Lika-liku Rintangan Menuju Si Cantik di Jawa Timur
Rabu, 10 Okt 2012 18:25 WIB

Trivena Dita Warnasari
Jakarta - Pantai Klayar terkenal dengan ombaknya yang besar dan menyeramkan namun mampu menghipnotis semua turis yang datang. Ternyata, tak semudah itu untuk mencapai pantai cantik ini, banyak rintangan yang harus dihadapi.Inilah wisata yang tak mungkin kami lupakan dalam hidup. Entah karena kami merasa lelah dengan perjalanan kami yang menempuh perjalanan jauh.Saya dan rombongan sebenarnya tidak pernah menyangka bertemu 'keajaiban alam' yang sangat menakjubkan ini. Semula kami hanya berencana untuk berwisata ke Yogya, tapi tak tahu kenapa kami ingin berwisata di daerah Jawa Timur yang sebelumnya tak pernah kami tahu akan menghabiskan waktu ke mana.Β Rekomendasi dari teman kami melalui pesan singkat, kalau ada pantai indah di daerah Pacitan, Jawa Timur. Kami memutuskan untuk bermalam di rumah dinas ayah salah satu rekan kami di daerah Wonogiri.Pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB kami mencoba memulai perjalanan. Di perjalanan kami merasa gelisah karena tak tahu jalan untuk ke pantai itu. Kami hanya tahu dengan mengikuti petunjuk jalan dari Wonogiri ke arah Pacitan. Perjalanan yang melelahkan. Untuk sampai di Pacitan saja kami hampir nyasar 2 kali.Β Setelah beberapa lama, kami sampai juga di perbatasan yang menandakan kalau kami benar-benar masuk Kota Pacitan. Tidak tahu berapa lama kami mulai menapaki setiap sudut kota ini, sampai akhirnya kami menemukan sebuah tanda di pinggir jalan yang bertuliskan Pantai Klayar dengan panah ke arah kiri.Β Tanpa pikir panjang lagi, kami mengikuti anak panah tadi. Tidak tahu benar atau salah, yang ada di dalam benak saat itu hanya ingin melihat sebuah pantai yang katanya Indah.Β Satu jam berlalu, kami pun mulai galau karena belum ada tanda-tanda keberadaan pantai itu. Bahkan kami berpikir mustahil saja di daerah dataran tinggi seperti ini ada pantai. Mungkin karena ego, kami masih saja nekad melanjutkan perjalanan itu.Melaju terus tanpa arah yang jelas semakin membuat batin kami tak yakin. Jalanan yang semakin lama semakin kecil dan rusak, jalan yang tadinya beraspal kini berubah menjadi jalan terjal. Bukan hanya terjal saja tapi di kanan dan kiri kami tampak pepohonan dan rumah yang tak padat penduduk. Hanya ada rumah-rumah kuno terbuat dari kayu dan beralaskan bebatuan. Herannya, di tanah itu banyak sekali pohon tumbuh subur sepeti daerah pegunungan.Semakin lama kami merasakan keanehan di tempat tersebut. Alur jalan mulai naik dan turun bukit. Bahkan sejauh ini tak ada tanda-tanda kalau ada pantai di depan sana. Kami merasa jenuh, sampai akhirnya memutuskan untuk bertanya pada seorang ibu penjual sembako di desa terpencil itu. Ibu itu berkata memang ada pantai tapi jaraknya masih jauh mungkin sekitar 2 jam.Bayangkan betapa kecewanya kami saat itu. Kami melewati jalan terjal itu lebih dari 2 jam dan harus dihadapkan kenyataan kalau kami harus melewati 2 jam lagi. Sebenarnya kami sudah tak ingin melanjutkan perjalanan itu karena kami sudah capek. Apalagi tidak ada lagi yang mampu menyetir mobil. Mereka sudah lelah bila harus menginjak gas lagi selama dua jam.Β Perjalanan pun kami lanjutkan tapi hasilnya tetap sama. Setelah tiga jam berlalu ada perasaan sedikit lega. Tanda-tanda pantai mulai tampak. Banyak di kanan dan kiri kami berjejer pohon kelapa yang melambai-lambaikan daunnya. Suasana ini pun mengobati rasa lelah kami.Semakin panjang perjalanan kami dihadang oleh bapak-bapak yang hampir berjumlah 10 orang. Ternyata mereka adalah petugas karcis masuk Pantai Klayar. Akhirnya kami mulai semakin lega untuk bernafas.Hampir 10 menit Β kami dimanjakan oleh indahnya pohon kelapa dan bebatuan karang yang menambah elok jalan itu. Sampai akhirnya mata kami mulai terbelalak ketika melihat pantai yang berair biru jernih dengan deburan ombak yang menari-nari di atas bentangan putih. Sungguh pemandangan yang sangat mengagumkan.Kami pun turun dari mobil dengan rasa tak sabar untuk membenamkan diri di dalam air Pantai Klayar. Kami memuaskan diri bermain pasir, bergelayut canda dengan ombak. Tidak hanya itu, kami mulai menapaki batu karang yang berbentuk menyerupai tebing. Kami memutuskan naik ke atas bukit dan berkata "Oh... so amazing!"Sambutan ombak dan pancaran air yang mencuat ke atas seperti sebuah glaster, memanjakan pandangan kami. Ombak yang begitu dasyat membuat kami terkagum-kagum atas pesona Pantai Klayar.Β Seakan tak mau melepaskan pesona keindahanya, kami pun berfoto-foto ria. Namun sayang waktu yang mengharuskan kami harus meninggalkan keindahan pantai itu. Tapi, sampai saat ini bayangan indah dan pesona pantai Klayar tak akan pernah kami lupakan.
Komentar Terbanyak
Brasil Ancam Seret Kasus Kematian Juliana ke Jalur Hukum
Foto: Momen Liburan Sekolah Jokowi Bersama Cucu-cucunya di Pantai
Layangan di Bandara Soetta, Pesawat Terpaksa Muter-muter sampai Divert!