Jungkir Balik Menjelajah Singapura, Malaysia dan Brunei
Minggu, 19 Mei 2013 10:36 WIB

Jakarta - Negara-negara tetangga di Indonesia adalah destinasi yang semakin mudah dijelajahi. Singapura, Malaysia dan Brunei Darussalam bisa ditempuh dalam beberapa hari saja dengan petualangan yang seru.Setelah semalam ada di Batam, paginya saya pergi ke pelabuhan ferry Batam Centre untuk ke Singapura dan rencananya akan naik kereta ke Kuala Lumpur. Setelah check in, saya dapat Ferry dari Batam pukul 09.50 WIB, yang artinya 10.50 waktu Singapura. Kereta api ke KL pukul 13.00 waktu Singapura dan itu di Woodlands yang saya tidak paham ada dimana.Pukul 11.45 saya sampai Singapura dan setelah beres urusan imigrasi langsung naik MRT ke Woodlands sambil berharap stasiun MRT itu dekat dengan sama stasiun kereta api ke KL. Ternyata Woodlands lumayan jauh dari Harbourfront dan harus transfer MRT. Sampai Woodlands hujan turun deras banget. Saya berharap stasiun kereta dekat dari stasiun MRT, ternyata tidak. Stasiun kereta Woodlands entah dimana. Di peta tidak ada tanda-tanda keberadaan stasiun kereta api. Saya mencari informasi di stasiun, mal, ternyata nihil.Capek, bingung dan internet di ponsel tidak menyala. It's disaster, man. Hari itu saya harus sampai Kuala Lumpur karena harus terbang ke Brunei esok paginya. Perjalanan darat Singapura ke kuala lumpur itu 5 jam, dan pukul 13.00 siang saya masih belum tahu bagaimana cara ke Kuala Lumpur selain pake pesawat. Sebenarnya bisa saja saya pesan tiket pesawat, tapi saya ingin perjalanan darat, agar ada sensasinya.Akhirnya, saya buka buku catatan. Ini penting, karena saat berpergian kita harus siap dengan beberapa rencana cadangan. Di situ ternyata ada beberapa catatan tentang dimana mencari bus ke KL, dengan harga yang sesuai di dompet tentunya. Beberapa bus ada yang murah tapi itu saya sama sekali nggak tahu ada dimana, karena di peta MRT nggak ada. Ada satu bus yang murah harganya $33 yang berangkatnya perjam dan dia standby di daerah Novena. Seinget saya pas naik ke Woodlands tadi berhenti juga di Stasiun Novena.Tidak perlu menunggu lama, saya beli tiket langsung ke Novena. Sampai Novena masih gerimis dan seperti kasus di Woodlands, saya juga tidak mengerti bis itu ada di mana. Tertulis Novena Square yang seharusnya menjadi satu dengan stasiun MRT tadi, akhirnya saya mengelilingi mal Novena Velocity) dan saya lihat bus di parkiran belakang tapi sudah mau berangkat. Saya belum beli tiket dan itu sekitar pukul 13.30. Sopir meminta saya membeli tiket dulu, tapi saya dapatnya tiket bus selanjutnya pukul 16.30, yang berarti kalau pejalanan 5 jam, sampai KL berarti kurang lebih pukul 21.30. Keinginan untuk berfoto di depan menara kembar Petronas mulai sirna.Pukul 16.30 bus berangkat dari Novena dan busnya itu keren banget, namanya First Coach. Bus itu bener-bener ukuran bis VIP yang tempat duduknya itu 1-2 bukan 2-2 atau malah 2-3. Nyaman banget, di tiap kursi ada layar buat nonton video atau mendengar musik. Kita bisa menonton film yang disediakan di situ. Yang penting, tiap kursi ada stop kontak listriknya yang di Indonesia hanya ada di kereta api eksekutif. Saya menonton Batman Begin tapi akhirnya tidur saja karena memang belum sembuh capeknya. Lewat perjalanan darat, setelah cek imigrasi di perbatasan Singapura kita pasti akan melewati jembatan antara Singapura dan Johor Bahru Malaysia, namanya Causeway Link. Lumayan panjang jembatannya dan setelah itu kita akan berhenti di Imigrasi Malaysia. Kemudian,Β perjalanan panjang menanti dengan di sepanjang jalan kita akan melihat betapa luasnya kebun kelapa sawit di Malaysia.Pukul 21.00 malam, saya mulai masuk kawasan Kuala Lumpur, yang saya cari tentu saja Menara Petronas dan KL Tower dan perlahan-lahan mulai kelihatan. Pukul 21.30 bus berhenti di Bangsar, tepatnya di bawah Stasiun LRT Bangsar. Tinggal naik LRT langsung ke KL Central. Nah di sinilah kebingungan terjadi. Saya sampai KL Central dan dekat Twin Tower, tapi ini sudah hampir jam 10 malam. Saya tidak tahu bus atau kereta ke bandara pukul berapa. KL sama seperti Jakarta, bandaranya jauh di luar kota sana.Karena sudah tanggung, akhirnya saya cari taksi ke Twin Tower itu, dengan beli kupon seharga RM 12. Lumayan jauh, untung nggak jadi jalan kaki tadi. Beberapa menit kemudian, saya udah ada di depan Suria KLCC. Foto-foto sebentar dan ngobrol dengan sopir taksinya. Dia sempat menawari taksi sampai ke bandara dengan tarif RM 90, tapi untungnya saya nggak bawa uang Malaysia sebanyak itu dan akhirnya balik ke tempat tadi, sambil berharap masih ada bus atau kereta ke bandara. Yah, walaupun belum sempat ke KL tower, nggak apa-apa.Pukul 22.30, hampir semua loket penjualan tiket sudah tutup, tinggal satu ternyata, yaitu KLIA Transit. Nah, kereta inilah yang akan membawa saya ke LCCT dengan tiket RM 12,50 RM sekalian transfer bus ke LCCT. Kuala Lumpur punya 2 bandara, yaitu KLIA untuk penerbangan umum dan LCCT (Low Cost Carrier Terminal) untuk penerbangan AirAsia. Bus KLIA Transit ini dilengkapi free WiFi. Kapan Jakarta punya angkutan umum seperti di Singapura dan Kuala Lumpur ini ya?Hampir pukul 24.00 saya sampai di LCCT dengan badan yang bener-bener capek. Coba ingat-ingat apa saja yang terjadi hari ini. Saya sudah melalui 3 negara tanpa pesawat terbang dan ini tinggal 1 langkah lagi untuk kembali ke Brunei setelah dari Batam, Singapura dan Kuala Lumpur. Ada perasaan senang banget yang tidak bisa diucapkan, ada perasaan bangga akhirnya selesai juga perjalanan yang mengalahkan rasa capek itu sendiri. Ini dia perjalanan saya dari awal: Brunei β Miri β Kuala Lumpur β Yogyakarta β Surakarta β Semin (rumah saya) β Jakarta β Singapura β Batam β Singapura β Kuala Lumpur β Brunei.Kurang lebih pukul 10.00 pagi saya sampai di Brunei, finally. Saya langsung cari bus ke Bandar Seri Begawan dan pulang ke staffhouse. Oh iya berhubung saya kerja di Brunei jadi saya masih punya banyak waktu untuk mengeksplore Bandar Seri Begawan. Nanti saya bagi ceritanya.
(travel/travel)
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan
Sound Horeg Guncang Karnaval Urek Urek Malang