Menyusuri 'Gua Kelelawar' yang Gelap & Mencekam di Sawarna
Rabu, 31 Jul 2013 14:46 WIB

Anggi Agistia
Jakarta - Sawarna di Banten tidak hanya punya deretan pantai cantik, di sana juga terdapat Goa Lalay yang berarti gua kelelawar. Siapkan nyali Anda, untuk menyusuri guanya yang gelap, dingin, dan mencekam.Ini adalah kisah hari kedua liburan saya di Sawarna. Setelah sarapan di pagi hari, saya dan teman-teman bergegas untuk menjelajahi Sawarna lagi. Kali ini tujuan kami adalah Goa Lalay. Menurut petunjuk arah, gua tersebut letaknya hanya sekitar 2 km dari tempat bermalam kami.Kami semua memilih untuk berjalan kaki ke sana, karena banyak pertimbangan. Sepanjang perjalanan, rupanya ada banyak homestay yang bisa ditempati wisatawan. Mungkin, ini jadi pilihan wisatawan sebelum tiba di Pantai Ciantir, atau jika homestay di pantai sana sudah penuh.Lalu setelah berjalan hampir 10 menit, kami dipanggil oleh warga sekitar yang memberi tahu jalan alternatif menuju Goa Lalay. Kami mengikutinya dan lalu menyusuri pematang sawah dan aliran sungai berair jernih.Menyusuri jalan setapak di antara pesawahan dan melewsati aliran sungai jernih, jadi pengalaman berkesan bagi kami. Hal ini bakal sulit ditemukan di kota-kota besar. Kami pun lantas narsis dan foto-foto di sana.Di ujung jalan kami disambut oleh sebuah jembatan kayu. Tapi bedanya, jembatan ini terlihat jauh lebih kokoh daripada jembatan untuk masuk kawasan Sawarna. Sebelum jembatan, juga terdapat sebuah gambar dan petunjuk mengenai Goa Lalay di daerah Kampung Cipanas.Selepas dari jembatan kami berjalan melewati pemakaman, sedikit menyeramkan memang. Lalu kemudian terlihat sekumpulan orang yang menjaga pintu masuk ke dalam lokasi Goa Lalay, mungkin bisa dibilang loket kali.Dengan membayar biaya retribusi sebesar Rp 5 ribu per orang, kami lalu memasuki Goa Lalay yang gelap. Ya, saat masuk ke dalam gua ini benar-benar tidak ada cahaya sama sekali. Oleh sebab itu, ada penyewaan senter di depan pintu gua tadi.Menurut bahasa Sunda, lalay memiliki arti kelelawar. Menurut masyarakat sekitar, gua ini memang jadi tempat tinggal kelelawar. Jumlahnya sangat banyak!Tanah di dalam gua cukup licin, jadi kami harus berhati-hati. Sedikit salah berpijak, bisa saja Anda jatuh. Udara dingin dan lembab pun begitu terasa.Perjalanan cukup lama untuk menyusuri gua ini. Saat keluar, saya lebih memilih menyusuri bebatuan daripada harus masuk ke dalam aliran sungai yang dalamnya selutut kaki. Kalau hujan, debit air di dalam gua bisa lebih tinggi.Gelap, lembab, dan mencekam, menjadi tantangan yang harus dilewati saat menyusuri Goa Lalay. Meski demikian, ada kepuasaan dan rasa bangga setelah berhasil melewati gua ini.
Komentar Terbanyak
Bus Pun Tak Lagi Memutar Musik di Perjalanan
PO SAN Hentikan Pemutaran Musik di Bus, Hasil Diskusi dengan AKSI
Pesawat AirAsia Salah Mendarat, Penumpang Kaget-Pramugari Bingung