Taman Gesang Solo, Riwayatmu Kini

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Taman Gesang Solo, Riwayatmu Kini

Ayu Gayatri - detikTravel
Selasa, 05 Nov 2013 12:55 WIB
loading...
Ayu Gayatri
Gerbang Pintu Masuk Taman Gesang
Taman Gesang
Taman Gesang Solo, Riwayatmu Kini
Taman Gesang Solo, Riwayatmu Kini
Jakarta - Di Taman Gesang Anda dapat menikmati semilir angin, rindangnya pepohonan dan suara gemericik air. Perasaan yang hampir sama dirasakan Gesang, saat beliau duduk menulis lagu Bengawan Solo 73 tahun yang lalu.Sepenggal lirik lagu Bengawan Solo ciptaan Gesang, terukir dalam sebuah prasasti di Taman Gesang yang berlokasi tepat di tepi Bengawan Solo, Jawa Tengah. Tidak banyak memang yang dapat Anda temukan di taman yang berada di dalam kawasan wisata Taman Taru Jurug ini. Prasasti, pendopo kecil, tempat pertunjukan, sebuah bangkai pesawat, patung Gesang, dan petilasan Joko Tingkir tak jauh dari sana.Keadaan Taman Gesang kini tampak tidak terawat. Mulai dari pendopo yang kotor, prasasti yang sudah berlumut, serta sepinya pengunjung menambah perasaan miris saat berkunjung ke taman yang dibangun atas bantuan dana dari Asosiasi Persahabatan Indonesia-Jepang pada 1983 ini. Entah apa yang membuat Taman Gesang menjadi tidak terpelihara lagi kelestariannya.Kerta Pawiro, salah seorang pengurus mengatakan, dulu disini ramai. Setiap minggu ada pertunjukkan musik keroncong, banyak orang yang piknik. Pak Gesang sendiri dulu lumayan sering berkunjung, tapi 3 tahun belakangan beliau tidak pernah muncul lagi hingga akhirnya wafat. Nenek yang mengaku sudah berjualan di Taman Gesang selama lebih dari 20 tahun mengatakan, beberapa tahun terakhir Taman Gesang hampir tidak pernah dikunjungi siapa pun, bahkan di hari-hari libur.Kerta Pawiro hanyalah satu dari beberapa pemilik warung yang bertahan untuk berjualan makanan di area sekitar Taman Gesang. Maka, tidak heran karena sepinya pengunjung yang datang, nenek yang sudah bungkuk badannya ini menerapkan harga yang "berbeda" dari daftar menu makanan yang ada di warungnya.Sebagai saran, apabila Anda memiliki dana yang terbatas, jangan memesan makanan atau minuman terlalu banyak. Anda harus merogoh kocek Rp 15.000 untuk menikmati dua gelas teh hangat dan satu porsi mie goreng di warung ini.Taman Gesang ternyata tidak terlalu populer di mata generasi muda sekarang. Seno, seorang mahasiswa yang sedang berkunjung di Taman Gesang mengaku tidak tahu menahu sebelumnya perihal taman ini. Ia berkata kalau pertamanya hanya ingin melihat koleksi satwa yang ada di kebun binatang Jurug. Tapi saat jalan-jalan ia melihat Taman Gesang dan nggak ada salahnya mampir sebentar karena penasaran.Sebenarnya Taman Gesang cukup rindang dan sejuk untuk dipakai menghabiskan waktu santai bersama keluarga atau teman terdekat. Tikar sudah disediakan, Anda dapat membawa bekal sendiri dari rumah sambil menikmati aliran Bengawan Solo. Suasana Taman Gesang yang sepi dan tenang memiliki magnet tersendiri bagi sepasang kekasih untuk menghabiskan waktu disini.Selain Seno, sore itu terlihat sepasang kekasih yang sedang asyik mengobrol sambil menghadap aliran Bengawan Solo yang romantis dan inspiratif. Mereka mengobrol dan bercanda kecil sambil menyantap makanan pesanan dari warung Kerta Pawiro.Tak terasa matahari mulai menunjukkan tanda-tanda ingin tenggelam, Kerta Pawiro sudah bersiap-siap menutup warungnya. Dalam hati nenek itu mungkin berharap, semoga esok hari pengunjung Taman Gesang dapat lebih ramai seperti dulu lagi. Agar rezeki untuk keluarganya dapat terus mengalir deras layaknya aliran Bengawan Solo.
Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads