Mendaki Semeru, Bagai Mimpi Jadi Nyata
Sabtu, 24 Mei 2014 12:40 WIB

Kadek Aswin Yasa Putra
Jakarta - Setiap orang punya keinginan, ada juga yang ingin mendaki Puncak Semeru. Mumpung minggu depan libur panjang, bagi Anda yang ingin mendaki Semeru, sekaranglah saatnya. Ranu Kumbolo, pemandangan indah dari puncak Semeru menanti.Mentari 24 Agustus 2013 kala itu bersinar terik sekali, membuat saya membasahi tenggorokan yang sudah kering ini dengan minuman yang baru saja dibeli. Sambil menunggu teman lama di Stasiun Senen, Jakarta, jam sudah menunjukan setengah satu kurang.Akhirnya 8 teman yang ditunggu muncul dari sebuah mobil yang agak tua. Mereka adalah Robby, Pratomo (Tomo), Arfianto (Balon), Imagodei (Ode), Izak, Mitra, Nurman (Dorman), dan yang terakhir Airlangga Dito (Bonggeng, Bongsreng, ngengbong).Mereka semua adalah teman seangkatan SMA. Tapi saya adalah anak IPA sendiri, mereka semua anak IPS. Kami menunggu si Gonggeng dan Ode yang memesan tiket.Waktu disusul bareng ke loket, kita ketemu teman SMA yang mau backpakeran ke Lombok dan ngobrol bareng. Saat jam setengah 2, akhirnya Ode dan Bonggeng dapat tiket PP. Langsung saja masuk kereta yang sudah datang dari tadi.Pukul 13.40 WIB, Matarmaja berangkat dari Stasiun Senen menuju Stasiun Kota Malang. Kita bersembilan mau ke puncak tertinggi pulau Jawa, Mahameru! Ya tepatnya di Gunung Semeru. Menuju Malang memakan waktu 17 jam, untung kereta sekarang sudah jauh lebih nyaman, berAC dan ada colokan listrik.06:50 Matarmaja mendarat di Stasiun Kota Malang. Akhirnya saya menginjakkan kaki di Kota Apel. Udara sejuk menyambut kita. Sungguh senang sekali. Karena lapar, saya cari tempat makan yang murah. Tapi ternyata, harga di papan sama kenyataan di dalam berbeda. Akhirnya makan biasa, yang penting perut terisi.Sampai jam 9, kami menawar angkot untuk ke Pasar Tumpang, langsung ke Pasar Tumpang. sampai di Pasar Tumpang jam setengah 11-an, dan langsung diantar ke agen truk buat membawa kita ke tujuan selanjutnya, yaitu Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Resort Ranupani.Ranupani itu adalah danau dan banyak yang mancing di sana. Sesampainya, saya dan Tomo langsung menuju resort Ranupani buat ngurus surat perizinan mendaki. Agak ribet, tapi karena duluan jadi cepat deh. Selesai, dan saya beserta 8 teman saya langsung persiapan. Jam 13.30 kita briefing, doa, dan start. Semeru, I am coming!Awalnya saya dan semuanya tidak tahu treknya, akhirnya nanya sama penduduk lokal yang lewat. Treknya tidak selau menanjak, tapi ya lumayan jauh. Sampai di pos 1 sekitar jam 14.30, istirahat di sana.Tanpa sadar, tidak sampai setengah jam sudah sampai pos 2 yang banyak banget pohon cemara yang besar. Tidak istirahat di sana, lanjut langsung karena terlihat treknya menurun. Tidak sampai setengah jam lagi sampai Watu Rejeng. Di sana ketemu Ode, Mitra, dan Dorman.Setelah melewati Pos 3 dan menyusul teman yang sudah duluan, akhirnya sampai ke Ranu Kumbolo. So beautiful! Ada danau di ketinggian 2.500 mdpl. Jam 17.10 ketemu juga Balon sama izak di Ranu Kumbolo yang sampai duluan.Jam setengah 7, akhirnya 9 orang ini berkumpul semua di perapian yang dibuat sama porter. Sebelumnya, saya, Tomo, Roby, Mitra dan Dorman duluan