Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang

Anugrah Roby Syah Putra - detikTravel
Rabu, 15 Mei 2013 10:50 WIB
loading...
Anugrah Roby Syah Putra
Pantai Iboih
Jalan-jalan di pinggir pantai
Ada Benteng Jepang juga
Diving di Sabang, bisa
Bulan amdu
Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang
Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang
Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang
Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang
Nggak Usah ke Hawaii, Bulan Madu Cukup di Sabang
Jakarta - Untuk berbulan madu, traveler akan selalu mencari destinasi wisata yang romantis. Tak perlu jauh-jauh ke Hawaii untuk mendapatkan eksotisme pantai, Sabang pun memilikinya!Siang itu cukup terik. Sinar yang dipancarkan matahari di ujung Andalas itu begitu menyengat hingga keringat bercucuran dari pori-pori kulit. Namun panas yang demikian hebat itu terobati dengan kesejukan angin pantai yang menerpa sekujur raga kami, membelai-belai rambut yang panjang.Apalagi melihat hamparan laut yang biru. Subhanallah, inilah awal perjalanan menuju Kota Sabang, ujung barat republik. Semua bermula dari Pelabuhan Fery Ulee Lheue, Banda Aceh.Menaiki Kapal Motor KMP BRR, kami wajib menempuh pelayaran selama hampir dua jam untuk menyeberang ke Pulau Weh, Sabang. Cukup lama memang. Yah, itulah kalau mau murah. Cukup membayar Rp 18.500 untuk kelas ekonomi. Untuk kenyamanan, ada kelas VIP dengan harga sedikit lebih tinggi.Jika ingin sampai segera, kita bisa memilih kapal cepat KM Pulo Rondo atau KM Bahari Ekspress yang tarif tiketnya mencapai Rp 70 ribu. Namun dijamin lebih nyaman dan hanya memakan waktu 45 menit. Ini sangat cocok bagi Anda yang sudah tak sabar menikmati eksotisme yang seksi dan memukau di pulau emas ini.Balohan, gerbang pulau paling baratSelanjutnya, kami tiba di Pelabuhan Fery Balohan yang menjadi pintu gerbang kota paling ujung ini. Ya, Kota Sabang adalah kota paling barat Indonesia yang selalu kita nyanyikan di masa SD dahulu.Kota seluas 153 km persegi serta tinggi rata-rata 28 m di atas permukaan laut ini terletak pada 05'46'-05'46'8' Lintang Utara dan 95'13'02'-95'22'36' Bujur Timur. Kota kecil ini terdiri atas 5 pulau yaitu: Pulau Rubiah, Pulau Klah, Pulau Selako, Pulau Rondo dan yang terbesar: Pulau Weh.Pulau Weh merupakan daerah peninggalan sejarah masa penjajahan kolonial Belanda pada tahun 1895. Lalu, sejak 1942 Sabang diduduki Jepang sampai dengan berakhirnya Perang Dunia II. Sabang resmi menjadi kota dengan lahirnya Undang-undang Nomor 10 tahun 1965 yang terdiri atas 2 kecamatan yakni Sukakarya dan Sukajaya.Tak salah jika Multatuli menjuluki negeri kita sebagai zamrud khatulistiwa. Begitu pula Syaikh Ath-Thantawi yang menggelarinya dengan sebutan "sepenggal firdaus di bumi". Sebab memang berbagai pesona keindahan alam dapat kita saksikan di mana-mana, di pelosok republik ini.Termasuk pulau kecil yang dijuluki Pulau Emas. Hal ini karena pulau ini menyimpan misteri wisata alam wisata bahari dengan aneka ragam terumbu karang dan 360 jenis biota laut yang tersebar di taman laut Gapang, Iboih dan Pulau Rubiah.Menjelajah SabangSabang adalah eksotika. Banyak yang bilang panoramanya bahkan mengalahkan Bali atau tak kalah dari pantai-pantai di Hawaii semacam Waikiki. Memasuki kota ini, awalnya kita akan berjumpa dengan Danau Aneuk Laot.Danau ini bila dilihat dari puncak jalan Balohan sejauh mata memandang akan terlihat hutan yang masih alami di sekeliling danau yang tenang dan menyenangkan. Danau ini merupakan satu-satunya sumber air bersih kota Sabang.Bahkan pada zaman Belanda, ini digunakan untuk mengisi air bersih bagi kapal-kapal besar yang singgah di Teluk Sabang. Sepanjang perjalanan menuju pusat kota Sabang terdapat kawasan hutan lindung dan jalan yang berliku-liku serta tanjakan yang memberi keasyikan tersendiri bagi pengunjung.Kita juga dapat berhenti dan menikmati pantai-pantai yang kita lewati. Mulai dari Pantai Anoi Itam, Pantai Sumur Tiga hingga Pantai Kasih. Kata seorang teman, tak ada satupun bibir