Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul

Linda Setyawati - detikTravel
Senin, 21 Okt 2013 18:30 WIB
loading...
Linda Setyawati
Persiapan sebelum penelusuran gua
Jalan setapak menuju mulut gua
Medan Slave
persimpangan sungai
Mentok di sump
Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul
Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul
Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul
Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul
Masuk ke Perut Bumi di Gua Mburi Omah, Gunungkidul
Jakarta - Sambil menunggu arak-arakan kereta kuda dalam royal wedding Keraton Yogyakarta pada Rabu (23/10) mendatang, tak ada salahnya jalan-jalan dahulu ke Gunungkidul. Ada Gua Mburi Omah yang bisa dijelajahi para petualang.Gua ini terletak di sebuah cerukan di salah satu dusun di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta. Gua Mburi Omah merupakan salah satu gua horizontal dikawasan karst Gunungkidul.Perjalanan di mulai dari Stasiun Kiara Condong Bandung, menuju Stasiun Lempuyangan Yogyakarta menggunakan kereta Kahuripan. Sebenarnya dalam perjalanan kali ini, saya hanya sebagai pendamping. Saya bertugas menemani adik-adik angkatan yang akan melaksanakan ekspedisi penulusuran Goa Mburi Omah, dan Goa Jomblang, Grubuk.Sesampainya di Yogyakarta, kami di sambut oleh kawan-kawan pecinta alam Mayapala. Kami pun singgah di sekretariat Mayapala untuk sekedar melepaskan lelah selama perjalanan di kereta yang hampir 12 jam.Dari Sekretariat Mayapala kami berangkat ke daerah Gunungkidul, Yogyakarta, tepatnya di Desa Pacarejo. Kami menginap di salah satu rumah warga yang sudah biasa dipakai oleh para caver yang akan melakukan penelusuran Goa.Hari pertama di Desa Pacarejo adik-adik angkatan saya melakukan sosped (sosiologi pedesaan), berkeliling Desa Pacarejo untuk lebih mengenal masyarakat dari segi budaya adat dan lain-lain. Saya sendiri memilih tinggal di basecamp untuk menjaga barang-barang bawaan kami. Ternyata banyak sekali hal-hal menarik yang kami dapatkan dari keterangan masyarakat mengenai kebudayaan, dan tentang keberadaan gua di Desa Pacarejo yang ternyata sangat berpengaruh terhadap kehidupan mereka. Terutama tentang pemanfaatan pariwisata cave tubing di Gua Kalisuci.Hari kedua, penulusuran gua pertama kami lakukan, Gua Mburi Omah yang letaknya tidak jauh dari rumah warga yang kami tinggali. Kami membagi tim menjadi dua, yaitu tim basecamp dan tim penelusur. Tim basecamp bertugas di camp sementara yang terletak 50 meter dari mulut goa. Goa Mburi Omah sendiri meupakan goa horizontal dan berair. Letak mulutnya berada di cerukan. Untuk menuju ke mulut goa tersebut, harus menuruni jalan setapak yang lumayan curam, dan di sekitar mulut goa banyak ditumbuhi oleh tumbuhan merambat dan pohon bambu.Begitu memasuki gua kami merasakan udara yang sangat kontras dengan di luar, terasa pengap dan panas. Walaupun di luar juga panas, tetapi di dalam terasa lebih panas. Batuan kapur menyambut kami dengan lumpur yang setengah basah. Baru saja kami berjalan sekitar 5 meteran, ternyata jalan kami di hadapkan dengan medan slave, kami harus turun menggunakan alat bantu tali karena medan yang kami turuni sekitar 4-5 meter vertikal.Setelah turunan pertama, ternyata masih ada lagi turunan-turunan berikutnya, cuma tidak begitu tinggi dari yang pertama. Salah satu dari adik angkatan saya ada mengalami sedikit masalah, dikarenakan tali yang terpasang tidak begitu kuat sehingga terlepas dan terperosok sedalam 3 meter. Saya yang sudah berada di depan kaget mendengar bunyi 'bruk' yang menggema. Dengan tergesa-gesa saya kembali ke kebelakang melihat kondisi adik saya. Alhamdulillah untungnya tidak apa-apa hanya sedikit shock dan lecet-lecet saja.Tak begitu lama dari tempat kejadian itu, kami merasakan hawa yang sedikit berbeda, terasa lebih segar dan terasa ada percikan-percikan air. Ternyata di depan kami ada sebuah persimpangan sungai bawah tanah yang lebarnya sekitar 10 meter. Sungguh takjub memandang aliran sungai yang lumayan deras. Walaupun bukan pertama kali melihat sungai bawah tanah, tetapi untuk yang selebar ini baru pertama juga melihatnya.Tidak lama kami memutuskan untuk membagi tim menjadi dua. Saya dan dua adik saya mengambil ke arah kiri melawan arus sungai (upstream), dan dua adik saya ke arah kanan. Sepanjang penelusuran sungai bawah tanah Mburi Omah, kami melihat berbagai ornamen yang indah, namun sayang keindahan ornamen itu agak sedikit rusak dengan adanya sampah yang terbawa entah darimana asalnya.Ada yang lebih mengagetkan lagi, saya melihat sampah tersangkut di atap gua yang tingginya sekitar 7-10 meter, ngeri sekali. Kami menyimpulkan, sampah yang tersangkut itu menandakan jika air sungainya banjir, bisa sampai atap gua. Setelah setengah jam berjalan, kami sampai di ujung gua alias mentok. Kami mencoba untuk lebih mengeksplorasi bagian ujung gua. Untuk pengamanan, satu orang adik saya mendekat ke arah ujung gua dengan diikat tali, dan ujung talinya tersebut saya pegang (teknik belay).Ternyata di ujung tersebut masih ada lubang, namun tertutupi oleh air dan sampah. Karena keterbatasan alat kami memutuskan untuk balik kanan, kami hanya membawa beberapa gulung tali webbing dan pelampung. Kondisi di sekitar lubang itu airnya begitu dalam, adik saya yang paling tinggi pun tak bisa mencapai dasarnya.Kami bertemu lagi di persimpangan sungai dengan tim kanan, dan segera keluar dari gua setelah penelusuran selesai. Sekitar pukul 12.00 WIB kami telah berada di luar gua.
Hide Ads