Mengintip Pembuatan Batik Banyuwangi

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Explore Indonesia: Banyuwangi

Mengintip Pembuatan Batik Banyuwangi

Merza Gamal - detikTravel
Rabu, 25 Jun 2014 10:40 WIB
Jakarta - Meski belum sepopuler Batik Madura, Banyuwangi juga memiliki batik khas daerah yang dikenal sebagai Batik Gajah Oling. Berbentuk seperti tanda tanya, yang secara filosofis merupakan bentuk belalai gajah dan oling (belut).Dalam rangkaian detikTravel Explore Indonesia: Tour Banyuwangi yang baru lalu, Tim Family, berkesempatan mengunjungi sebuah pusat pengrajin Batik Banyuwangi di Desa Labanasem, Kecamatan Kabat ditemani pihak Humas Pemkab Banyuwangi. Di sana kami menuju Pengrajin Batik Pringgokusumo yang dipimpin oleh Ibu Hj Deasy Luqman.Di sana, kami berkesempatan melihat beberapa proses pembuatan Batik Banyuwangi yang dikenal juga sebagai Batik Gajah Oling. Gajah Oling dalam gambar batik khas Banyuwangi seakan menyerupai tanda tanya ( ? ), yang secara filosofis merupakan bentuk sebuah belalai gajah dan sekaligus digambarkan menyerupai uling (seekor belut/moa), di samping kedua unsur tersebut karakter gambar dimaksud juga dikelilingi sejumlah atribut lain di antaranya kupu-kupu, tumbuh-tumbuhan laut, manggar (bunga pinang/kelapa) dan sebagainya.Motif batik Gajah Oling yang saat ini diyakini banyak kalangan sebagai motif asli batik khas Banyuwangi, secara garis besar melambangkan bentuk kekuatan yang tumbuh dalam jati diri masyarakat Banyuwangi. Pemaknaan motif Gajah OlingΒ  berkaitan dengan karakter masyarakat Banyuwangi yang religius, penyebutan Gajah Eling mempunyai arti hewan yang bertubuh besar (gajah) dalam hal ini diartikan maha besar, sedangkan uling dapat diartikan ingat.Maka secara utuh dapat diartikan kita selalu diingatkan untuk ingat akan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. Dengan harapan, apabila masyarakat memakai batik gajah oling secara tidak langsung diajak agar kita selalu ingat kepada kemahabesaran Sang Pencipta sebagai dasar menjalankan sendi roda kehidupan.Batik Banyuwangi dibuat dengan beberapa tipe proses, yakni batik cap, batik kombinasi, dan batik tulis. Di Pringgokusumo, kami berkesempatan melihat proses batik cap dan batik kombinasi. Sementara batik tulis dikerjakan oleh ibu-ibu rumah tangga di rumah mereka masing-masing sambil melakukan pekerjaan rumah tangga mereka.Pembuatan batik cap menggunakan alat cap (semacam stempel besar yang terbuat dari tembaga) yang sudah didesain dengan motif tertentu dengan dimensi 20cm X 20cm. Proses pembuatan batik cap adalah kain mori diletakkan di atas meja dengan alas di bawahnya menggunakan bahan yang empuk. Kemudian cap dicelupkan ke malam (sejenis lilin) yang telah mencair, lalu cap ditekan ke kain mori.Selanjutnya adalah proses pewarnaan dengan cara mencelupkan kain mori yang sudah di cap tadi ke dalam tangki yang berisi cairan pewarna. Kain mori direbus supaya cairan malam yang menempel hilang dari kain. Setelah proses perebusan selesai dilakukan proses pembersihan dan pencerahan warna dengan menggunakan soda. Proses terakhir adalah penjemuran kemudian disetrika supaya rapih.Sedangkan pada batik kombinasi adalah setelah kain dicap, kemudian ditambahkan ornamen-ornamen pelengkap melalui proses penulisan dengan canting. Proses selanjutnya sama dengan proses batik cap.Batik yang sudah jadi dijual di show room Batik Pringgokusumo. Harga batik Banyuwangi beragam tergantung tingkat kesulitan membuatnya. Batik cap dihargai sekitar Rp 75-100 ribu. Batik kombinasi dihargai sekitar Rp 150-230 ribu. Sedangkan Batik Tulis dihargai mulai dari Rp 300 ribu hingga Rp 2,5 juta.Tim Family detikTravel Explore Indonesia merasa puas dapat mengunjungi dan melihat proses pembuatan Banyuwangi sekaligus berbelanja batik langsung di lokasi pengrajin. Namun sayang, di Showroom pengrajin belum tersedia fasilitas pembayaran debit atau credit card. Sehingga nafsu belanja peserta menjadi tertahan... (travel/travel)

Hide Ads