usaha mendirikan tenda karena sudah gelap. Tenda yang pertama ada masalah karena framenya yang ujung ada tanah nyangkut, jadi harus dikerok dulu.Ode, Bonggeng fokus di tenda yang kedua, pokoknya kita semua kerjasama. Izak kakinya mati rasa, jadi diistirahatin dulu sambil membuat kopi. Kurang lebih setengah jam, dua tenda akhirnya berdiri. Langsung semuanya masuk berlindung dari dingin.Roby, Mitra, dan Tomo lanjut masak buat makan. Makanan matang, menunya nasi sarden dan mie. Wah nasinya masih keras, tak apa, yang penting makan dan perut terisi. Selesai makan, gelar sleeping bag lalu tidur dengan nyamannya.Bangun jam 05.45, tanpa pikir panjang saya keluar tenda untuk melihat sunrise. Pas keluar tenda, ada yang mengkilap-kilap di tenda. Pas saya pegang ternyata es, wow! Saya berlari ke atas bukit untuk liat sunrise. Akhirnya dapat matahari pagi yang menghangatkan tubuh. Rasanya damai dan nikmat.Setelah puas menghangatkan tubuh, saya kembali ke tenda buat bantu teman yang lagi masak. Masak kali ini berasnya dijadikan lontong supaya tidak keras kaya semalam. Kemudian packing buat melanjutkan perjalanan ke Kalimati.Jam 10.50 kita briefing dan berdoa sebelum lanjut perjalanan. Belum ada 10 menit, di depan terlihat tanjakan yang tinggi dan curam, membelah dua bukit dan membentuk hati. Yap, Tanjakan Cinta!Kenapa dinamakan tanjakan cinta, selain alasan bentuk, ada mitos yang berkata "siapapun yang melewati tanjakan cinta tanpa menoleh ke belakang dan memikirkan seseorang lawan jenisnya, maka orang itu bisa jadi kekasihnya." Percaya tak percaya, ya dicoba saja.Sesampainya di atas, saya agak kecapekan. Lalu lewat tanjakan dan jalan sedikit lalu, saya sampai di Oro Oro Ombo. Lapangan luas yang berisi padang lavender dengan ilalang yang cukup tinggi. Keren banget!Sayang, lavendernya gosong dan tidak berwarna ungu lagi, karena memang sudah musim panas. Akhirnya saya duduk memandang Oro Oro Ombo yang luas sambil tunggu teman datang. 15 Menit dan belum datang juga, saya mutusin untuk lanjut sendiri.Pos berikutnya Cemoro Kandang. Di sana istirahat cukup lama sambil menunggu yang lain datang. Kai pun lanjut jala sampai Jembangan. Di sana ketemu Trucuk ama Bureng dan kang Bokor, dan di situ dapet air juga. Lega banget tenggorakan, dan dari situ terlihat jelas Gunung Semeru. Istirahat di sana cukup lama.Puas istirahat, tak ada setengah jam kita sampai di Kalimati, tempat camp terakhir yang disarankan. Sambil lari di padang edelweiss yang jarang-jarang, sempat bertemu sahabat lama dari SMA, Ghulam Halim (koetil). Eh, ternyata dia bareng sama Amanda, Sangga, dan Rosa, teman satu jurusan.Di pemberhentian berikutnya, kami bikin tenda, makan, dan bersiap untuk summit attack. Tengah malam pun tiba, semuanya bersiap. Setelah membuat nutrisari, akhirnya siap. Setelah di kasih pengarahan sedikit sama Trucuk dan kang Popo, akhirnya tengah malam langsung berangkat juga.Belum apa-apa, pak leader Ojan udah membuat kami tersasar, untung tidak jauh. Lanjut jalan lagi, berhubung si Bonggeng lama jalannya, akhirnya saya mutusin ninggalin Bonggeng. Baru 15 menit jalan udah ketemu rombongan Tomo, Roby dan lainnya yang sedang istirahat.Jalan tak sampai 45 menit, akhirnya sampai