Kisah Perjuangan Anak Muda di Museum Kebangkitan Nasional

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Kisah Perjuangan Anak Muda di Museum Kebangkitan Nasional

Letysia Searamita - detikTravel
Jumat, 16 Agu 2013 19:10 WIB
loading...
Letysia Searamita
Megah dan terawat
Anggota Budi Oetomo dan Dr. Soetomo
Kelas RA. Kartini
Kisah Perjuangan Anak Muda di Museum Kebangkitan Nasional
Kisah Perjuangan Anak Muda di Museum Kebangkitan Nasional
Kisah Perjuangan Anak Muda di Museum Kebangkitan Nasional
Jakarta - Dalam merayakan Hari Kemerdekaan 17 Agustus, datangilah deretan museum di Jakarta yang menyimpan banyak sejarah. Seperti Museum Kebangkitan Nasional, di sinilah terdapat kisah para pemuda yang berjuang mengusir penjajah Belanda.Jejak perjuangan pertama di kalangan pemuda pada zaman Belanda di mulai dari gedung ini. Stovia menjadi tempat Dr Soetomo mendirikan Boedi Oetomo dengan segala gagasan politik dan sosialnya.Bangunannya diklaim masih asli dari ratusan tahun lalu. Terbalut cat putih yang dipadu dengan abu-abu. Lantainya juga masih asli sejak sekolah itu berdiri. Mayoritas warnanya abu-abu batu. Bukan seperti keramik yang biasa ditemui dengan ragam warna saat ini.Sementara itu, nuansa Belanda yang megah terlihat di bagian depan. Akses masuk resminya yakni pintu utama gerbang besi setinggi 2 meter yang dicat warna abu-abu. Di bagian depan, ada plang batu bata dicat putih dan bagian kiri pintu masuk ada plang besi yang ukurannya lebih kecil tertulis 'EX STOVIA'.Ya, inilah Museum Kebangkitan Nasional yang dipugar bekas sekolah para dokter di zaman Belanda. Serta salah satu tempat Dr Soetomo, pendiri organisasi pemuda Boedi Oetomo alias Budi Utomo mengenyam pendidikan.Hari Kebangkitan Nasional yang diperingati setiap 20 Mei itu juga hadir dalam perayaan di museum ini. Kenapa ada Hari Kebangkitan Nasional? Jadi pada tanggal 20 mei itut Boedi Oetomo terbentuk.Ini adalah organisasi pertama milik mahasiswa pribumi di zaman penjajahan meneer-madame itu. Rogoh kantong sedalam Rp 2.000 dan tulis data diri seperti nama dan alamat.Lahan seluas hampir 2 hektar itu boleh ditelusuri. Seperti museum pada umumnya, ada diorama. Kali ini penjelajahan pertama dimulai dari gedung utama, ruangan paling belakang.Ternyata, di ruang itu menceritakan siapa itu Dr Soetomo. Beliau adalah anak pertama dari 6 bersaudara. Dia juga menikahi seorang perempuan bule. Selain itu, di dalam ruangan tersebut juga menceritakan siapa saja yang ada dalam kepengurusan Boedi Oetomo yang tidak lain adalah para dokter-dokter di Stovia.Dari patung-patung dada mereka, ada yang namanya R Angka. Ada juga sepeda onthel yang digunakan Soetomo. 2 ruangan di sana kebanyakan berbicara tentang siapa Soetomo.Malah di salah satu sudut, ada yang menjelaskan Soetomo berbeda dengan Bung Tomo, seorang pejuang kemerdekaan Indonesia di Surabaya. Ini perlu dicatat!Ruangan ke-3 ternyata bekas tempat para calon dokter itu istirahat. Tempat tidurnya seperti di barak. Terbuat dari besi yang ada kainnya. Ada diorama yang juga menyebutkan seorang tokoh  A Hanafi yang pernah menyandarkan tubuhnya di tempat tidur itu.Beberapa ruangan lainnya, ada hiburan untuk mengetahui apa saja macam-macam alat kesehatan. Mulai dari alat untuk bidan, dokter gigi, sampai alat yang agak seram kalau dibayangkan, yaitu alat pemecah kepala.Disebutkan, alat itu untuk mahasiswa Stovia belajar mengetahui bagian kepala manusia. Tidak hanya berhenti pada dikenalkannya ilmu kedokteran. Sebagian ruangan lain juga menceritakan beberapa pejuang tanah air. Ada juga patungCut Nyak Dien yang dibuat cantik. Kemudian patung Christina Martatiahahu dengan ikat kepala dan rambut gelombangnya yang khas.Kenangan kita juga dibawa untuk mengenal Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara di ruangan lain. Ada juga diorama Kartini yang membagi ilmu pada wanita di Indonesia. Museum ini buka pukul 08.30-15.00 WIB pada hari Selasa-Jumat. Saat akhir pekan museum ini buka pukul 08.30-14.00 WIB. Museum ini tutup setiap hari Senin dan pada hari libur nasional. Tiketnya hanya Rp 2.000 untuk pengunjung dewasa. Sedangkan untuk pengunjung yang datang rombongan cukup membayar Rp 1.000 saja.
Hide Ads