Jakarta - Natal akan lebih bermakna jika bisa merayakannya di tempat yang begitu meriah. Traveler yang ingin merayakan kemeriahan Natal, bisa pergi ke Filipina untuk perayaan yang semarak di berbagai kota.Christmas Fever alias demam Natal langsung terasa begitu mendarat di Ninoy Aquino International Airport, Manila, ibukota Filipina. Iringan lagu dan sapaan crew pesawat turut memeriahkan sensasi Natal yang spesial di negara dengan lebih dari 7.000 pulau ini.Begitu banyak terlihat pohon-pohon Natal yang dihias dengan indahnya. Tidak perlu ditanyakan juga suasana meriah di Makati City, salah satu kota dari Provinsi Metro Manila. Hampir semua hotel dan gedung pencakar langit yang megah dihias dengan begitu indahnya.Season greeting memang terasa begitu kental ketika kita berada di dalam lingkungan tersebut. Bahasa kerennya GK Chesterton, "The traveler sees what he sees. The tourist sees what he has come to see."Sama seperti juga saat merayakan Nyepi di Bali benar-benar salah satu pengalaman yang luar biasa. Dari mulai merayakan arak-arakan ogoh-ogoh hingga silencio alias keheningan satu hari penuh.Nah, satu impian lain adalah bisa merayakan dan menikmati sensasi Natal di negara yang 80 persen penduduknya beragama Katolik ini. Tidak heran kalau lagu-lagu Natal juga terdengar hampir di seluruh stasiun LRT dan MRT serta di dalam taksi.Kalau di Indonesia kita heboh dengan mudik Idul Fitri, di Filipina situasi serupa juga terjadi ketika Natal. Empat terminal airport yang begitu ramai memang menunjukkan bahwa Manila merupakan kota dengan bandara-bandara yang begitu sibuk khususnya di waktu Natal seperti ini.Sepanjang hari menjelang Christmas Eve, sapaan selamat Natal pasti diucapkan hampir semua orang dari mulai penjaga toko, pengemudi taksi hingga pengemudi paddycab (taksi sepeda seperti becak).Yang lebih menyentuh lagi, sesama pengemudi jeepney (angkot di Filipina), taksi maupun paddycab akan saling mengucapkan "Merry Christmas" ketika berpapasan. Jangan kaget juga kalau mereka bisa bilang ke kita, "Merry Christmas my friend."Pengemudi taksi juga tidak segan-segan untuk meminta Christmas Gift, dari mulai meminta pengembalian 10 hingga 20 Peso (Rp 2.500-5.500) sebagai hadiah untuk mereka, hingga meminta dengan hormat kerelaan uang tambahan.Selama cara itu baik dan sopan, rasanya tidak ada salahnya berbagi sedikit rezeki yang mungkin menjadi Christmas Gift bagi keluarga mereka. Dalam untaian kasih, kita memang lebih bisa menaruh rasa hormat penuh persaudaraan.Selain itu, pusat perbelanjaan juga sangat ramai diisi oleh mereka yang sedang membeli makanan maupun menyiapkan Christmas Gift. Maklum sebagai negara kolonisasi Inggris, Amerika Serikat serta Spanyol, Filipina memiliki nilai budaya barat yang kental seperti Christmas Dinner.Ada satu pengemudi taksi saya yang katanya baru saja kehilangan ibunya beberapa bulan lalu. Kali ini merupakan Natal pertama tanpa ibunya. Biasanya ibunya yang selalu menyiapkan Christmas Dinner keluarga besarnya.Saya dan @vertien99 juga melengkapi kekudusan misa Natal ini dengan mengikuti misa di St John Bosco Parish Church. Pengalaman spiritual luar biasa melihat antusiasme umat Katolik di Filipina. Mereka begitu menghayati perayaan meskipun harus berdiri selama kebaktian di tengah gereja yang begitu penuh.Setelah kebaktian ternyata saya baru tahu bahwa masih banyak umat yang lain mengikuti kebaktian di luar gereja. Ketika sudah selesai mereka semua berhamburan meninggalkan gereja seperti konser yang telah selesai.Saking respeknya masyarakat Filipina dengan agama Katolik mereka, di setiap mobil taksi ada ornamen-ornamen Katolik seperti salib. Saking dekatnya umat Katolik dengan para pemimpin agama mereka, Pastor di sana juga tidak disebut sebagai Romo atau Pastor seperti di Indonesia, tapi semua orang menyebut mereka sebagai Father.Kabarnya Father di Filipina ini juga sangat dikagumi dan gaul. Masaya pista opisyal pasko, selamat menikmati hari Natal!
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!