Archopodo. Istirahat di Archopodo memang agak lama, lanjut jalan lagi jam 01.30 lebih dan berharap sampai Cemoro Tunggal jam 2. Dinginnya menembus baju dobel tiga, benar benar menghancurkan mental!Pas lihat jam udah menjelang jam 04.00, dan puncak belum kelihatan. Lihat jam yang semakin pagi, dan langit yang mulai menjingga. Saya berdiam sebentar memandang cakrawala yang menakjubkan itu. Lanjut lagi jalan bersama Ghulam Halim. Semangat makin hilang buat muncak, ketemu pendaki yang bilang udah dekat, tak sampai setengah jam.Saya suruh Ghulam duluan, saya mau istirahat sebentar buat ngebut sekalian netralin perut yang makin mules. Jam setengah tujuh, saya jalan agak cepat sampai Ghulam kelihatan lagi. Makin banyak yang turun dari puncak dan nyemangatin.Pas saya lihat langit, Ghulam teriak dia udah di puncak. Langsung lari di pasir. Sampai depan Ghulam, saya berhenti dan tersenyum. Tidak ada lagi tanjakan atau kerikil yang menenggelamkan kaki. Tidak ada lagi kata menyerah. Yang jelas, tanggal 27 Agustus 2013, jam 07.10, saya sampai di Puncak Semeru! Ini hari bersejarah buat saya!Saya ngeluarin air mata, berdiri sambil melihat sekeliling. Kembaran saya si Yoga langsung nyamperin dan foto bareng. Habis itu saya langsung di peluk Kang Ipul. Makin tak percaya sudah di Puncak Semeru. Saya mau foto! Jeprat jepret dapat background Mahameru, bonusnya istimewa.Dari jauh ada yang memanggil, wah Roby! Dia sampai puncak, disusul Mitra. Foto bareng dulu, sampai bosan foto-foto. Akhirnya siap-siap turun, dan tiba-tiba ada yang manggil, si Balon!Yang paling saya salut itu bukan orang yang pertama sampai puncak, tapi seberapa kuat mental dia ngeliat orang yang udah turun, tapi dia tetap usaha sampai puncak dan memang akhirnya berhasil.Akhirnya dari sembilan yang berangkat dari Jakarta, empat orang sampai puncak tertinggi Pulau Jawa. Saya, Robby, Mitra, dan Balon! Good job kawan! Setelah nemenin Balon foto, akhirnya jam setengah 9 kita turun. Turun itu gampang dan sedikit ribet tapi seru. Banyak pasir kerikil masuk sepatu, jadi harus beberapa kali copot sepatu. Tidak perlu jauh-jauh ke Eropa atau negara bersalju, saya di Pulau Jawa sudah tahu rasanya main ski. Walaupun pakai sepatu gunung, tapi benar-benar seperti main ski. Setelah sampai tenda lagi, jam 13.30 saya mulai packing bawaan, sekalian minta maaf karena bisa bareng cuma sampai sini sama teman yang dari Jakarta. Jam 14.00 lebih pamit sama mereka berdelapan, dan gabung sama teamnya coboy junior (katanya). Ada Ghulam, Manda, Varuq, sama Dagul.Dari Kalimati sampai Jembangan hingga Cemoro Kandang, pokoknya super deh. Akhirnya di hadapan saya terhampar Oro-oro Ombo lagi. Saya sama Manda mutusin buat foto dulu di sana. Selesai foto, saya lewat tanjakan yang persis di belakang tanjakan cinta.Saya sama Manda membuat mitos di situ dengan nama Tanjakan Patah Hati. Jadi, siapapun yang nanjak tanjakan ini dan memikirkan seseorang yang sudah punya pacar tanpa menengok ke belakang, orang yang dipikirkan itu akan putus dengan pacarnya.Habis nanjak tanjakan patah hati tadi, langsung berhadapan dengan menawannya Ranu Kumbolo yang dilihat dari Tanjakan Cinta. Sebentar mengabadikan gambar, habis itu langsung turun menyusul Ghulam, Varuq, sama Dagul yang sudah sampai duluan.Jam 16.00, saya sampai di Ranu Kumbolo. Langsung saja mencari spot buat bangun tenda, sekalian nikmati senja di pinggir Ranu Kumbolo yang tidak berasap lagi. Tenda udah berdiri, tinggal buat makanan. Kemudian makanan sudah matang dan langsung tancap mengisi perutnya. Setelah makan, semua tidur di tenda, saya di luar berselimut sleeping bag. Sambil lihat lautan bintang yang keren banget!Lalu ada yang bangunin, ternyata itu Manda. Dia ngajak ke tendanya kakak Sutet. Tanpa pikir panjang, saya langsung mau, daripada nanti subuh beku. Akhirnya tidur nyenyak jam 22.00 lebih.Jam 05.20 bangun, langsung berpikir sunrise di Ranu Kumbolo. Keluar tenda, sebelum sinar mentari sampai di hadapan, saya punya secarik kalimat yang melukiskan keadaan saat itu.Pagi belum hangat. Pagi yang keluar dari ujung bukit melepas kenyamanan. Dingin menusuk nusuk dengan genit, saya berlari ke tepian air di sana, basuh muka malas yang masih ingin terlelap. Saat terlihat garis jingga mewarnai langit, di balik bukit ujung genangan air.Ranu Kumbolo, saya memandang lukisan nyata keindahan di sini. Genangan berasap bersama terbitnya sang fajar menyentuh permukaannya, menyerang dingin di dalamnya. Sejenak saya lupakan nikmat itu. Hangat Ranu Kumbolo, 28 Agustus 2013. Ya, itu cuma perumpamaan saya saat itu.Sampai tenda saya mulai packing sama Manda yang ribet mencari coverbagnya. Habis ngumpul ada foto bersama, itu yang tak mau dilewatkan. Selesai itu langsung melipat tenda dan sedikit bantu-bantu packing. Semua sudah selesai packing. Sebelum kembali ke Ranu Pani kita foto-foto terakhir di tulisan Ranu Kumbolo.Jam 10.00 lebih kita semua balik menuju Ranu Pani. Sampai ketemu lagi surganya Gunung Semeru. Suatu saat saya bakal singgah lagi di sana. Pos 3 di lanjut sampai pos 2. Berhenti di sana buat istirahat. Di sana ketawa-tawa lagi. Sudah cukup lama, akhirnya lanjut jalan lagi, perlahan namun sampai pos 1. Di sana juga istirahatnya lama, sambil foto-foto juga.Lanjut jalan, akhirnya sampai juga di Ranu Pani bareng Manda, sekitar jam 14.30, disusul yang lainya. Habis itu bang Varuq sama bang Dagul pamit duluan, dia tak bisa bareng lagi karena mau ke Bromo. Kang popo nyamperin saya, mau balik bareng apa tidak. Mau langsung di suruh ke jeep sama kang Popo, bareng Manda sama Ghulam.Saya diselundupin jadi penumpang ilegal. Sebelum magrib sekitar jam 17.40, jeep sampai Malang. Cari makan, ada mie ayam Malang, langsung pesan dan makan deh. Jam 20.00 menuju bis buat berangkat pulang menuju Semarang.Tanggal 29 Agustus 2013 saya tiba di kampus Universitas Negeri Semarang. Terima kasih semuanya buat yang sudah mendukung mimpi ini terwujud. Dari sponsor, Bapak, Ibu, Pacar. Buat temen teman SMA, Wana Adhisatya, Robay, Mitra, Balon, Tomo, Ode, Izak, Nurman, Bonggeng.Buat Ghulam, Manda, bang Varuq, bang Dagul peserta penmas. Buat teman-teman KSGβSAC yang ngasih bantuan selama summit, perjalanan balik, dan bullyannya yang gokil. Terus juga buat bli Made Sulendra yang minjemin alat-alatnya. Pokoknya terima kasih semuanya! Buat Tuhan, Sang Hyang Widhi yang selalu melindungi saya selama pendakian, matur suksma.
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana