Sawarna, Cocok untuk Liburan Panjang Minggu Depan
Kamis, 22 Mei 2014 11:48 WIB

Ummu Salamah
Jakarta - Minggu depan akan banyak hari kejepit. Jika Anda mengambil cuti, segeralah bergegas untuk memilih akan ke mana. Salah satu destinasi yang cocok adalah Sawarna di Banten. Ada pantai indah dan dekat dari ibukota.Sawarna menyimpan segudang pesona. Pantai yang biru, pasir putih, karang cantik, dan ombak yang menawan, membuat siapa pun jatuh cinta. Apa lagi jika ke sana bersama kekasih.Setelah tertunda 1 tahun, akhirnya saya bisa merealisasikan rencana liburan ke Sawarna awal 2014 bersama sang kekasih. Berbekal motor, GPS, tenda, logistik seadanya, serta informasi yang didapat dari internet dan teman.Kami mulai perjalanan dari Ciputat. Berdasarkan info yang kami dapat, kami memilih jalur Ciputat-Bogor-Caringin-Cibadak-Cikidang-Pelabuhan Ratu-Cisolok-Sawarna.Kala itu cuaca sangat cerah, sehingga kami berharap bisa melihat sunset dan sunrise di pantai tujuan kami, yaitu Tanjung Layar. Sayangnya langit tak selamanya biru, baru sampai Bogor gerimis mulai turun. Kemudian kembali cerah.Akan tetapi, keberuntungan tak begitu lama berpihak pada kami. Saat mulai memasuki Kabupaten Sukabumi, hujan turun begitu lebat. Kami pun beristirahat sejenak sambil menikmati makan siang, semangkuk mie baso panas. Lumayan buat mengganjal perut yang mulai keroncongan.Sekitar 1 jam menunggu, hujan tak kunjung reda. Kami memutuskan untuk tetap melanjutkan perjalanan agar tidak kemalaman sampai di Sawarna. GPS menunjukkan bahwa perjalanan kami masih puluhan kilometer lagi."Ya Allah, semoga hujan cepat berhenti, dan besok cerah," pikir saya. Sepanjang perjalanan di daerah Cikidang menuju Pelabuhan Ratu, kami disuguhi pemandangan hutan yang hijau, udara sejuk, serta jalan yang berliku naik dan turun.Kondisi gerimis membuatku selalu deg-degan di atas motor karena tanjakan, tikungan, dan turunan yang tajam. Rasanya seperti naik jet coaster. Pengendara motor harus berhati-hati kalau lewat jalan ini, apa lagi kalau kondisi hujan, jalan agak licin.Hati terasa agak lega ketika sudah sampai di Pelabuhan Ratu. Bukan hutan lagi yang kami lewati, tapi jalanan banjir sekitar 5 cm atau semata kaki. Hujan pun mulai rendah, sepanjang kiri jalan yang terlihat adalah pantai yang keruh, karena air sungai yang bermuara ke pantai itu kecoklatan akibat hujan.Hari mulai gelap, rintik hujan masih setia menemani perjalanan kami. Meski memakai ponco, baju bagian belakang basah kuyup karena tidak tertutup sepenuhnya. Celana dan sepatu pun ikutan basah terciprat genangan air di jalan. Udara dingin semakin menusuk ke tulang. Rasanya ingin segera sampai di sebuah penginapan.Jarum jam menunjukkan pukul 17.00 WIB petang. Hore! Akhirnya sampai juga di Desa Sawarna setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih 10 jam.Untuk masuk ke kawasan wisata Sawarna, kami harus melewati jembatan gantung yang menyeberangi sungai. Setelah itu wisatawan akan bertemu dengan para petugas yang meminta biaya retribusi, sebesar Rp 5.000 per orang.Perjalanan itu cukup melelahkan, dan kami cuma ingin segera istirahat. Masalah berikutnya adalah penginapan. Karena akhir pekan, wisatawan cukup banyak, penginapan agak susah dicari. Apa lagi kalau mau mencari penginapan yang nyaman dengan budget pas-pasan.Rencana awal kami adalah mendirikan tenda, tapi cuaca tidak mendukung. Akhirnya kami singgah ke sebuah warung di Pantai Tanjung Layar, dan sang pemilik mengizinkan kami untuk tidur di situ dengan fasilitas seadanya. Kami cukup senang dan bersyukur, setidaknya malam itu kami dapat tempat tidur gratis.Sedikit tips nih, kalau menginap di sekitar Pantai Tanjung Layar bawa lotion anti nyamuk, kalau tidak siap-siap menghadapi serangan nyamuk yang bertubi-tubi. Lalu kalau tidak bawa tenda atau cuma budget minim, jangan malu-malu bertanya dan melakukan sedikit pendekatan sama ibu-ibu pemilik warung biar bisa dapat penginapan gratis.Keesokan hari nampaknya langit tetap kelabu, tidak ada sunrise. Tapi hal tersebut tak mengurangi semangat kami untuk menjelajahi pantai-pantai cantik di Sawarna.Pertama Tanjung Layar, sangat memukau dengan gugusan karang yang gagah bak layar sebuah kapal. Di sana banyak dijumpai bintang laut yang malu-malu bersembunyi disela-sela batu karang.Gemuruh ombak yang dahsyat memecah karang pun menambah keindahan pantai itu. Tak kalah menariknya, Pantai Ciantir juga menawarkan keindahan tersendiri. Garis pantai yang panjang dengan pasir putih lembut adalah salah satu pilihan tempat bersantai yang cocok untuk liburan bersama keluarga maupun teman.Ada lagi pantai tersembunyi di sana, yaitu Pantai Legon Pari. Konon pantai itu adalah tempat yang bagus buat berenang. Namun karena akses jalan menuju ke sana cukup sulit, kami mengurungkan niat untuk ke sana.Jalurnya berupa jalan setapak berbatu dan sangat becek, serta licin saat musim hujan. Jadi, demi keselamatan kami dan kesehatan motor, kami memutuskan untuk mencari pantai lain yang belum dikomersilkan.Puas menjelajah pantai-pantai di Sawarna, kami pun beranjak pulang. Meski kondisi cuaca tak seindah yang kami harapkan, kami cukup senang menikmati indahnya pantai-pantai Sawarna. Saat itu terbersit keinginan untuk kembali ke sana lagi jika musim hujan usai.
Komentar Terbanyak
Buntut Insiden Pembakaran Turis Malaysia, Thailand Ketar-ketir
Pesona Patung Rp 53 Miliar di Baubau, Sulawesi Tenggara Ini Faktanya!
Pembangunan Masif Vila di Pulau Padar, Pengamat: Menpar Kok Diam?