Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!

Kata Waktu - detikTravel
Kamis, 03 Okt 2013 14:10 WIB
loading...
Kata Waktu
Kain khas Khmer
Batu Permata
oleh-oleh
free apsara dance
Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!
Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!
Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!
Blusukan ke Pasar Malam Kamboja, Seru Banget!
Jakarta - Liburan tidak lengkap rasanya bila tidak berbelanja oleh-oleh khas destinasi wisata setempat. Liburan ke Siem Reap, Kamboja, Anda dapat berburu aneka oleh-oleh menarik dan murah di Night Market.Kebetulan hotel kami menginap berada tidak jauh dari Night Market. Kami cukup berjalan kaki sekitar 10 menit menyusuri jalan kecil ala Legian, Bali. Kami sudah mencapai pusat Kota Siem Reap dengan segala denyut nadinya.Pariwisata menjadi denyut jantung kota kecil ini. Tidak terbayangkan apabila wisata di kota ini hancur. Ratusan dan bahkan ribuan orang di kota ini akan menganggur.Uang menjadi begitu sangat berharga di Siem Reap. Terlebih lagi apabila dihadapkan dengan mata uang Negeri Paman Sam, yaitu US Dollar. Tukang becak alias tuk tuk pun mematok harga dengan dollar, bukan mata uang lokal yaitu Real Kamboja.Yang lucu, mereka siap dengan uang pecahan 1 USD. Bahkan para tukang tuk tuk ini harus mengutang dari bank lokal dalam bentuk dollar untuk mengkredit tuk-tuk. Satu tuk-tuk seharga USD 2.000 (Rp 23.150.000). Para tukang tuk-tuk harus berjuang keras mengumpulkan dollar setiap bulan dari para wisawatan.Para pengendara tuk-tuk umumnya bisa berbicara bahasa Inggris walau dengan kosa kata yang minim. Sisanya mereka berbicara dengan bahasa tarzan atau isyarat.Seperti Ken, supir tuk-tuk kami, ia tidak pernah bersekolah dan harus meninggalkan kotanya, yang berjarak sekitar 200 km dari Kota Siem Reap untuk bekerja. Setiap bulan ia harus menyisihkan uang hasil menarik tuk-tuk untuk membayar cicilan kredit di bank serta untuk makan anak istrinya.Kalau beruntung ia bisa membawa 1-2 turis di musim turis. Tapi di kala paceklik, ia harus gigit jari karena tidak mendapatkan penumpang turis asing.Kembali menyusuri pasar malam atau Night Market di Siem Reap, kami blusukan untuk mencari sesuatu khas Kamboja. Kain khas Kamboja yang bermotif kotak-kotak menjadi incaran.Kain tersebut biasa digunakan sebagai syal. Dahulu, di masa rezim Pol Pot yang buas, kain tersebut menjadi simbol partai.Kain syal dengan motif Khmer dihargai sekitar USD 2-5 (Rp 23 ribu-58 ribu) per lembar. Seperti ilmu khas Tanah Abang, jangan lupa tawar setengah harga dari harga yg dibandrol apalagi harga turis.Jangan lupa untuk menjelajah lebih dalam, karena satu toko bisa memberikan harga USD 5 (Rp 58 ribu) untuk 3 buah kain khas Khmer. Kain tenunan untuk selimut khas Khmer dihargai USD 10 (Rp 115 ribu) setelah kami tawar setengah harga.Salah satu penjaja kainnya bisa berbahasa Melayu. Setelah kami cari tahu, ternyata dulu dia pernah bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Malaysia. Beliau pun mengenakan jilbab.Ternyata suku Champa di Kamboja mayoritas beragama Islam. Mereka bisa hidup berdampingan dengan bangsa Khmer yang mayoritas beragama Buddha. Awesome!Ada banyak ukiran-ukiran kayu seperti relief di Candi Bayon. Ini mengingatkan saya akan ukiran khas Bali. Harga ukiran sekitar USD 15-25 (Rp 174 ribu-290 ribu) per buah, tergantung ukuran dan kehalusan ukiran. Bangsa Khmer terkenal akan ukirannya yang cantik seperti yang sudah mereka buat di sepanjang dinding Candi Angkor Wat, Thom, Bayon, dan lainnya.Kaos khas Kamboja terbuat dari katun yang halus dan sangat murah yaitu USD 2 (Rp 23 ribu) per kaos serta cocok untuk dijadikan oleh-oleh buat teman-teman di Jakarta. Selain itu juga ada magnet kulkas juga patut dijadikan souvenir dengan harga USD 1 (Rp 11.600).Kamboja terkenal dengan bebatuan seperti rubi. Tetapi harus hati-hati karena kita bisa ditipu. Bebatuan yang asli harganya sangat mahal yaitu USD 40-100 (Rp 463 ribu-1,1 juta) per buah dan untuk membedakannya diperlukan keahlian khusus.Salah satu caranya, apabila batu tersebut dipanaskan dengan suhu di atas 100 derajat celcius, warna batu akan kembali normal dan tidak akan meleleh. Banyak bebatuan cantik yang dipajang di etalase adalah bebatuan imitasi.Beragam warna batuan yang cantik tentu saja mengundang ketertarikan bagi kaum hawa. Para turis asing tentu saja menjadi korban utama. Dengan harga murah dan warna-warni yang cantik, siapa yang tidak tertarik ingin membelinya. Tapi tunggu dulu, batu ini palsu.Untuk giok, jangan lupa cek batu tersebut di bawah sinar lampu. Apabila bisa dilihat urat-urat batunya maka bisa dipastikan bahwa giok tersebut asli. Tetapi apabila tidak ada urat dan warnanya hijau muda, bisa dipastikan giok tersebut palsu.Berbelanja di Night Market sangat mengasyikkan dan bahkan bisa melihat tarian Apsara secara gratis. Yang menakjubkan, kita bisa menjumpai rokok dan permen lokal Indonesia dijual di pasar atau toko kelontong di kota ini.Apabila Anda kehabisan uang, tidak perlu panik. Anda cukup mendatangi ATM terdekat dan gunakan kartu ATM dengan logo Visa/Master. Anda pun bisa menarik uang pecahan USD 50-100.Setelah selesai berbelanja, jangan lupa mencoba foot massage di sepanjang jalan seharga USD 1 (Rp 11.600) per 15 menit atau USD 8 (Rp 93 ribu) per 1 jam untuk full body massage.
Hide Ads