Pulau Tunda, Tempat Melihat Lumba-lumba & Penyu di Banten
Selasa, 26 Feb 2013 14:30 WIB

Whitesirius
Jakarta - Liburan di Banten biasanya tak jauh-jauh dari Pulau Peucang atau Sawarna. Padahal, daerah ini punya destinasi lain yang juga menarik, yaitu Pulau Tunda. Di sana, Anda bisa menemukan penyu laut, lumba-lumba dan aneka ikan cantik.Pulau Tunda yang berada di Provinsi Banten memiliki keragaman hewan laut. Namun belum terlalu sering dikunjungi para wisatawan. Di sana, lami menemukan penyu laut, sekelompok lumba-lumba dan aneka ikan cantik yang setia menemani perjalanan.Tak salah, jika banyak orang bilang "Setiap perjalanan punya ceritanya sendiri." Setiap perjalanan punya sisi uniknya sendiri, kenikmatannya sendiri dan kisahnya sendiri.Kami memulai perjalanan pada tanggal 23-24 Juli 2012, kali ini dengan kelompok berjumlah besar. Sebenanrnya besar dan kecil memang relatif. Kelompok saya terdiri dari 38 orang dari Jakarta dan Serang, yang serentak mengungsi ke salah satu pulau di utara Teluk Banten. Ini adalah Pulau Tunda.Di sana, kami akan bersilaturahmi dengan penduduk setempat, dan berbaur dengan budaya mereka. Tak ketinggalan menikmati keindahan lautan di seberang sana tentunya.Hari Pertama:3 Perahu kayu terombang ambing selama kurang lebih 2,5 (dua setengah) jam dari Karang Hantu menuju dermaga Tunda. Sambil berbincang, kami meninggal gelak tawa di sepanjang perjalanan, dengan iringan angin yang menemani.Mentari lebih bersahabat pagi ini. Pun lautan cukup tenang mengawal perjalanan, riaknya hanya sesekali memberi irama di perahu kami."Bismillah," saya awali langkah dengan ayat pembuka dan kaki kanan tentunya. Cukup optimis perjalanan kali ini mampu menambah kumpulan cerita indah di goresan kenangan.Menyandarkan perahu di Dermaga Tunda, perahu kami saling menyapa, diiringi langkah-langkah tergesa menuju penginapan. 3 Penginapan telah menanti dan terpilih sesuai ingin hati.Carrier mulai dijejalkan di kamar yang juga tak luas. Merehatkan badan sejenak dan menyejukkan tenggorokan dengan seteguk dua teguk air mineral sebelum berganti pakaian.Kali ini rencana selanjutnya adalah bersua makhluk lautan, para ikan dan anemone yang menggoda. Jika beruntung, gurita pun siap memamerkan tentakelnya.Kembali berhadapan dengan panas bumi. Para penjelajah ini baik tua dan muda sedikit memberikan perhatian ekstra pada kulit tubuh. Botol sunblock berpindah tangan dengan cepat.Semua orang mengambil lakonnya sendiri. Termasuk para fotografer yang dengan cekatan mulai mengarahkan lensa kepada para model dadakan yang buru-buru mengambil pose. Cerita siang itu pun terabadikan sudah.Tak mau kehilangan waktu terlalu banyak, semua penjelajah langsung melangkah kembali menuju dermaga. 3 Perahu pun sudah bersiaga, siap meluncur menuju lautan.3 spot snorkeling kami kunjungi hari ini. Ternyata tak perlu tempat yang terlalu jauh untuk menikmati lautan.Semua spot snorkeling memberikan hiburan tersendiri. Spot pertama memamerkan ikan besar yang malu-malu beranjak ke permukaan. Alih-alih berlenggak lenggok, butuh usaha ekstra guna menikmati keanggunannya.Anda harus melakukan duck dive (menyelam) di kedalaman 3-4 meter. Penyelam juga harus mengintip perlahan dari celah-celah bebatuan untuk melihat ikan cantik di sana.Tak berani untuk lebih mendekat dan menyadari kemampuan renang yang memang hanya pas-pasan, maka cukuplah saya menikmati dari jarak aman saja. Itu pun rasanya sudah sangat luar biasa.Di spot ketiga, seorang teman disapa keramahan seekor penyu dan ikan yang besarnya seukuran tubuh manusia. Sayang kali itu kamera underwater tidak bisa mengabadikan ikan. Kami pulang dengan tanya, siapakah nama makluk yang dengan ramah menyapa itu.Kali ini ritme lautan sedikit berarus. Meski begitu tidak mengurangi keramahan anemon dan ikan-ikan kecil di sekelilingnya. Sesekali mereka memberi waktu menari bersama atau bercanda dengan sesamanya.Setelah puas menyelam, kami tiba di penginapan sebelum malam menyapa. Kemudian lanjut membersihkan tubuh ala kadarnya lalu beranjak lagi.Para pemburu senja kembali ke dermaga, karena khawatir sang surya terburu pergi sebelum sempat mengucap salam. Kali ini pun peruntungan tetap berpihak, senja di Pulau Tunda terabadikan.Azan magrib yang sayup terdengar mengingatkan untuk pulang. Kali ini tugas sebagai seorang hamba harus dilaksanakan.Akhir hari pertama diisi dengan menikmati ikan bakar dan canda tawa sampai lelah menghampiri. Akhirnya menyisakan tenaga untuk hari esok yang masih panjang.Hari keduaSuara ayam jantan memecah keheningan pagi. Pelan-pelan mengembalikan kesadaran kelima panca indera, sambil menggeliat sejenak sebelum raga benar-benar menyatu.Jingga di ufuk timur memanggil. Tak ingin mengecewakannya, beberapa dari kami pun bergegas mendekat. Kami bersatu di dermaga, ditemani angin pagi, riak ombak dan sekumpulan lumba-lumba yang sedang berburu sarapan pagi. Mendahului kami yang belum mengisi lambung sejak bangun tadi.Sekelompok lumba-lumba berenang anggun, sesekali muncul lalu menukik ke kedalaman. 45 Menit pertunjukan yang memuaskan sebelum menikmati sarapan pagi kami. Tak pernah terpikir, di tempat yang hanya memakan waktu beberapa jam dari Ibukota Jakarta kami mendapatkan suguhan luar biasa dari semesta.Pukul 08.30 WIB, kembali menuju lautan. Setelah snorkeling yang ceria kami menyempatkan diri berleha-leha di salah satu pantai yang tak berpenghuni. Tak lupa dilengkapi dengan jeprat-jepret yang menghasilkan beberapa foto narsis, setelah juga berfoto ria di dalam dan di permukaan lautan.Di tempat ini, mengutip kalimat seorang teman "Adalah tempat yang melahirkan banyak sekali free diver muda." Memang, kekuatan niat membuat seseorang berlatih lebih giat dan berhasil lebih cepat.Tengah hari kami tiba lagi di penginapan. Packing seadanya dan bersiap untuk pulang, tak lupa sebait terimakasih untuk laut dan penghuninya, serta pada anak pulau untuk keramahannya.
Komentar Terbanyak
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Skandal 'Miss Golf' Gemparkan Thailand, Biksu-biksu Diperas Pakai Video Seks
Prabowo Mau Beli 50 Pesawat Boeing dari AS, Garuda Ngaku Butuh 120 Unit