Blusukan Seru ke Bukit Plawangan di Kaliurang
Selasa, 10 Jun 2014 11:40 WIB
rizkichuk
Jakarta - Daerah Kaliurang di Yogyakarta terkenal sebagai Lembangnya Bandung. Tidak sedikit penduduk Yogyakarta yang pergi ke Kaliurang saat weekend tiba. Dari beberapa tempat, Bukit Plawangan menjadi favorit untuk menikmati indahnya alam di Kaliurang.Perjalanan ke Kaliurang semakin menanjak, kualitas udara pun semakin sejuk. Brrrrr. Di atas sepeda motor saya dan Wildan (teman saya) sampai di pintu gerbang Obyek Wisata Kaliurang.Kami membayar retribusi masuk sebesar Rp 5.000 rupiah. Lalu melanjutkan perjalanan dengan mengikuti arah yang terpampang pada petunjuk jalan. Hingga sampailah kami di Objek Wisata Alam Nirmolo Kaliurang.Awal pemikiran, saya ingin sekali mengunjungi lereng Merapi, namun ternyata itu masih jauh dari tempat kami berada. Objek Wisata Alam Nirmolo termasuk dalam Kawasan Taman Nasional Gunung Merapi, Kaliurang, Sleman, Yogyakarta.Siang itu langit berawan dan cenderung gelap. Kondisi parkiran sepi, hanya terisi beberapa kendaraan saja. Memasuki gerbang TNGM, di sebelah kanan ada loket tiket masuk yang harus kita bayarkan sebesar Rp 2.000 per orang untuk menikmati Bukit Plawangan, Gua Jepang, Tlogo Putri, dan Kawasan Hutan Tropis. Kami tertarik untuk menuju puncak bukitnya.Memasuki pintu gerbang, akan ada banyak tanda yang mengarahkan kita untuk menuju tempat yang ada di sana. Menuju puncaknya sekitar 1 km. Kami memulai mendaki bukit.Suasana hutan cukup sepi, hanya ada suara binatang hutan di sana. Pohon khas hutan tropis tumbuh besar dan tinggi. Jalanannya bertangga-tangga tersusun dari batu.Semakin naik, berkelok kanan dan juga kiri. Kami berhati-hati karena kondisi tanah agak lembab, sehingga kadang terasa licin untuk dipijak.Rasa lelah membuat kami sering berhenti. Keringat pun bercucuran. Apalagi saya memakai pakaian yang salah (kemeja) sehingga membuat rasa panas. Beruntungnya saya memakai sepatu.Namun sayang, kami lupa membawa air minum ketika itu. Tenggorokan pun kering kerontang. Waduh, semakin lelah saja.Sampailah arah yang menunjukkan 500 meter lagi. Kami semakin bersemangat, meski rasa lelah dan haus menjadi batasan menuju puncak. Di sepanjang jalan, saya berdoa kepada Tuhan agar diberikan keselamatan dan perlindungan.Saat itu cuaca mendung, sehingga hutan tampak gelap. Kami menyusuri hutan hanya berdua saja. Setelah istirahat berkali-kali, sampailah kami di Puncak Plawangan. Ada batu besar di tempat itu, semacam panel/antena, dan juga pagar bambu.Wow! Di bawah sana lautan berwarna hijau luas. Awan mendung di atas Kota Yogyakarta. Gunung merapi di sisi utara yang puncaknya tertutup awan. Untungnya di puncak itu tidak turun hujan. Mata saya dimanjakan pemandangan alam yang begitu luar biasa.Tak lama kami berada di sana, karena taman wisata tutup pukul 16:00 WIB. Menuruni bukit pukul 15:00 WIB, terasa lebih cepat dan tidak begitu capek. Setengah jam kami berjalan dan bertemu dengan orang yang akan menuju ke puncak. Kami saling sapa dan memberi informasi sedikit.Akhirnya tiba juga di bawah bukit tempat kami semula. Lalu kami menuju hutan wisata. Ada arena bermain, tempat duduk, dan gardu pandang. Gardu pandang itu seperti rumah di atas pohon.Kami menaiki gardu pandang itu. Melihat apa yang ada di sana dari atas. Di depan berdiri bukit yang tadi kami lihat di sisi Bukit Plawangan.Tak lama, kami pun pulang meninggalkan jejak di tempat itu, dan mengambil gambar hutan topis sebagai oleh-oleh dalam bukti kenangan.
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Aturan Baru Bagasi, Presdir Lion Air Group: Demi Keselamatan