Dream Destination Papua
Si Kuning, 'Taksi' Terbang Antar Kota di Papua
Selasa, 27 Nov 2012 14:20 WIB

Husni Mubarak Zainal
Jakarta - Apa rasanya mengendarai angkutan antar kota yang terbang 14 ribu kaki di atas permukaan laut, melintasi hutan lebat dan pegunungan, hingga mendarat di halaman rumah? Inilah Si Kuning, 'taksi' terbang yang hanya ada di Papua!Matahari masih belum muncul saat kami bersiap-siap di lapangan terbang Mozes Kilangin, Timika. Pagi ini saya dan rekan Dream Destination Papua lainnya yang lain akan terbang menggunakan helikopter Belt Puma dari Kota Timika menuju Bandara Mulu, kota Tembagapura dan berkeliling mengitari puncak Carstenz Pyramid. Disebut 'Si Kuning' karena helikopter ini memang berwarna kuning.Walau masih subuh, lapangan terbang Mosez Kilangin telah ramai dengan masyarakat yang menunggu penerbangan. Wanita-wanita pedalaman Papua dengan noken di kepala serta para pria yang membawa dus-dus besar. Mereka bersiap untuk diterbangkan ke kampung-kampung mereka di pedalaman rimba Bumi Cendrawasih ini.Sebelum mengendarai 'taksi' khusus antar kota ini, para penumpang terlebih dahulu harus ditimbang beserta segenap barang bawaannya. Helikopter Belt Puma ini mampu mengangkut hingga 8 orang penumpang serta menjelajah melebihi 14 ribu kaki di atas permukaan laut, serta mampu mendarat di helipad kecil ataupun di lapangan terbang mini.Saya memasuki lambung helikopter diiringi suara menderu baling-baling di atas saya. Badan heli terdiri dari tiga bagian. Bagian depan bagi pilot dan ko-pilot, bagian tengah yang dapat memuat lima orang penumpang termasuk satu awak kabin dan bagian ekor yang masing-masih sisi memuat dua orang penumpang.Saya memasang sabuk pengaman serta helm yang telah dilengkapi dengan alat komunikasi. Pilot memberi pengumuman terbang dan tidak sampai semenit kemudian, kami telah berada di ketinggian! Belt Puma melintas dataran rendah Timika, menyusuri perbukitan di Taman Nasional Lorentz dan menanjak terbang keatas menuju dataran tinggi yang tersembunyi di balik lautan awan."Apa kendaraan ini bisa digunakan penduduk Papua dengan mudah, Pak?" saya bertanya kepada Pak Ramdhani, guide kami dari PT Freeport Indonesia. Ia menjawab, masyarakat yang membutuhkan transportasi bisa menggunakan helikopter ini."Biasanya untuk evakuasi keluarga mereka yang sakit atau anak sekolah yang pulang berlibur di kampung halamannya," katanya.Selain helikopter ini, untuk menjangkau daerah pedalaman dan pegunungan terdapat juga pesawat perintis yang disubsidi pemerintah. Masyarakat Papua cukup membayar Rp 125 ribu untuk sekali terbang.Tidak lama terbang, si taksi kuning mendarat di Lapangan Udara Mulu. Sebuah lapangan terbang kecil yang terletak di pedalaman hutan Papua. Sesaat setelah mendarat, mata saya langsung tertuju pada gugusan gunung hitam legam berhias garis-garis putih bercahaya di puncaknya. Pegunungan Sudirman dengan salju abadi di puncak Carstenz Pyramid memagar daerah sekitar lapangan terbang ini!Di sisi yang bersebelahan, permadani hijau hutan hujan Papua seakan tanpa batas. Sungguh, inilah lapangan terbang terindah yang pernah saya jejaki! Tuhan sepertinya meluangkan waktu lebih lama untuk melukis Papua, menyapukan kuas kehidupan dan memberinya beraneka macam warna. Sayang saya tidak meluangkan waktu lama di bandara yang di masa depan akan menjadi pintu masuk bagi para pendaki ke Pegunungan Sudirman ini. Karena 'taksi' kami akan terbang lagi, melintas cakrawala menuju tujuan berikutnya. Ke atap dunia, Carstenz Pyramid!Dream Destination Papua adalah program yang diselenggarakan oleh detikTravel, myTrans dan PT Freeport Indonesia. Selama 12 hari, 3 pemenang yaitu Keken, Anisa dan Husni akan menjelajah Papua dari Timika, Merauke, sampai Jayapura. Simak terus perjalanan mereka di situs perjalanan kesayangan Anda, detikTravel.
Komentar Terbanyak
Ada Gerbong Khusus Merokok di Kereta, Kamu Setuju?
Cerita Tiara Andini Menolak Tukar Kursi sama 'Menteri' di Pesawat Garuda
Terpopuler: Dedi Mulyadi Terancam Dicopot, Ini Penjelasan DPRD Jabar