Pantai Amed, Pelarian Sempurna di Timur Bali

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Pantai Amed, Pelarian Sempurna di Timur Bali

Jehan Khaleda - detikTravel
Rabu, 07 Nov 2012 09:55 WIB
Jakarta - Selain Pantai Kuta dan Seminyak, Pantai Amed memiliki pesona yang tak kalah cantik. Berada di timur Bali, pantai ini menjadi tempat pelepas penat yang sempurna. Keindahan alam dan keramahan warganya pun menjadi satu di sana.Siapa yang tak terpesona dengan keindahan Bali? Ada pesisir Pantai Kuta sampai Seminyak berhasil memikat hati Anda atau mantra ombak di sekeliling Bukit Uluwatu yang sudah membuat Anda terhipnotis.Alam adalah maha karya Tuhan yang tak pernah lelah melebur penat. Seolah tidak ada habisnya, alam Bali terus merayu para penikmat jagat raya ini. Kali ini kemolekan Pantai Amed memanggil hasrat saya untuk terus menapaki tubuh Pulau Dewata jauh ke ujung timurnya.Tiga jam perjalanan dari Kuta melewati koridor alam pesisir yang eksotis menuju Desa Amed, Kabupaten Karangasem, Bali. Anda akan dibuai dengan kokohnya pegunungan di sebelah kiri dan birunya laut di sebelah kanan. Semilir angin samudera pun memaksa diri ini, lupa akan panasnya terik matahari kala itu.Setiap tikungannya seperti mengajak kita menari. Sama sekali bukan perjalanan panjang yang membosankan. Ketika memasuki Desa Amed siang hari, mudah bagi Anda menjumpai penduduk yang ramai bercengkerama di depan teras rumah.Ya, mengingat di desa ini ponsel saya tidak mendapatkan sinyal, saya yakin mereka tidak bersosialisasi secara digital seperti kita yang hidup di kota. Hal ini membuat saya harus 'cuti' sejenak dari kehidupan digital.Yang melekat di memori saya, ada beberapa anak kecil penggembala sapi yang sedang beristirahat di tikungan jalan setapak yang saya lewati. Berwajah manis dan berkulit coklat seperti kabanyakan anak pantai lainnya, mereka menyapa dengan ramah.Dihiasi tawa kecil dia bilang, "Hallo, welcome to Amed, do you have candy?" Wow, kebetulan saya membawa beberapa permen lolipop, dan tentu saja permen-permen ini untuk senyum manis dari wajah mereka.Saya lupa menanyakan namanya, yang saya ingat ketika dia mengucap salam Om Swastiastu dan menerima permen tadi. Dia pun tertawa sumeringah bersama teman-temannya, seraya mengucap terima kasih dalam bahasa Bali. Inilah Indonesia.Seperti biasa, untuk sebuah perjalanan, saya tidak begitu detil dengan itinerary yang terpenting adalah tujuan utama. Namun, di mana harus menginap adalah bagian dari kejutan untuk diri saya sendiri."Ya, just pack and go!" Mencari penginapan secara langsung adalah agenda berikutnya. Beruntung saya menemukan satu bungalow yang bagus tanpa melupakan ikrar seorang backpacker, yaitu low budget.Awalnya, resepsionis mengatakan Rp 200.000 per malam untuk dua orang dan sudah mendapat sarapan pagi. Namun, saya bukan tipe pemalu dalam hal tawar-menawar. Akhirnya, dengan Rp 170.000 saya bisa mendapatkan private bungalow di Good Karma Bungalows.Ada yang spesial dari Good Karma Bungalows. Selain konsep penginapannya yang natural look, ada banyak pohon beringin tua yang rindang dan sentuhan ornamen etnik.Good Karma Bungalows memiliki private coral beach dengan pasir hitam, "See? When you open the door in Amed, keindahan laut ada di depan mata! Such a heaven on earth!" Tidak hanya itu, Anda juga bisa menikmati surga bawah laut karena Good Karma Bungalows juga menyediakan fasilitas snorkeling secara lengkap dengan tarif Rp 45.000 per orang/12 jam. Serunya lagi, Anda bebas memilih lokasi snorkeling!Sedangkan untuk diving, tarifnya saya tawar dengan sadis dari Rp 650.000 per orang menjadi Rp 475.000 per orang. Pada saat itu, saya juga bersama dua teman lainnya. Lumayan kan? Tentunya untuk diving harus dengan pendamping dan pilihan lokasi ditentukan oleh sang instruktur diving.Bercumbu dengan malam di bibir Pantai Amed sangat menyenangkan. Angin pantainya tenang, diiringi nyanyian ombak, benar-benar bisa melarikan diri dari suasana sibuk.Amed memang tidak menyajikan hiburan malam seperti Legian. Tapi jangan khawatir, bagi Anda penikmat malam, bisa mengunjungi Cafe Wawa-Wewe untuk menikmati live music dan merasakan Balian local taste dengan beragam menu makanan khas Bali seperti Duck Tutu, Chicken Tutu, dan Babi Guling.Sayangnya itu semua hanya bisa dipesan satu hari sebelumnya. Untuk menu lainnya tidak berbeda dengan cafe lainnya, ada banyak pilihan dan beberapa di antaranya adalah menu universal seperti nasi goreng, mi goreng, ayam goreng dan Asian cuisine.Jangan ragu mencoba arak Bali di cafe ini, keasliannya dijamin, bukan oplosan. Saya mencoba Beautifule Amed, yaitu campuran arak Bali dengan lemon, nanas, dan soda. Untuk rasanya mengingatkan saya pada obat batuk saset tapi dengan rasa nanas.Sejenak lidah seperti mati rasa karena agak sepet. Tapi, cukup segelas karena tentunya saya tidak mau menghabiskan malam dengan mabuk percuma dengan risiko tidak bisa bangun pagi dan melewatkan sunrise di Amed. Bagi yang tidak menyukai arak, masih banyak pilihan lain. Cafe Wawa-Wewe juga menyediakan liquor, wine, dan bir. Bagian yang paling menyenangkan adalah semua pengunjung cafe dijamu seperti layaknya keluarga sendiri. Dari Amed, keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan ke Tulamben untuk menikmati ultimate diving adventures lainnya. Sepanjang jalan, alam masih menyajikan keindahan panorama gunung dan laut. Gagahnya Gunung Agung menyapa dari balik awan dan laut di samping kanan saya, tak hentinya berbisik seolah menghipnotis saya untuk tinggal lebih lama di sini.Walaupun jauh dari destinasi favorit Bali lainnya seperti Kuta, Uluwatu dan Ubud, Amed juga pesonanya sendiri. "Let me say visiting Amed is an experience you'll never regret!" (travel/travel)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads