Petualangan Keliling Asia Tenggara, Dimulai!
Rabu, 24 Okt 2012 11:35 WIB

Rakhmad Fadli
Jakarta - Petualangan dimulai! Berawal dari Batam, saya melangkahkan kaki ke negeri seberang, Malaysia, tepatnya di Johor Bahru. Inilah kali pertama saya menginjakkan kaki di Negeri Jiran dan menjadi titik mula perjalanan saya keliling Asia Tenggara.Perjalanan merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi saya. Apalagi perjalanan tersebut dilakukan lewat darat, serta melalui kota-kota yang bisa dinikmati pemandangannya.Β Walaupun pemandangan yang terlihat terkesan monoton, bagi saya perjalanan yang melalui jalur darat punya kenikmatan tersendiri. Terlebih lagi, perjalanan tersebut bisa melintasi dua batas wilayah yang memiliki budaya berbeda. Ada rasa takjub saat melintasi daerah-daerah seperti itu, dimana dua wilayah yang hanya dibatasi tanah tapi punya kebudayaan berbeda.Kali ini, saya akan melakukan perjalanan yang tidak akan pernah terlupakan. Perjalanan yang saya lakukan seorang diri ini dimulai dari Batam dengan menyeberangi laut ke Malaysia dengan jarak yang tidak begitu jauh. Kemudian, dari Malaysia hingga Vietnam saya tempuh melalui jalur darat.Jarum jam hampir menunjukkan pukul 17.00 WIB. Saya pun mulai bersiap pulang dari kantor dan sejenak mampir ke rumah untuk mengambil ransel serta berganti pakaian. Setelah itu, saya langsung melanjutkan perjalanan menuju Pelabuhan Ferry Internasional di Batam Centre dengan menggunakan ojek. Setibanya di pelabuhan, saya langsung masuk dan melakukan check-in dan pengecekan passport. Beberapa menit sebelum berangkat saya pun mulai memasuki kapal.Tepat pukul 17.45 WIB kapal ferry dengan tiket seharga Rp 240 ribu ini pun berangkat meninggalkan Pulau Batam. Penumpangnya tidak terlalu penuh. Hanya sepertiga kursi saja yang terisi. Terdapat juga beberapa TKI (Tenaga Kerja Indonesia) yang akan berangkat ke Malaysia.Tepat pukul 20.30 waktu Malaysia, kapal tiba di Pelabuhan Stulang Laut, Johor Bahru. Lama perjalanan dari Batam ke Johor Bahru dengan menggunakan Ferry ini hanya sekitar 1 jam 45 menit.Β Setelah turun dari kapal ferry dan melakukan pengecekan passport, saya langsung mencari musala di sekitar terminal untuk menunaikan salat Maghrib dan dijama dengan Isya. Usai salat, saya langsung mencari taksi menuju Terminal Bus Larkin, Johor Bahru.Di sekitar pelabuhan ini banyak sekali agen resmi tempat penjualan tiket taksi. Kemudian, saya memesan taksi untuk menuju Terminal Bus Larkin di salah satu agen tempat penjualan tiket resmi seharga RM 19 atau sekitar Rp 59.800. Taksi pun berangkat menuju Terminal Bus Larkin.Informasi yang saya dapatkan dari supir taksi tersebut, kalau sebenarnya saya bisa mendapatkan tarif taksi yang lebih murah jika mencarinya di luar pelabuhan dengan berjalan kaki sekitar 200 meter.Lama perjalanan dari Pelabuhan Stulang Laut menuju Terminal Bus Larkin Johor Bahru adalah sekitar 20 menit. Tiba di Terminal Bus Larkin, saya langsung disambut oleh seorang calo.Β Calo itu terus mengikuti dan tetap saya abaikan. Saya terus berjalan kaki hingga memasuki Terminal Bus Larkin dan mencari sendiri bus yang saya inginkan. Saya terus berjalan menyusuri deretan agen penjualan tiket yang terdapat di terminal ini. Kemudian, saya berhenti di salah satu agen penjualan tiket dan menanyakan bus tujuan Kuala Lumpur.Akhirnya saya dapatkan tiket ke Kuala Lumpur seharga RM 31 atau Rp 97.500. Tiket bus ke Kuala Lumpur berangkat pukul 23.30 waktu setempat yang juga merupakan bus terakhir menuju Kuala Lumpur. Sengaja saya pilih bus terakhir karena perjalanan dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur hanya membutuhkan waktu sekitar 4 jam. Jadi, saat tiba di Kuala Lumpur, saya tidak terlalu lama menunggu pagi.Sambil menunggu bus ke Kuala Lumpur berangkat sekitar 2 jam lagi. Waktu yang tersisa ini, saya manfaatkan untuk menyaksikan final pertandingan sepakbola antara Indonesia melawan Malaysia di sebuah warung kafe kopitiam sekitar terminal. Kebetulan saat itu sedang berlangsungnya pertandingan SEA Games.Saat itu pula, perut terasa lapar. Saya pun menyempatkan untuk makan malam terlebih dahulu di salah satu warung nasi sekitar terminal. Saya memesan nasi lemak seharga RM 2,5 atau Rp 7.900. Rasanya cukup lezat, walau hanya ditaburi lauk berupa sedikit ikan teri, telur, dan sambal.Setelah makan, saya kembali ke warung kafe kopitiam tadi untuk kembali menonton pertandingan sepakbola. Tak lama kemudian terdengar sorak kegembiraan di warung kafe kopitiam ini. Ya, sorak kegembiraan yang menandakan timnas Indonesia kalah.Hari semakin malam. Bus tujuan Kuala Lumpur tak lama lagi akan berangkat. Saya kembali ke agen pemesanan tiket, untuk menanyakan kepada petugas mengenai bus yang akan saya naiki.Si petugas tiket, seorang wanita berbaju kurung dan berkerudung serta memiliki paras yang manis itu, menunjuk ke bus yang harus saya naiki dengan mengucapkan "Dabelyu Kei Wai."Awalnya, saya sedikit bingung dengan apa yang diucapkannya. Tak lama kemudian, baru saya menyadari kalau yang diucapkannya adalah huruf W, K, dan Y disertai nomor dibelakangnya. Itu merupakan plat nomor bus yang akan saya naiki.
Komentar Terbanyak
Bandung Juara Kota Macet di Indonesia, MTI: Angkot Buruk, Perumahan Amburadul
Prabowo Mau Borong 50 Boeing 777, Berapa Harga per Unit?
Bandara Kertajati Siap Jadi Aerospace Park, Ekosistem Industri Penerbangan