Kupang, Negeri Seribu Karang
Selasa, 24 Sep 2013 14:25 WIB

Jakarta - Berlibur ke timur Indonesia, traveler pasti akan menemukan objek-objek wisata yang mengaggumkan, salah satunya ke Kupang, NTT. Di sini Anda akan mendapatkan pengalaman berpetualang yang tak ada habisnya. Seru!Petualangan saya kali ini menuju timur Indonesia, yaitu Kupang. Ada pertanyaan terlintas ketika memutuskan untuk berpetualang ke Kupang. Indahkah? Untuk menjawabnya, saya putuskan untuk menjejakkan kaki ke ibukota Nusa Tenggara Timur, Kupang.Perjalanan kami tempuh sekitar 2,5 jam dari Jakarta. Di bandara banyak ditawarkan penerbangan lanjutan ke pulau eksotik lainnya. Saya tergelitik untuk menulis di buku agenda perjalanan, "Suatu saat akan saya lanjutkan perjalanan ini, mengunjungi saudara-saudara di belahan timur Indonesia lainnya."Di sepanjang perjalanan, dari Kupang hingga Atambua, kami disambut barisan penjual garam. Kemasannya dibuat menarik dari anyaman daun lontar.Penjualnya adalah anak-anak dengan penampilan khas, yaitu kulit hitam manis, rambut ikal kemerahan. Mereka sambil berteriak "Hai Nona. Beta jual Masi (garam)!".Selain itu juga terdapat jagung sagu. Bentuknya seperti jagung biasa, tetapi berwarna putih dan manis. Uniknya apabila dikunyah terasa lengket seperti sagu.Di Kota Soe, yang bisa ditempuh selama 1 jam 30 menit dari Kupang, masih berdiri anggun rumah adat NTT. Rumah ini terdiri dari rumah induk dan dapur. Kedua rumah ini berlantai tanah.Sedangkan dapurnya memiliki keunikan yaitu berbentuk bulat, beratap daun lontar, berpintu pendek sekitar 60 cm tanpa jendela. Tujuannya, agar jagung, ketela dan lainnya yang berada di dalam dapur terasapi dan menjadi lebih awet.Selanjutnya ada air terjun Oenesu yang berjarak 30 km dari Kupang. Suasana di area air terjun ini sejuk karena dikelilingi oleh vegetasi heterogen.Keunikan air terjun ini adalah air terjunnya berundak 4 serta terdapat kolam yang dapat dijadikan tempat berenang. Asyiknya Anda bisa meluncur di air terjun dan mendarat di kolam air terjunnya.Beruntungnya, waktu kedatangan saya ke Pantai Tablolong bersamaan dengan saat panen raya rumput laut. Rumput lautnya hijau, tebal dan segar. Hmm... terbayang nikmatnya.Lalu bagaimana caranya memanen rumput laut? Karena lokasi pantai bertebing, seorang nenek harus merayap di dinding tebing. Wuih! Terbayang tajamnya karang di tebing itu.Di sini juga terdapat buaya darat dari kampung adat Soe. Lokasinya berada di kampung Soe, Kupang. Awalnya buaya ini merupakan buaya kecil. Setiap pagi dan sore masyarakat setempat memberinya ayam sebagai makanan sekaligus atraksi.Buaya ini bermukim di di danau kecil. Rumah-nya hanya dipagari kawat tipis. Si ganteng ini pun bebas berkeliaran.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour
Study Tour Dilarang, Bus Pariwisata Tak Ada yang Sewa, Karyawan Merana