Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani

Yuk ceritain perjalananmu dan bagikan foto menariknya di sini!
bg-escape

Dream Destination Papua

Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani

Keken_Hamzah - detikTravel
Senin, 10 Des 2012 14:35 WIB
loading...
Keken_Hamzah
Perahu yang saya naiki bersama Annisa dan Husni mengarungi Sungai Wania di Desa Kaugapu, Timika (foto:Keken/detikTravel)
Anak-anak di Kaugapu sudah pintar mendayung perahu sejak kecil. Mereka tidak takut akan buaya yang tinggal di sungai Wania (foto:Keken/detikTravel)
Pak George, sang pendayung perahu kami hari itu (foto:Keken/detikTravel)
Konon, di danau Sentani ini banyak terdapat buaya (foto:Keken/detikTravel)
Air yang cukup tenang dan dalam menjadi tempat favorit buaya di Danau Sentani (foto:Keken/detikTravel)
Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani
Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani
Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani
Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani
Gagal Bertemu Buaya Penunggu Danau Sentani
Jakarta - Buaya identik dengan Papua. Beberapa sungai dan danau besar seperti Sungai Wania, Timika dan Danau Sentani dikabarkan menjadi habitat hewan ganas ini. Namun, sedih rasanya saat tidak bisa bertemu dengan mereka di sana.Saat mengunjungi suku Kamoro di Desa Kaugapu, Kota Timika, saya dan teman-teman Dream Destination Papua berkesempatan untuk menyusuri sungai Wania dengan menggunakan perahu dayung. Pak George adalah pendayung kami saat itu.Air sungai itu tidak berarus, namun perahu yang kami naiki tetap saja sulit tenang. Selalu bergoyang setiap kali Pak George mengayuhkan dayung. Saya dan tiga rekan yang lain ketakutan dibuatnya. Tapi, Husni yang duduk di bagian paling belakang justru membuat usil dengan menggoyang-goyangkan perahu lebih kencang."Mas Husni, mbok jangan digoyang-goyang toh! Nanti kita jatuh dimakan buaya iki loh," ujar Anissa dengan logat Jawanya yang kental.Saya pun penasaran, apakah benar ada buaya yang bermukim di sungai ini? Mendengar kata buaya, Pak George pun menyahut dan mulai bercerita kepada kami. "Iya, disini ada buaya. Tapi buayanya baik, tidak pernah gigit manusia. Cuma jarang kelihatan," Ujar Pak George sambil tetap mengayuh dayung.Saya pun memperhatikan air Sungai Wania dengan seksama. Air itu terlihat dalam dan berwarna kecoklatan. Tanpa sadar saya memasukkan tangan kanan ke dalamnya, dingin dan segar bukan main.Saya tersentak saat punggung tangan menyentuh sesuatu yang keras. "Apa itu buaya Sungai Wania?," pikir saya dalam hati. Ternyata, hanya sebuah kayu kecil yang mengambang terbawa air. Saya pun gagal bertemu dengan buaya Sungai Wania.Selain di Sungai Wania, kabarnya banyak buaya yang bermukim di Danau Sentani, Jayapura. Ketika berkunjung kesana, saya sempat merasa ngeri karena perairan danau ini luas sekali. Kalaupun ada buaya yang tinggal disana, tidak mungkin hanya satu. Bisa puluhan bahkan ratusan buaya. Meski takut, di dalam hati saya ingin sekali bertemu dengan salah satu dari mereka.Gayung pun bersambut. Ketika berkunjung ke Kampung Asei Besar, kami bertemu dengan Bapak Corry Ahee, kepala kampung disana. Ia bercerita bahwa memang banyak buaya di sekitar Danau Sentani."Disini memang banyak buaya. Biasanya yang memanggil Raja Asei. Biasanya kalau ada orang jahat yang mau buat masalah disini, buaya itu yang turun tangan untuk menyelesaikan," ujar Pak Corry.Seketika keinginan saya bertemu sang buaya Danau Sentani hilang, karena ternyata mereka bukanlah binatang sembarangan. Buaya di sini adalah wujud fakta sekaligus legenda. Sedih memang, sudah jauh-jauh ke Papua namun tidak bisa bertemu dengan buaya. Tapi demi keselamatan, mungkin lebih baik tidak bertemu kan?
Hide Ads