Saking Cantiknya Anambas, Waktu Seakan Berhenti
Selasa, 04 Jun 2013 14:55 WIB

dwi suprayitno
Jakarta - Berlibur ke perbatasan negara jadi daya tarik tersendiri bagi beberapa traveler, seperti yang ada di Kepulauan Anambas. Waktu akan terasa berhenti ketika Anda menikmati kecantikan kepulauan terluar yang menjadi pembatas Indonesia-Malaysia ini.Dua bulan yang lalu saya mendapat kesempatan berkunjung ke Kabupaten Kepulauan Anambas. Kunjungan ini atas undangan dari Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP).Kepulauan Anambas merupakan gugusan pulau terluar di Indonesia yang berbatasan langsung dengan Laut Cina Selatan. Sehingga pulau ini memerlukan perhatian lebih dari pemerintah pusat. Saya berangkat dari Jakarta pada pagi hari pagi dengan pesawat menuju Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.Perjalanan kemudian dilanjutkan dengan pesawat Fokker 50-Sky Aviation menuju Bandara Matak, Kepulauan Anambas. Bandara Matak merupakan bandara yang dioperasikan perusahaan minyak Conoco Phillips Indonesia.Perlu diingat bahwa penerbangan ke Anambas tidak dilayani tiap hari dari Tanjung Pinang. Sehingga kita mesti pintar mengatur perjalanan. Setelah penerbangan kurang lebih satu jam, kami tiba di Bandara Matak.Ternyata perjalanan ternyata belum berakhir. Saya masih harus naik speed boat lagi sekitar 15 menit menuju Terempa, Ibukota Kabupaten Kepulauan Anambas. Secara umum Kota Terempa merupakan kota pelabuhan yang dikelilingi perbukitan.Transportasi dari dan menuju kota menggunakan angkutan laut, sedangkan transportasi di dalam kota menggunakan sepeda motor. Di sini, kendaraan roda empat bisa dihitung jumlahnya dengan jari karena Kota Terempa tidak terlalu besar. Suasana kota cukup ramai. Sepeda motor berlalu lalang menyusuri jalan di sekitar pelabuhan pada sore hari.Selain itu juga banyak orang yang sekadar nongkrong di warung-warung sekitar pelabuhan, sambil menikmati sepiring pisang goreng dan secangkir kopi panas. Waktu seakan berhenti di Anambas. Lampu-lampu di pelabuhan dan kapal di kejauhan mulai menyala ketika senja menjelang. Ditambah semilir angin laut benar-benar membuat kita terlena.Hari kedua perjalanan dilanjutkan ke Pulau Letung dengan menggunakan speed boat bantuan dari BNPP. Perjalanan dari Kota Terempa menuju Pulau Letung ditempuh dalam waktu sekitar 60 menit. Tujuan utamanya adalah meninjau lokasi pembangunan bandara baru di Kepulauan Anambas.Setelah sampai di Pulau Letung, kami melanjutkan perjalanan darat dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit. Kondisi jalan sepanjang perjalanan berkelok-kelok. Kami juga harus melewati pemukiman penduduk yang tidak terlalu padat diselingi hutan yang masih perawan.Lokasi pembangunan bandara dikelilingi perbukitan yang masih alami dengan pemandangan laut lepas di ujung landasan pacu. Saat ini pekerjaan yang baru dilakukan adalah land clearing.Selesai peninjauan lokasi, dalam perjalanan pulang kami menyempatkan diri mampir ke Pantai Padang Melang, salah satu obyek wisata di Pulau Letung. Pantai ini memiliki hamparan pasir putih luas dan cantik. Ombak di sini juga tidak terlalu besar dengan suasana di sekitar pantai yang relatif masih sepi.Sebenarnya Kepulauan Anambas memiliki alam bawah laut yang sangat indah. Namun sayang, karena keterbatasan waktu saya tidak sempat diving atau pun snorkeling untuk menyelami keindahan gugusan karang.Semoga di lain kesempatan saya bisa jalan-jalan lagi ke Kepulauan Anambas dan melampiaskan hobi memancing di laut serta snorkeling. Selebihnya, biarkan foto yang berbicara mengenai keindahan Kepulauan Anambas.
Komentar Terbanyak
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Turis Brasil yang Jatuh di Gunung Rinjani Itu Sudah Tidak Bergerak
Viral Keluhan Traveler soal Parkir Jakarta Fair 2025: Chaos!