supaya naluri berburu mereka tumbuh dan saat dilepaskan dari suaka mereka bisa berburu. Jadi tidak hanya menunggu untuk diberi makan. Setelah puas berbincang dan hari makin gelap akhirnya kami pulang.2. Penangkaran Elang Laut di Pulau Kotok, Kepulauan SeribuPenangkaran ini kami kunjungi saat kami menginap di Pulau Harapan. Pulau Kotok ini cukup jauh dari Pulau Harapan. Diperlukan waktu tempuh sekitar 40 menit untuk sampai di sana dengan kapal.Pulau Kotok cukup luas dengan pohon-pohon yang rimbun. Tetapi kami tidak berkeliling pulau, hanya mengunjungi kandang elang saja. Untuk elang yang dirawat di sini berbeda dengan di Gunung Salak.Elang yang ada di penangkaran ini adalah jenis elang laut yaitu Elang Bondol dan Elang Laut yang mengkonsumsi ikan. Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa Elang Bondol adalah lambang Jakarta dan terdapat di lambang TransJakarta. Saat ini di penangkaran terdapat 9 elang laut dan 26 Elang Bondol.Menurut petugas penangkaran, elang-elang yang ada di sini diambil dari penduduk dan dari Pasar Pramuka, Jakarta. Mungkin kita sebagai warga negara Indonesia perlu merasa malu karena ternyata Pasar Pramuka adalah pasar perdagangan hewan ilegal terbesar di Asia Tenggara. Yang membuat miris, banyak elang yang dirawat di sini dalam kondisi mengenaskan sehingga tidak dapat dilepaskan di alam liar.Ada beberapa elang yang dicabuti sayapnya bahkan ada Elang Laut besar dipatahkan tulang sayapnya sehingga tidak dapat terbang. Untuk elang yang dicabuti sayapnya, bulu sayapnya tidak bisa tumbuh seperti semula, karena tumbuhnya pendek sehingga tidak bisa terbang tinggi.Sebetulnya kalau ada masyarakat yang mematahkan tulang elang dan ketahuan oleh pemerintah, orang tersebut bisa dikenakan denda Rp 100 juta dan sudah keluar peraturan yang melarang masyarakat memelihara elang. Elang Laut ini merupakan tipe setia. Apabila pasangannya meninggal, pasti elang tersebut meninggal juga.Sebenarnya selain 2 jenis elang tersebut, ada 2 jenis elang laut lainnya yaitu elang tiram dan elang kepala abu. Untuk Elang Tiram diperkirakan sudah punah tetapi ternyata ditemukan 1 ekor di Kepulauan Seribu dan diharapkan elang tersebut dapatΒ  mencari elang lain dan berkembang biak secara alami. Sedangkan Elang Kepala Abu sudah punah.Penangkaran ini didirikan dari tahun 2004. Dari tahun 2005 sampai sekarang sudah dilepas 63 elang bondol dan 11 elang laut. Untuk elang bondol biasa mereka bertelur 1 tahun 2 kali. Elang bisa hidup 60 tahunan.Menurut petugas, penangkaran elang ini juga didukung oleh Jakarta Animal Aid. Jadi selain elang mereka juga menyelamatkan anjing liar. Tidak heran ada 2 anjing liar di sebelah kandang elang.Saat ini Pemprov DKI Jakarta juga menyelamatkan monyet-monyet yang dipakai untuk pertunjukan topeng monyet. Sebenarnya sudah dicetuskan dari tahun 2010, tetapi baru gencar akhir-akhir ini di zaman pemerintahan Jokowi-Ahok.Mungkin kita tidak tahu kenapa topeng monyet tidak boleh ada. Alasannya adalah karena monyet-monyet itu bisa menyebarkan virus TBC walaupun kita menonton dari jarak 4-5 meter. Hal ini dikarenakan penyebaran virus TBC melalui udara.Selain itu menyuruh monyet berdiri hanya dengan kaki adalah penyiksaan. Karena mereka terpaksa berdiri agar tidak tercekik rantai yang dipegang oleh pawangnya. Mereka dilatih selama 4-6Β  bulan agar bisa berdiri dengan kaki. Mereka dirantai dan kedua tangannya diikat bahkan rantainya digantung agar mereka bisa berdiri. Suatu penyiksaan binatang.Banyak hal yang kami dapat dari penangkaran elang ini. Selain berwisata melihat keindahan alam yang Tuhan telah ciptakan, kita juga belajar untuk bisa menjaga alam dan semua binatang ciptaan Tuhan agar tetap bisa dinikmati oleh generasi penerus kita. Kembali kita diingatkan untuk memperlakukan binatang dengan baik.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads