Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana

Arga Ditya - detikTravel
Rabu, 11 Des 2013 19:00 WIB
loading...
Arga Ditya
starting line up
trekking melintas kawah
hutan mati
Tegal Alun
my team's Papandayan
Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana
Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana
Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana
Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana
Gunung Papandayan, Cantiknya Dimana-mana
Jakarta - Mendaki gunung, makin digandrungi traveler. Di Garut, Jawa Barat, Gunung Papandayan yang cocok bagi pemula ini menyuguhkan berbagai keindahan yang dapat dengan mudah ditemukan. Apa saja?Gunung Papandayan sangat mudah dan cenderung santai untuk para pemula. Tentunya, di sini tidak lepas dari banyaknya keindahan yang ditawarkan.Saya dan tim beranggotakan 7 orang dari teman-teman Universitas Padjajaran memulai perjalanan pada malam hari menuju titik start pendakian, Camp David orang-orang menyebutnya, pos pendaftaran, lahan parkir yang dikelilingi jejeran warung-warung. Sambil menunggu pagi tiba, kami semua beristirahat di salah satu warung di sana.Pagi pun tak lama tiba, semburat matahari perlahan memacu semangat kami untuk segera bergegas mendaki Gunung Papandayan. Pertama memulai perjalanan saja, kami sudah harus melihat pemandangan kawah-kawah yang menyemburkan gas secara terus menerus dari tiap lubang, kemudian sembari menerobos kepulan asapnya itu kami melintas.Trek bebatuan kami lewati, akhirnya kami menemukan medan tanah berikut semak-semak, bahkan melintasi sungai kecil yang berarus tenang, sambil bertemu penduduk sekitar. Kami sengaja mengikutinya melalui jalan pintas yang penuh tanjakan, namun tidak memutar jalan, seperti umum dilintasi orang.Tidak butuh waktu lama akhirnya kami sampai di Pondok Salada, area landai tempat kami dan orang-orang mendirikan tenda. Di sini terdapat sumber air.Menjelang sore, kami melanjutkan perjalanan untuk melihat hutan mati, sebuah hutan yang tidak bisa hidup kembali, karena terkena belerang atau sulfur pada datarannya.Tetapi hutan ini menjadi keunikan sendiri bagi Gunung Papandayan. Sambil melintasi hutan mati, kami terus mendaki untuk bertolak ke Tegal Alun, sebuah padang Edelweiss. Suasana sunyi dan tenang sangat cocok untuk menyegarkan pikiran, berinstropeksi diri serta menggalau ria.Dari sini banyak terlihat puncak-puncak Gunung Papandayan, sehingga kami kesulitan menentukan mana yang kami pilih. Karena sudah terlalu sore dan tidak membawa logistik yang cukup, akhirnya kami turun kembali ke Pondok Salada.Walau tidak sampai puncak tapi kami semua sudah cukup puas dengan segala pemandangan. Tentunya, kebersamaan kami di sini yang memuaskan hingga tidak cukup kami ungkapkan dengan kata-kata.
Hide Ads