Yang Beda dari Yogyakarta: Wisata Membuat Blangkon

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Yang Beda dari Yogyakarta: Wisata Membuat Blangkon

Wendy S - detikTravel
Minggu, 28 Jul 2013 15:05 WIB
Model Mataraman Jogja (Foto:Wendy S)
Model Solo (Foto:Wendy S)
Blangkon Setengah Jadi(Foto:Wendy S)
Yang Beda dari Yogyakarta: Wisata Membuat Blangkon
Yang Beda dari Yogyakarta: Wisata Membuat Blangkon
Yang Beda dari Yogyakarta: Wisata Membuat Blangkon
Jakarta - Sebagai salah satu identitas masyarakat Jawa, blangkon tak hanya unik dari segi bentuk tapi juga proses pembuatannya. Di Desa Wisata Bejiharjo, Kabupaten Gunungkidul, DI Yogyakarta, traveler bisa belajar membuat blangkon.Blangkon adalah tutup kepala khas Jawa yang terbuat dari kain batik. Wisata membuat blangkon bisa dinikmati wisatawan di Desa Wisata Bejiharjo, Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul. Paket wisatanya terdapat di Dusun Bulu.Dengan merogoh kocek Rp 35.000 saja, turis bisa membuat blangkon sendiri. Harga tersebut sudah termasuk bahan-bahan yang diperlukan termasuk kain batik. Setelahnya, blangkon bikinan sendiri bisa dibawa pulang!Ada 2 jenis blangkon yang diajarkan cara membuatnya: model Solo dan Mataraman Yogya. Bedanya, blangkon Mataraman Yogya ada 'mondol' alias 'konde' di bagian belakangnya. Sedangkan model Solo cenderung rata, biasa dibilang 'mondol teplak'.Rofik adalah salah satu pengrajin blangkon di Dusun Bulu. Dia berkata sering didatangi wisatawan yang penasaran ingin membuat blangkon. Tempat membuat blangkon itu terletak di bagian belakang rumahnya, berukuran sekitar 3x4 meter.Alat yang digunakan berupa mesin jahit, kain batik, serta beberapa lembar kertas karton. Selain itu ada cetakan kayu berbentuk bulat mirip kepala manusia untuk mencetak blangkon. Ukurannya sesuai pesanan, mulai dari dewasa sampai anak-anak.Setelah kain dan karton dipotong, bahan-bahan tersebut kemudian dilem dan ada sebagian yang dijahit. Blangkon yang dilem biasanya dijual di pasar-pasar termasuk Beringharjo dan Jalan Malioboro. Sedangkan blangkon yang dijahit merupakan pesanan khusus dengan kualitas dan harga yang berbeda. Blangkon jahit biasa dipesan oleh grup campursari, grup wayang kulit, dan prajurit Keraton.Blangkon yang dilem bisa dibuat dalam beberapa jam saja. Tapi yang kualitasnya bagus, maksimal hanya 2 buah dalam 1 hari. Rofik berkata, perbedaannya terletak pada bahan serta proses pembuatannya. Cara merawatnya cukup disikat saja. Untuk blangkon jahit, bisa disikat menggunakan air.Dusun Bulu sudah menjadi sentra kerajinan blangkon selama 15 tahun. Sebelum Bejiharjo dicanangkan sebagai desa wisata, usaha kerajinan blangkon sudah ada. Rofik misalnya, mempekerjakan 7 orang di rumah mereka masing-masing."Dulu saya kerja membuat blangkon di Yogya. Setelah 1 tahun akhirnya bisa, kemudian bikin usaha sendiri," tutur Rofik.Pengrajin blangkon adalah profesi masyarakat di dusun ini. Selain mengetahui proses pembuatannya, turis juga bisa membeli blangkon untuk suvenir. Harganya antara Rp 70.000-80.000 per buah. Bahan bakunya langsung dari Kota Yogya.Di Desa Wisata Bejiharjo turis juga bsia menginap di homestay alias rumah penduduk. Tak sulit untuk mencapai desa wisata ini, lokasinya searah dengan Gua Pindul. Sebelum tiba di Gua Pindul, sebelah kiri jalan terdapat papan nama bertuliskan 'Kerajinan Blangkon'. Anda tinggal berbelok ke jalan itu kemudian masuk jalan kampung kira-kira 500 meter.Namun sayang, akses jalan menuju lokasi belum dibenahi. Jalannya masih berupa bebatuan, Anda yang berkendara harus ekstra hati-hati.
Hide Ads