Begini Asyiknya Libur Lebaran di Jepara

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Begini Asyiknya Libur Lebaran di Jepara

Doomslag - detikTravel
Jumat, 09 Agu 2013 13:20 WIB
Bus malam Bandung-Jepara
Masjid Astana Sunan Hadlirin
Tangga Menuju Makam Kalinyamat
Begini Asyiknya Libur Lebaran di Jepara
Begini Asyiknya Libur Lebaran di Jepara
Begini Asyiknya Libur Lebaran di Jepara
Jakarta - Banyak yang menjadikan Jepara sebagai persinggahan sebelum menuju Karimunjawa. Padahal kabupaten ini punya banyak atraksi wisata menarik. Lebaran kali ini, yuk liburan ke Jepara!Hal yang pertama kali muncul dalam benak saya mengenai Jepara adalah berbagai macam seni ukiran dan pahat di seluruh kota ini. Mengingat seni ukuran adalah produk unggulan dari sini.Jepara merupakan salah satu kabupaten dari total 29 kabupaten yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Hal yang pertama kali muncul dalam benak saya adalah tersebarnya berbagai macam seni ukiran dan pahat di seluruh kawasan ini. Mengingat seni ukuran adalah produk unggulan dari kota ini. Yang saya lihat tidak jauh berbeda dengan apa yang saya bayangkan sebelum tiba di kota ini. Hanya saja seni ukiran tersebut dipajang secara rapi di rumah-rumah warga yang mengusung industri rumahan. Rapi dan tenang adalah kesan yang pertama saya dapatkan dari kota ini. Beberapa industri rumahan tersusun rapi di sepanjang jalan Kudus-Jepara. Ibukota Kabupaten Jepara ialah Jepara dan tidak banyak angkutan umum yang beroperasi di sini. Selain itu, yang saya ketahui dari kota ini ialah kota lahirnya pejuang emansipasi wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini. Itu sebabnya kota ini sering disebut sebagai Bumi Kartini. Nama R.A. Kartini juga diabadikan sebagai nama pelabuhan di Jepara.Berangkat dari Bandung, saya menuju Jepara dengan menggunakan bus malam. Tarifnya cukup murah dan busnya pun nyaman. Anda hanya perlu menghabiskan Rp 89.000 saja untuk bus ini. Anda akan diturunkan di Terminal Jepara sebagai pemberhentian terakhir. Anda pun bisa memesan tiket bus ini secara online di sini. Sesampainya saya di Terminal Jepara, waktu menunjukkan pukul 06.30 WIB. Saya bergegas menuju toilet umum terdekat untuk membersihkan muka dan badan. Setelah itu saya berkeliling di area terminal untuk mencari sarapan. Pilihan jatuh ke lontong opor Bu Choiriah. Terletak di belakang terminal yang berbatasan dengan pasar, warung Bu Choiriah cukup ramai dipadati oleh pembeli yang antre di depan warung tersebut. Alhasil, butuh waktu sedikit lama bagi saya menunggu pesanan diantarkan.Setelah menunggu beberapa saat, datanglah pesanan saya dan mengabiskan lontong opor tersebut dalam hitungan kurang dari lima menit saja. Maklum saja perjalanan dari Bandung-Jepara membutuhkan waktu sekitar 12 jam. Setelah perut terisi, saya memutuskan untuk mengunjungi Mantingan. Di Mantingan inilah tempat di mana Makam Kalinyamat berada. Kalinyamat adalah seorang ratu dengan nama asli Retna Kencana, puteri Sultan Trenggono yang merupakan Raja Demak (1521-1546). Perjalanan menuju Makam membutuhkan waktu kurang lebih setengah jam. Saya pikir bisa lebih cepat daripada itu andaikata pengemudi angkutan umum yang mengantar saya ke Mantingan, yaitu angkutan umum dengan nomor K03 berwarna cokelat, tidak berhenti di setiap gang jalan untuk mengangkut penumpang. Tetapi saya berusaha untuk menikmati waktu ketika berada di dalam angkutan umum tersebut. Untung saja saya dapat duduk di samping sang supir sehingga saya bisa berbincang-bincang dengannya. Berdasarkan penuturannya, beliau pernah bekerja di rumah pemotongan hewan di daerah Pondok Bambu selama 2 tahun sebelum pindah ke Jepara. Dari beliau pula, saya mengetahui masakan khas Jepara yang katanya terkenal sampai ke mancanegara. Masakan tersebut ialah Pindang Serani.Setibanya di Makam Kalinyamat, saya langsung mencari loket yang menjual tiket masuk. Usaha saya tidak membuahkan hasil. Baru saya tahu ternyata untuk masuk ke dalam Makam tidak perlu membeli tiket masuk.Saya melihat banyak peziarah yang membawa anak dan sanak saudaranya untuk mengunjungi Makam Kalinyamat. Bahkan ada di antara mereka yang berasal dari luar Jepara yang rela datang ke makam tersebut, seperti dari Demak, Kudus, dan Solo. Kebanyakan dari mereka datang untuk berdoa agar anaknya (yang turut serta dibawa) diberi kesehatan dan kecerdasan. Tidak sedikit juga yang meminta agar dimudahkan rezekinya.Selain Makam Kalinyamat, di komplek pemakaman ini terdapat juga Makam R. Abdul Djalil. Beliau merupakan Sunan Jepara sekaligus seorang penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Disebut-sebut memiliki nama lain Syekh Siti Jenar.Ajarannya yang paling terkenal adalah Manunggaling Kawula Gusti yang memilik arti Sang Pencipta adalah tempat kembali semua makhluk dan dengan kembali kepada Tuhannya, manusia telah bersatu dengan Tuhannya. Makam Syekh Siti Jenar terletak sebelah kiri Makam Ratu Kalinyamat. Di bagian kanan area pemakaman terdapat pula Masjid Astana Sultan Hadlirin atau dikenal juga dengan Masjid Mantingan.
Hide Ads