Pulau Yeben, Keajaiban Lain di Raja Ampat
Minggu, 29 Des 2013 11:32 WIB

Yun Damayanti
Jakarta - Pantai di Yeben adalah salah satu keajaiban wisata di Raja Ampat yang belum banyak dibicarakan dan dipromosikan. Tak heran beberapa traveler jatuh cinta pada pandangan pertama begitu tiba di pantai ini.Sekitar 2 tahun lalu ada seorang teman baru saja pulang dari perjalanan di NTT. Dia menceritakan keindahan pantai-pantai yang disinggahinya dan berani mengatakan itulah pantai-pantai terindah dan terbaik di Indonesia belahan timur. Sejak itu, saya mulai memimpikan trip ke timur negeri ini.Saatnya tiba di pertengahan Oktober 2013 lalu. Rasanya seperti sedang jatuh cinta, harap-harap cemas dan sangat bersemangat. Bahkan rasanya seperti masih di dalam mimpi, saat kaki menginjak landasan di Bandara Domine Edward Osok (DEO) di Sorong, Papua Barat pada pukul 7.30 WIT.Wisatawan wajib membeli pin sebelum masuk ke Raja Ampat. Pin ini berfungsi sebagai pass, dan bisa dibeli di Tourist Information Center (TIC), yang berada di Hotel Meridien di depan Bandara DEO.Wisatawan mancanegara mesti membayar Rp 1 juta per orang. Sedangkan wisatawan nusantara mesti membayar Rp 250 ribu per orang. Namun harga ini, katanya akan naik mulai tahun 2014 menjadi Rp 500 ribu per orang.Berbeda dengan pass lainnya, pin atau pass berlaku selama setahun dari Januari hingga Desember. Jika traveler membelinya di bulan Januari maka tak perlu membayar lagi saat kembali ke Raja Ampat di bulan Desember di tahun yang sama, misalnya. Pin itu tidak boleh hilang dan mesti dipakai selama berada di wilayah Raja Ampat.'Wayag itu Raja Ampat' seperti halnya 'Bali itu Indonesia'. Namun kolega kami di sana tampak ingin membantahnya. Dibawalah kami ke 'surga-surga' lain di Raja Ampat seperti Pianemo, Yeben, Teluk dan Selat Kabui. Di antara ketiga tempat tersebut, Yebenlah yang paling merebut hati saya.Peraturan penyelaman di sini adalah yang paling ketat di Indonesia. Ini dilakukan demi menjaga kelestarian alam dan lingkungan di bawah laut Raja Ampat, yang luasnya mencapai 80% dari wilayah kabupaten.Turis yang belum mempunyai sertifikat dilarang menyelam. Ini juga demi keselamatan turis karena karakter arus bawah lautnya yang tidak bisa diduga. Karena saya belum punya sertifikat, jadi berenang dan snorkeling sudah cukup.Jika kawan-kawan traveler mendefinisikan pantai adalah yang memiliki pasir putih, berkilau saat sinar matahari menyinarinya, air sebening kristal dan bergradasi menjadi biru muda, hijau toska dan biru tua, dan pemandangan horison tanpa batas antara laut dan langit, seperti yang digambarkan dalam foto maupun film yang kita lihat selama ini, itulah Yeben.Di kedalaman sekitar setengah meter jarak pandang di dalam air bisa mencapai lebih dari 5 meter. Berenanglah sedikit ke tengah mengikuti arus yang lembut dan hangat, traveler akan mendapati dirinya sedang berenang dan snorkeling di antara terumbu karang indah yang masih hidup.Bahkan kima pun ada di sana! Ikan-ikan berwarna-warni berseliweran di antaranya, dan di antara kaki Anda. Rasanya seperti berenang di kolam raksasa dan jauh dari membosankan.Pemandu sekaligus pemilik boat yang kami tumpangi senantiasa mengingatkan untuk selalu mengenakan alas kaki saat berenang dan snorkeling. Ini agar tidak terluka terkena koral atau bila ada ikan pari tiba-tiba mampir ke sini.Mengenakan perlengkapan snorkeling berupa masker, snorkle, dan fin, akan sangat membantu traveler menikmati pantai di Yeben yang penuh keajaiban. Bila tidak yakin dengan kemampuan berenang Anda, gunakan pelampung yang sudah tersedia di semua kapal yang membawa turis.Selain itu, jaga jarak dengan terumbu karang dan usahakan tidak menginjak dasar laut agar tidak ada biota dan terumbu yang terinjak. Jangan lupa mengangkat kepala ke permukaan saat berenang atau snorkeling, agar tetap bisa menjaga posisi dekat ke bibir pantai.Pantai Yeben berada di sebuah pulau kecil tak berpenghuni. Berjarak sekitar 1 jam baik dari Pianemo ataupun dari Waisai. Cinta saya tertinggal bersama dengan snorkle yang tertinggal di Pantai Yeben. Baru kali ini pula saya bisa memaafkan keteledoran sendiri.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!