pantai Sabang yang tak memukau mempesona!Di samping itu, masih ada Pantai Tapak Gajah dan Pantai Pasir Putih. Biasanya, para pengunjung juga sudah menyiapkan pisang atau makanan kecil lainnya yang siap dilemparkan pada kerumunan kera berekor panjang.Memasuki pusat perkotaan, kami terkejut karena Sabang tidak semodern yang kami duga, jika mengingat statusnya sebagai Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (free trade area and free port) sama seperti Batam, Bintan dan Karimun.Di inti kota, hanya ada jalanan sempit yang diapit ruko-ruko kecil di kanan-kirinya. Tak ada plaza, bioskop juga toko buku! Bahkan fasilitas ATM juga hanya ada 3 buah! Tapi insya Allah tidak akan menyulitkan Anda.Di wilayah Kota Atas, kita bisa menyaksikan pemandangan indah Teluk Sabang dari Jalan Diponegoro di bawah keteduhan pohon-pohon trembesi dan rumah-rumah peninggalan kolonial. Serasa kita ada di zaman Belanda! Oke, kita lanjutkan penjelajahan, yuk.Diving dan Snorkeling di Gapang, Iboih dan Pulau RubiahPantai Gapang adalah atraksi yang sangat menarik melihat persiapan-persiapan bagi yang gemar menyelam (diving) atau sekedar snorkeling. Perlengkapannya dapat disewa di lokasi dengan biaya yang relatif terjangkau.Harga sewa hanya Rp 15 ribu per barang baik life jacket, alat snorkel dan kaki katak. Selain itu tersedia pula cottage tradisional dan kafe. Gapang berjarak tempuh 19 km dari pusat kota.Pantainya memiliki hamparan pasir putih dan pohon ketapang yang rindang. Amat ideal bagi wisatawan yang ingin berenang, diving, snorkeling dan berjemur.Obyek berikutnya adalah Iboih. Pantai ini mempunyai taman laut dengan air yang jernih dan hangat. Ombaknya yang kecil sangat cocok bagi habitat ikan hias serta terumbu karang yang berwarna-warni.Di sini pernah pula dilaksanakan upacara peringatan hari kemerdekaan di bawah laut. Di seberangnya, terdapat pulau Rubiah. Pulau kecil ini akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan bagi Anda yang gemar menyelam, setelah menikmati alam bawah air dengan segala biotanya. Tak kalah dari Bunaken! Untuk menuju ke sana, kita dapat menggunakan boat kaca. Sementara untuk bermalam, di Iboih maupun Rubiah, terdapat beberapa guest house dan bungalow. Menikmati sunset dan sunrise di sini sungguh menawan. Sungguh sayang untuk dilewatkan.Last but not least, kami meluncur ke Ujong Ba'u. Di kawasan paling utara Pulau Weh ini terdapat Tugu Kilometer Nol. Monumen yang ditandatangani Try Sutrisno ini dibangun di titik paling barat Indonesia, tepat di bibir jurang dengan ketinggian 22,5 meter dengan panorama yang memesona.Pada puncak monumen ini terdapat lambang Garuda Pancasila. Kawasan ini memiliki hutan lindung yang luas dan tertata. Macam-macam satwa semacam burung Dara Nicobar, Beureughom, Puyum, Tiung dan burung penyanyi lainnya dapat ditemui di sini.Bila ingin memiliki sertifikat dapat diurus di Dinas Pariwisata atau melalui travel agent sebagai bukti kunjungan ke Kilometer Nol. Lumayanlah, untuk dijadikan kenang-kenangan tanda sah sudah sampai di ujung barat republik tercinta ini.Selain itu, masih banyak lokasi menarik lainnya yang rasanya tak boleh dilewatkan. Ada air terjun di daerah Pria Laot, kolam air panas belerang di Keuneukai, Gua Sarang, Bunker Jepang, Taman Merpati, Kerkhoff, Sabang Hill dan Sabang Fair Ujong Asam dengan meriam peninggalan sejarah yang sudah tertata rapi.Sampai kini kawasan Sabang selalu ramai dikunjungi wisatawan lokal dan mancanegara. Apalagi saat weekend atau libur panjang. Sampai-sampai kapal penyeberangan menambah frekuensi penyeberangan sampai malam hari karena membludaknya penumpang.Setiap tahun kapal pesiar super mewah pun selalu singgah di sini membiarkan penumpangnya menikmati kemolekan Sabang. Bagi Anda yang merencakan bulan madu, tak salah jika memutuskan Sabang sebagai lokasi pilihan.Jaraknya dekat, alamnya indah, penduduknya ramah dan biayanya murah! Yang jelas, tak perlu jauh-jauh ke Hawaii untuk eksotisme pantai dengan semilir angin yang membelai mesra. Saya sudah membuktikannya!
Hide Ads