Menengok Indahnya Kepulauan Terluar Indonesia
Rabu, 16 Jan 2013 14:50 WIB

Muhirin Spd
Jakarta - Berada di kepulauan terluar di Indonesia memberi sensasi seperti ada di ujung dunia. Tak terlihat banyak kegiatan, namun memiliki ketenangan yang tiada dua. Keindahannya pun menjadikan Anambas sebagai destinasi yang wajib dikunjungi.Berada di Anambas seolah berada di ujung dunia. Di sini memang ujung Indonesia, dekat dengan 3 negara tetangga. Semuanya dekat tapi terasa begitu jauh. Tinggal di sini bagaikan seekor pinguin kutub yang tersesat sendirian di antara lingkungan yang asing. Perbatasan antara Indonesia, Malaysia dan Singapura, berada di sini seolah menjadi seorang pejuang veteran perang untuk menjaga keutuhan wilayah Indonesia. Sebuah kepulauan kecil memiliki ratusan lebih pulau namun hanya 25 yang tercatat dihuni masyarakat Indonesia. Pulau yang terbesar, yaitu Pulau Jemaja, hanya berjarak beberapa kilometer saja dari ujung pantai ke ujung lainnya. Hanya butuh beberapa menit saja dengan kendaraan bermotor, atau beberapa jam untuk mengitari pulaunya dengan perahu tradisional Pompong.Seluruh alamnya masih liar dan tak terjamah oleh manusia, hanya sedikit saja yang dikelola. Hanya ujung-ujung pantainya saja yang dihuni. Begitu terisolir. Butuh waktu 4 hari 3 malam dalam kapal Pelni besar, dengan panjang seukuran lapangan sepakbola, untuk mencapai tempat ini dari Jakarta. Butuh waktu seharian melakukan perjalanan dari Bandara Soekarno Hatta karena harus naik pesawat dua kali melalui Batam atau Tanjung Pinang. Harus menunggu sebulan untuk mengirim dan menerima paket atau surat pos dari Jakarta.Ke mana mata memandang, yang terlihat hanyalah laut. Di sini seperti berada di sebuah Kapal Nabi Nuh, besar namun terapung-apung di tengah lautan luas. Perbatasan Laut Cina Selatan jadi sebuah jalur transportasi Internasional yang ada depan kepulauan ini.Tak heran penduduk di sini bertransaksi dengan kapal-kapal Hongkong atau kapal Singapura untuk menjual hasil alamnya. Ikan kerapu dan ikan napoleon, harga sekilonya sama dengan harga ikan lele satu kuintal.Sumber daya alam yang melimpah tak sebanding dengan jumlah penduduk yang ada. Hutan belantara dengan pohon-pohon besar yang berumur puluhan tahun bahkan mungkin lebih, ada di mana-mana. Ratusan pohon kelapa tak terurus, dibiarkan begitu saja tak terkelola. Hutan-hutan yang alami ditumbuhi pohon-pohon heterogen khas hutan tropis. sebagian belum ada pemiliknya, bahkan pemerintah mempersilakan penduduk untuk mengelolanya.Ikan di mana-mana, sepanjang pantai ikan berkeliaran. Di sini adalah surga ikan. Berbagai macam ikan ditangkap setiap harinya oleh nelayan di tengah lautan luas, tetapi begitu melimpah tak ada habisnya. Hanya sebagian kecil saja kebutuhan konsumsi masyarakat Anambas.Ikan-ikan sebesar bantal ditangkap tiap harinya, mungkin butuh waktu beberapa hari untuk menghabiskan semuanya. Tak heran ikan seperti menjadi makanan pokok di kawasan ini. Setiap hari makan ikan, setiap saat lauknya ikan. Mie disajikan dengan ikan, kerupuk pun terbuat dari ikan, bakso juga bakso ikan.Ikan yang melimpah-ruah membuat orang di sini betah tinggal walaupun harus pergi jauh dari rumah. Beberapa suku yang bisa ditemui di sini antara lain Jawa, Kalimantan, Padang, Madura, semuanya bercampur aduk di Tarempa. Tarempa adalah pusat kota kecil Anambas.Β Panorama yang indah memesona benar-benar masih asli dan alami. Terumbu karang yang indah di Pulau Bawah tumbuh subur mengundang para pelancong untuk datang ke negeri impian ini. Pulau Durai yang indah dengan pasir putihnya sebagai pusat penangkaran penyu. Air terjun Temburun baru didatangi beberapa orang saja tiap tahunnya. Begitu melimpah potensinya baik sumber alam maupun pariwisatanya, mutiara alam ini tersimpan rapat dalam keterisoliran Kepulauan Anambas.
Komentar Terbanyak
Bangunan yang Dirusak Massa di Sukabumi Itu Villa, Bukan Gereja
Aturan Baru Bagasi Lion Air, Berlaku Mulai 17 Juli 2025
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum