Sabang, Surga Dimulai di Ujung Barat Indonesia
Selasa, 20 Nov 2012 11:20 WIB

Achmadzaky
Jakarta - Program Visit Aceh menjadikan Sabang menjadi sebuah destinasi unggulan. Kota Sabang bisa mewakili wisata Aceh. Sabang yang terkenal dengan keindahan alam dan keramahan masyarakatnya ini, punya segudang destinasi seru.Keindahan Indonesia dimulai dari Sabang, yang merupakan pintu masuk Indonesia bagian barat. Di sana terdapat Monumen Nol Kilometer Indonesia, yang juga menjadi salah satu objek dan wajib kita kunjungi sebagai seorang Indonesia. Setiap yang berkunjung ke sana akan mendapatkan sertifikat pengunjung Nol Kilometer.Banyak nilai-nilai sejarah di Sabang. Dahulu kala di Sabang, Belanda membangunnya menjadi sebuah kota pelabuhan dan perdagangan level dunia. Jejak itu bisa kita telusuri dengan keberadaan Masakaahdajdhaj. Setelah Belanda pergi dan Sabang di kuasai oleh Jepang maka saat ini kita bisa mendapati banyak benteng-benteng peninggalan Jepang di sabang. Sabang menawarkan wisata sejarah yang bernilai tinggi.Sabang menawarkan sebuah paket wisata yang lengkap, di kota ini terdapat wisata religi, wisata kuliner, wisata sejarah, wisata bahari, sekaligus wisata alam yang sangat indah. Sabang juga merupakan sebuah kota yang persentase kejahatan pencuriannya 0 persen.Ya, Sabang adalah sebuah tempat yang aman dan nyaman bagi turis lokal maupun mancanegara. Adapun tempat-tempat yang wajib dikunjungi di Sabang selain Monumen Nol Kilometer Indonesia dan Benteng Jepang adalah Gunung Berapi di Kelurahan Jaboi yang mempunyai kawah putih nan menawan.Ada juga air terjun yang tidak jauh dari Daerah Pria Laot. Tak ketinggalan, di Sabang juga terdapat Danau Aneuk Laot serta pantai-pantai yang luar biasa indah di Iboih, Gapang, Pantai Kasih, dan Pulau Rubiah.Bagi traveler yang hobi memancing, daerah ini juga memiliki banyak spot yang menarik, dan bila beruntung bisa ditemani oleh Panglima Laot. Panglima Laot merupakan suatu struktur adat di kalangan masyarakat nelayan di Aceh yang bertugas memimpin persekutuan adat pengelola Hukum Adat Laot. Hukum Adat tersebut telah dikenal sejak masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda dari Kesultanan Samudra Pasai.Pada masa lalu, Panglima Laot merupakan perpanjangan kedaulatan Sultan atas wilayah maritim Aceh. Salah satu mantan Panglima Laot Iboih Sabang bernama Ishak Idris yang memperoleh penghargaan Kalpataru dari Presiden SBY di Istana Kepresidenan awal Juni 2012 lalu. Penghargaan tersebut diberikan atas dedikasi Ishak Idris selama lebih dari 30 tahun memelihara lingkungan dan berhasil menanam sedikitnya 32 hektar pohon mangrove di sepanjang pesisir Pantai Iboih.Masyarakat Sabang yang terdiri dari berbagai etnis dan agama, hidup rukun dan saling menghormati. Adanya masjid, gereja, dan vihara, terus menghidupkan suasana keagamaan di Sabang.Aceh Tourism mengangkat sebuah slogan 'Memuliakan tamu adalah adat kami', sebuah slogan yang telah mengakar di masyarakat Aceh. Saat ini masyarakat Aceh lebih terbuka dengan tetap mempertahankan serta melestarikan adat, seni, dan budayanya.Selain itu, kita juga bisa mencicipi kuliner khas Aceh di Sabang, seperti kopi ulee kareng dan kopi Gayo yang diekspor sampai ke mancanegara. Ada juga makanan ringan yang disebut timpan yang berisikan srikaya racikan khas Aceh.Yang dudah terkenal hingga ke luar Aceh, yakni mie aceh yang punya bentuk dan cita rasa bumbu nan lezat dan unik. Masyarakat Aceh juga suka mengonsumsi kari kambing. Jadi bila ingin merasakan kari kambing yang luar biasa enak, kita wajib datang ke Aceh!Belum selesai, ada juga dendeng Aceh yang sering dijadikan oleh-oleh. Di Sabang tersendiri terkenal dengan kuliner mie jalak, sate gurita, dan oleh-oleh seperti kue kacang, dodol, bakpia, dan salak Sabang. Untuk oleh-oleh kita bisa mendapati banyak suvenir hasil industri rumah tangga yang bisa kita bawa pulang sebagai cinderamata.Jika ingin melakukan traveling ke Aceh, kita dapat melalui jalan darat maupun jalur udara. Banyak bus dengan rute Medan-Banda Aceh, jadi sesampainya di Medan kita bisa langsung melanjutkan perjalanan darat dengan waktu tempuh lebih kurang 10 jam. Biasanya bus berangkat malam dari Medan dan sampai di Banda Aceh pagi hari.Lagi pula, saat ini telah banyak maskapai pesawat yang membuka rute penerbangan ke Banda Aceh. Sebelum mendarat di Bandara Iskankar Muda, Banda Aceh biasanya pesawat akan transit lebih dulu di Bandara Polonia Medan. Beberapa penerbangan dari Malaysia, seperti Kuala Lumpur dan Penang membuka rute langsung ke Banda Aceh. Kemudian, dari Banda Aceh kita akan menyeberang dengan kapal laut dari Pelabuhan Ulee Lheue ke Pelabuhan di Balohan.Terdapat beberapa jenis kapal yang melayani rute ini, yaitu Kapal Pulo Rondo dan Kapal Bahari yang sering disebut kapal Cepat, dan Kapal Roro atau kapal ferry yang disebut kapal lambat. Kapal cepat hanya mengangkut penumpang saja dengan waktu tempuh 45-60 menit. Sedangkan kapal lambat, selain mengangkut penumpang juga mengangkut kendaraan, jadi bila membawa kendaraan pribadi kita bisa ikut bawa ke Sabang. Waktu tempuh kapal lambat berkisar 100-120 menit.Saat ini juga telah banyak travel Aceh yang akan mempermudah wisatawan berkunjung ke Aceh. Pasca tsunami, infrastruktur di Aceh sangat baik. Kondisi kehidupan masyarakatnya juga sudah aman dan sejahtera. Jadi jangan ragu lagi untuk traveling ke Aceh, dijamin akan memberikan pengalaman yang luar biasa menyenangkan.
Komentar Terbanyak
Didemo Pelaku Wisata, Gubernur Dedi: Jelas Sudah Study Tour Itu Piknik
Forum Orang Tua Siswa: Study Tour Ngabisin Duit!
Pendemo: Dedi Mulyadi Tidak Punya Nyali Ketemu Peserta Demo Study Tour