Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing

hari suseno - detikTravel
Rabu, 16 Okt 2013 11:44 WIB
loading...
hari suseno
tianmen square
forbiden palace
behai park
great wall china
view pintu kluar forbiden city
Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing
Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing
Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing
Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing
Solo Traveling dan Bertemu Teman Baru di Beijing
Jakarta - Beberapa traveler menikmati libur panjangnya dengan melakukan solo traveling, misalnya ke Beijing, China. Selain lebih bisa mengatur waktu sendiri, terkadang mereka justru menemukan teman baru di perjalanan.Pada tanggal 5-10 Maret 2013, saya melakukan solo traveling ke Beijing. Perjalanan hingga mencapai Beijing didahului dengan transit di Bandara Kuala Lumpur.Lama penerbangan Surabaya-Kuala Lumpur ditempuh selama 2,5 jam, ditambah transit selama 3 jam. Lalu saya harus berganti ke pesawat Airbus, yang lebih besar dengan lama perjalanan selama 6 jam.Pesawat saya akan tiba di Beijing pukul 02.00 waktu setempat. Sebelum pesawat mendarat, pilot mengatakan bahwa suhu di beijing saat ini 3 derajat. Wow! Seperti suhu kulkas.Seperti biasa sebelum keluar bandara, ada pemeriksaan imigrasi dan saya bertemu dengan 2 orang Indonesia, yang juga mengantre pemeriksaan imigrasi di belakang saya. Syukurlah setidaknya saya punya teman mengobrol sambil menunggu dan bermalam di bandara hingga pukul 05.00 waktu setempat.Hal ini kereta penghubung bandara ke kota baru beroperasi pukul 05.00. Setelah sampai di kota, kami bertiga langsung mencari penginapan, memasuki hutong atau jalanan kecil di kota.Setelah meletakkan barang bawaan, kami bertiga mulai menjelajahi Beijing. Sebelumnya kami sarapan terlebih dahulu dulu di Wangfujing Street. Untungnya, mereka berdua bisa bahasa mandarin, sehingga mereka memilihkan saya makanan halal.Setelah makan kami beranjak menuju Tiananmen Square dan Istana Terlarang/Forbiden City, dengan tiket seharga 60 Yuan (Rp 113.000). Istana ini sangat besar. Menurut peta, panjang istana mulai dari pintu gerbang depan ke belakang adalah 3 km, belum termasuk panjang kiri dan kanan istana.Konon katanya ini adalah istana terbesar di dunia. Setelah keluar istana, kami masih memiliki waktu, lalu melanjutkan perjalanan menuju White Pagoda di Behai Park, sekitar 2 km jalan kaki dari pintu keluar istana. Harga tiket White Pagoda sebesar 15 Yuan (Rp 28.000).Taman ini dikelilingi danau yang luas. Sayangnya, karena masih di awal musim semi, danau ini masih membeku dan lagit pun masih berawan kelabu. Ketika itu, seharian matahari tidak muncul. Lalu kami mampir ke Tiananmen Square untuk melihat upacara penurunan bendera.Hari ke 2 di Beijing, kami sepakat untuk ikut one day tour ke Great Wall seharga 110 Yuan (Rp 206.000). Lokasi penginapan saya dan kedua teman saya berjauhan, sehingga pada pukul 05.00 waktu setempat saya keluar hostel, Forbiden City Hostel di Naheyan Street menuju penginapan mereka dengan berjalan kaki selama 40 menit.Saya berjalan di tengah suhu dingin 3 derajat. Sebenarnya saya bisa naik subway, namun karena harus berpindah-pindah, saya memutuskan untuk berjalan kaki. Pukul 07.00 kami sudah bersiap di depan penginapan teman saya. Kami dijemput mobil untuk menuju kelompok lain yang menunggu kami dengan bus.Perjalanan dari Beijing menuju Great Wall ditempuh selama 2 jam. Sekitar 30 wisatawan ikut dan semua orang lokal, plus guide lokal hanya berbicara bahasa China. Meski sepanjang tur guide berbicara panjang lebar, tapi perjalanan tidak membosankan.Hal ini karena sepanjang jalan saya bisa menikmati suasana Kota di luar Beijing, Sampailah saya pada pemandangan bukit tandus. Sejauh mata memandang hanya terlihat tanaman tanpa daun. Ini karena cuaca pasca musim salju. Saya tidak bisa membayangkan bagaimana suhu ketika musim salju. Brrr...Akhirnya sampailah kami di kaki Great Wall. Kami harus berjalan menanjak kalau ingin naik, padahal kami bertiga belum sarapan dan sekarang telah pukul 08.00. Kami hanya membawa bekal minum.Namun rasa lapar hilang setelah kami menginjakkan kaki di Great Wall. Wow! Keren sekali pemandangannya, dihiasi langit biru cerah dan dan sinar hangat matahari. Suasana ini sepertinya membuat deretan tembok Great Wall terlihat sempurna.Konon katanya, deretan tembok yang memanjang seperti ular ini bisa dilihat dari Bulan. Saya percaya tidak percaya, ya. Saya berpikir mungkinkah tembok dengan lebar 8 meter bisa dilihat dari Bulan?Yang membuat saya terkesan, Great Wall menjadi salah satu keajaiban dunia. Alhamdulillah, akhirnya keinginan saya kesampaian juga mengunjungi Tembok China.
Hide Ads